2.4 Pemasaran
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi terpendek dari
pemasaran adalah memenuhi kebutuhan manusia secara menguntungkan Kotler et al. 2009. Pemasaran adalah suatu sistema keseluruhan dari kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial Fuad et al. 2005. Pemasaran atau marketing merupakan semua kegiatan yang bertujuan
untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Defenisi
tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa, sebab kegiatan sebelum dan sesudahnya juga
merupakan suatu kegiatan pemasaran. Pemasaran pada prinsipnya merupakan aliran barang dari produsen ke
konsumen dan aliran pemasarn ini terjadi karena adanya lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran ini sangat tergantung dari sistema pemasaran yang
berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Oleh karena itu kita mengenal saluran pemasaran marketing chanel. Lembaga pemasaran memegang
peranan penting dan juga menentukan dalam saluran pemasaran Soekartiwi 1989. Dalam pemasaran barangjasa dibutuhkan suatu sistema pemasaran yang
efisien. Sistem pemasaran dikatakan efisien apabila memenuhi dua syarat Mubyarto 1989 yaitu: 1 sampainya barang ke konsumen dengan harga
serendah-rendahnya; dan 2 adanya pembagian keuntungan yang adil terhadap setiap pelaku pasar. Efisisensi pemasaran juga ditentukan oleh struktur pasar.
Untuk mengetahui struktur pasar tersebut harus dilakukan pengamatan tentang organisasi pasar. Pada dasarnya organisasi pasar secara umum dapat
dikelompokkan ke dalam tiga komponen sebagai berikut: a. Struktur pasar market structure, yaitu karakteristik yang menghubungkan
antara para penjual satu sama lain, para penjual dan pembeli, serta hubungan antara para penjual di pasar dengan para penjual potensial yang akan masuk ke
pasar. Unsur-unsurnya adalah tingkat konsentrasi, diferesiansi produk, dan rintangan masuk pasar Pindyck Rubinfeld 2008.
b. Perilaku pasar market conduct merupakan pola tingkah laku dari lembaga pemasaran dan hubungannya dengan sistema pembentukan harga dan praktek
transaksi penjualan dan pembelian baik secara horizontal maupun vertikal. c. Keragaan pasar market performance yaitu bagaimana pengaruh struktur
pasar dan perilaku pasar yang berkenaan dengan harga, biaya dan volume produksi. Ketiga komponen tersebut di atas merupakan konsep yang dipakai
sebagai dasar untuk análisis suatu pasar.
2.5 Kelembagaan
Kelembagaan sesungguhnya bukanlah merupakan kata yang asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun dalam mendefenisikan kelembagaan dalam
kehidupan nyata amat sulit, bahkan terkadang rancu dengan istilah organisasi. Tidak dipungkiri bahwa organisasi merupakan bagian dari kelembagaan, namun
kelembagaan tidak semata-mata organisasi. Kelembagaan merupakan suatu sistem yang kompleks, rumit, abstrak yang mencakup ideologi, hukum, adat istiadat,
aturan, kebiasaan yang tidak terlepas dari lingkungan Nugroho 2003. Kelembagaan juga merupakan inovasi manusia untuk mengatur atau mengontrol
interdependensi antar manusia terhadap sesuatu kondisi atau situasi melalui inovasi dalam hak pemilikan, aturan representasi atau batas yurisdiksi dari
masing-masing pihak Lane 2003. Sebagai organisasi, kelembagaan diartikan sebagai wujud konkrit yang
membungkus aturan main tersebut seperti organisasi pemerintah, bank, koperasi, pendidikan dan sebagainya. Batasan tersebut menunjukkan bahwa organisasi
dapat dipandang sebagai perangkat keras dari kelembagaan, sedangkan aturan main merupakan perangkat lunaknya. Karena itu, masih banyak hal yang perlu
dipelajari untuk membangun kelembagaan secara utuh, termasuk mengidentifikasi kemitraan yang terjadi, kontrak yang melandasi kemitraan, principal – agents
relationship, property rights, collectibve action dan lain-lain Ostrom et al.1993.
2.5 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti 2006 analisis SWOT merupakan satu cara untuk mengidentifikasi faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Treats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikina perencanaan strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada. Hal ini disebut analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
analisis SWOT. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal peluang opportunities dan ancaman thretas dengan faktor internal kekuatan Strength dan kelemahan weaknesses.
Rangkuti 2006 mengatakan bahwa kinerja suatu usaha dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Hal ini untuk membandingkan antara
perbandingan kekuatan dan kelemahan yang diwakili garis horisontal dengan perbandingan peluang dan ancaman yang diwakili garis vertikal. Pada diagram
tersebut peluaang dan kekuatan diberi tanda positif, sedangkan kelemahan dan ancaman diberi tanda negatif. Dengan menempatkan selisih nilai S kekuatan –
W kelemahan pada sumbu x, dan menempatkan selish antara O peluang – T ancaman pada sumbu y, maka ordinat x,y akan menempati salah satu sel dari
diagram SWOT. Letak nilai S – W dan O – T dalam diagram SWOT akan menemukan arah strategi yang akan ditempuh oleh suatu bentuk usaha seperti
hutan rakyat. Secara diagramatis análisis SWOT tersebut seperti pada Gambar 2 di bawah ini.
1. Mendukung 3. Mendukung
Strategi strategi
turnaround agresif
2. Mendukung 4. Mendukung
Strategi strategi
divensif diversifikasi
Gambar 2 Diagram SWOT Rangkuti 2006.
PELUANG
KELEMAHAN
ANCAMAN KEKUATAN