PHBM, persiapan pembuatan tanaman, pengertian perjanjian kerjasama dan penjelasan perjanjian tanaman dengan PT KIFC. Peserta sebanyak 88 orang,
serta dihadiri juga oleh AsperKBKPH Teluk Jambe, KRPH Kutapohaci, Fasilitator PHBM, Mandor PHBM, Mandor Tanam serta Pengurus dan
Anggota LMDH Mulyajaya. 2.
Tanggal 16 Januari 2010 bertempat di Sekretariat LMDH Bukit Alam, Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang dengan jumlah peserta
sebanyak 78 orang dan dihadiri oleh KSS PHBM, AsperKBKPH Teluk Jambe, KRPH Kutapohaci, Fasilitator PHBM, Mandor PHBM, Mandor Tanam serta
Pengurus dan Anggota LMDH Bukit Alam. Pertemuan membahas tentang teknis pelaksanaan pembuatan tanaman dan Rencana Strategis LMDH Bukit
Alam. 3.
Tanggal 13 Februari 2010 bertempat di Sekretariat LMDH Bukit Alam, Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Peserta sebanyak 96
orang dan dihadiri oleh KSS PHBM, AsperKBKPH Teluk Jambe, KRPH Kutapohaci, Fasilitator PHBM, Mandor PHBM, Mandor Tanam serta Pengurus
dan Anggota LMDH Bukit Alam dan Bukit Gumilang. Materi yang dibahas diantaranya realisasi pelaksanaan tanaman dan persiapan pelaksanaan
monitoring tanaman serta rencana persiapan pemeliharaan. Selanjutnya dalam persiapan sosial dilakukan pembuatan perjanjian
kerjasama PKS. Kerjasama antara Perum Perhutani dan PT KIFC dengan LMDH dituangkan dalam perjanjian kerjasama tersendiri, dalam hal ini PT KIFC
diwakili oleh Perum Perhutani. PKS Dibuat dengan tiga LMDH yang ada di RPH Kutapohaci, yakni LMDH Mulyajaya, LMDH Bukit Alam, dan LMDH Bukit
Gumilang. Dalam PKS tersebut Perum Perhutani dan PT KIFC diwakili oleh AdministraturKKPH Purwakarta, sedangkan LMDH diwakili oleh Ketua LMDH
masing-masing.
5.2.3 Persemaian
Pembuatan persemaian mulai dari persiapan lapangan sampai bibit siap diangkut dilaksanakan selama 6 enam bulan, dimulai pada bulan Juli - Desember
2009. Untuk mencapai target kebutuhan bibit sebanyak 1.017.712 Plc Plances, dibutuhkan benih sebanyak 702,31 Kg yang terdiri dari 667,26 Kg benih Mindi
Melia azedarach dan 35,05 Kg benih Sengon Paraserianthes falcataria. Persemaian berlokasi di Blok Parakan Terus, Desa Kutapohaci, Kecamatan
Ciampel, Kabupaten Karawang seluas 1,25 Ha. Lokasi persemaian tidak berdekatan dengan lokasi penanaman karena mempertimbangakan sumber air.
Lokasi penanaman jauh dari sumber air dan volume air yang dibutuhkan tidak tersedia sepanjang musim.
Tabel 12 Rencana dan realisasi pembuatan persemaian kerjasama tanaman tahun 2009
No. Jenis
Rencana Plc Realisasi Plc
Persentase 1
2 Pokok
- Mindi
- Sengon
Pengisi -
Mindi -
Sengon 617.977
191.187 617.977
191.187 100
100 809.164
809.164 100
49.275 159.273
49.275 159.273
100 100
208.548 208.548
100 Jumlah
1.017.712 1.017.712
100
Sumber: RPH Kutapohaci, BKPH Teluk jambe, KPH Purwakarta, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten
Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang memiliki tinggi minimal 30 cm, berkayu, segar, sehat serta tidak terserang hama penyakit. Selain bibit yang
ditanam sesuai kebutuhan, disiapkan pula bibit untuk sulaman tahun berjalan sebanyak 10.
5.2.4 Penanaman
Teknik pengembangan tanaman yang diterapkan dalam kerjasama tanaman ini adalah teknik Silvikultur Intensif Silin, yaitu kegiatan pembuatan tanaman
dengan melaksanakan panca usaha kehutanan yang meliputi penggunaan bibit unggul, pengolahan lahan, pemupukan, pemeliharaan dan perlindungan. Sebagai
perwujudan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM juga dilakukan budidaya tumpang sari oleh masyarakat. Tumpang sari adalah sistem pembuatan
tanaman hutan yang dikerjakan bersama-sama dengan penanaman tanaman pertanian.
Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan persiapan lapangan yang meliputi kegiatan pembersihan lapangan, pembuatan jalan pemeriksaan,
pembuatan gubuk kerja, pembuatan dan pemasangan plang tanaman, pembuatan dan pemasangan ajir serta pembuatan lubang tanan. Pembersihan lapangan
dilakukan dengan membabad bersih semak belukar, perdu dan pohon-pohon sisa agar bebas dari sisa-sisa akartunggak dan memudahkan dalam penanaman. Jalan
pemeriksaan dibuat sepanjang 0,7 hmha. Ajir dibuat dari bambu setinggi 0,8 m, ajir untuk tanaman pokok berwarna putih, sedangkan untuk tanaman sela
berwarna hijau. Lubang tanam dibuat dengan ukuran panjang x lebar x dalam 40 x 40 x 40 cm dengan penampang lubang bagian bawah berukuran 30 x 30 cm.
Persiapan lapangan dilaksanakan pada bulan Juli - November 2009, kecuali pembuatan lubang tanam dilaksanakan sampai dengan bulan Februari 2010
disebabkan kendala non-teknis berupa hujan yang terus-menerus. Kegiatan penanaman dimulai pada bulan November 2009 sampai dengan
bulan Februari 2010. Penanaman di lokasi Kerjasama Tanaman Tahun 2009 tidak dapat diselesaikan pada akhir tahun 2009 karena terhambat oleh masalah non-
teknis yaitu cuaca hujan yang menyebabkan jalan tanah yang tidak diperkeras menjadi becek sehingga menghambat kegiatan pengangkutan bibit. Tenaga kerja
dalam kegiatan penanaman sebagian besar bukan masyarakat setempat, hal ini dikarenakan masyarakat setempat mempunyai kegiatan yang tidak dapat
ditinggalkan dan keterampilan mereka dirasa masih kurang. Upah penanaman menggunakan sistem upah harian, yaitu sebesar Rp 30.000,-hari dan dibayarkan
satu minggu setelah kerja, yaitu setiap hari Jumat. Pola tanam menggunakan jarak tanam 3 x 3 m dengan komposisi tanaman
pokok 80 dan tanaman pengisi 20 pada setiap larikan kelima, hal ini bertujuan untuk menghindari dampak negatif dari tanaman monokultur. Arah larikan
disesuaikan dengan kontur, sedangkan untuk lahan yang datar larikannya dibuat dengan arah Timur
– Barat. Pada saat penanaman tanaman diberi pupuk dasar menggunakan pupuk kandang yang telah dicampur dengan top soil bekas galian
yang telah diremahkan. Setiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 3 kg. Pemukiman masyarakat yang termasuk dalam petak lokasi kerjasama
terdapat dalam petak 19, 22, 24 dan 25. Desa Kutanegara masuk dalam petak 19,
22 dan 24, sedangkan Desa Mulyasejati masuk dalam petak 25. Berdasarkan data pemukim di RPH Kutapohaci diketahui bahwa jumlah pemukim di petak 19, 22
dan 24 lebih banyak dibandingkan jumlah pemukim di petak 25. Kepadatan populasi pemukim berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan tanaman
kerjasama. Selain itu dengan semakin banyaknya jumlah bangunan baik berupa gubuk, semi permanen maupun permanen menyebabkan terbatasnya lahan untuk
lokasi penanaman. Peningkatan jumlah pemukim di dalam kawasan juga mengakibatkan tingkat mobilisasi meningkat sehingga keterbukaan wilayah
berupa jalan semakin tinggi.
Gambar 2 Kondisi tegakan tanaman kerjasama di Desa Kutanegara. Pertumbuhan tanaman di Desa Kutanegara lebih lambat karena tanaman
Mindi dan Sengon harus bersaing dengan banyak jenis tanaman tumpang sari milik masyarakat. Kondisi tanaman di Desa Mulyasejati lebih baik dibandingkan
tanaman di Desa Kutanegara seperti dapat dilihat dan dibandingkan pada Gambar 2 dan 3. Hal ini selain karena masyarakat yang bermukim di dalam kawasan lebih
sedikit juga karena tidak terdapat banyak tanaman tumpang sari. Dulu masyarakat di Desa Mulyasejati menanam padi di lahan garapannya, tetapi setelah ada
kerjasama, mayoritas masyarakat hanya mengusahakan pisang sebagai tanaman tumpang sari. Di petak 25, 26 dan 27 hanya terdapat beberapa bangunan berupa
gubukpondok tempat petani beristirahat. Petani di Desa Mulyasejati mayoritas hanya datang ke lahan mereka pada siang hari dan itupun tidak dilakukan setiap
hari.
Gambar 3 Kondisi tegakan tanaman kerjasama di Desa Mulyasejati.
5.2.5 Pemeliharaan