Letak dan Luas Wilayah Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Tabel 11 Luas kawasan hutan dan peruntukannya di Kabupaten Donggala No Fungsi hutan Luas Hektar ha Persen A 1 2 B 3 4 5 Kawasan Lindung Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian Alam Hutan Lindung Kawasan Budidaya Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi 133.104.15 215.807.18 277.844.87 13.150.27 24.794.48 12.97 21.03 27.07 1.27 2.42 6 Non Kawasan HutanAPL 361.631.05 35.24 Total 1.026.332.00 100 Sumber: Dinas Provinsi Sulawesi Tengah, 2010. Pemanafaatan lahan masyarakat di Kabupaten Donggala didominasi oleh kebun tegal, pekarangan dan sawah. Luas hutan hakrakyat yang terdapat di Donggala sekitar 103.281 ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Donggala 2010. Hutan rakyathak di Donggala dibedakan dalam 2 dua bentuk, yaitu: 1 hutan rakyathak yang tumbuh secara alami di atas lahan milik, dan 2 hutan rakyathak yang ditanam oleh masyarakat di lahan milik. Hutan rakyat yang ditanam di lahan milik pengembangannya dilakukan secara swadaya dan melalui kegiatan gerhan. Asal-usul hutan rakyathak dan luasannya masing-masing seperti ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12 Luas hutan rakyathak berdasarkan asal-asulnya No Asal-usul hutan rakyat Luasan Hektar Ha Persentase 1 2 3 Tumbuh secara alami Hutan rakyat swadaya Hutan rakyat gerhan 100.000 56 3.225 96.82 0.05 3.12 Total 103.281 100 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Donggala diolah, 2010. Tabel 12 menunjukkan bahwa luas hutan rakyathak yang tumbuh secara alami di atas lahan masyarakat lebih luas, bila dibanding dengan luas hutan rakyat hasil budidaya secara swadaya oleh masyarakat, dan luas hutan rakyat hasil program Gerhan oleh pemerintah. Hutan rakyat yang tumbuh secara alami pada lahan milik masyarakat terdapat pada Kawasan Budidaya Non Kehutanan KBNK atau APL Areal Penggunaan Lain yang telah dibebani alas titel berupa Surat Keterangan Pemilikan Tanah SKPT yang dikeluarkan oleh Camat setempat. Berdasarkan asal-usul terbentuknya hutan rakyat sebagaimana yang terdapat pada Tabel 12 di atas maka vegetasi berkayu yang tumbuh di atas lahan milik masyarakatpun berbeda-beda. Pada areal hutan rakyat yang struktur tegakannya tumbuh secara alami umumnya dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok jenis meranti dan kelompok rimba campuran. Pengelompokan kayu yang tumbuh secara alami di atas lahan milik masyarakat didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 163Menhut- II2005, tanggal 26 Mei 2003. Maksud pengelompokan jenis tersebut untuk mempermudah dalam pengenaan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH dan Dana Reboisasi DR yang tujuannya adalah untuk mengamankan hak-hak negara atas hasil hutan. Hutan rakyat yang tumbuh secara alami di lahan masyarakat seperti pada Gambar 3. Gambar 3 Hutan rakyathak yang tumbuh secara alami di lahan masyarakat Lahan masyarakat yang ditanami pohon-pohon umumnya letaknya terpisah-pisah dengan luasan yang bervariasi. Jenis-jenis pohon yang ditanam oleh masyarakat baik secara swadaya maupun melalui kegiatan gerhan, yaitu jati, sengon, gmelina, durian dan ebony. Jenis-jenis tersebut ada yang ditanam pada suatu lokasi bersamaan dengan jenis-jenis tanaman pertanian agroforestry dan ada juga yang ditanam secara monokultur, yaitu jenis jati. Di samping itu, pada lahan masyarakat yang ditumbuhi jenis-jenis pohon secara alami umumnya berupa lahan perkebuanan coklat. Jenis-jenis pohon yang tumbuh secara alami di atas lahan milik masyarakat seperti ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13 Jenis pohon yang tumbuh secara alami di lahan milik petani No Jenis Pohon Nama Perdagangan Nama Ilmiah 1 Meranti Shorea spp 2 Nyatoh Palaquium spp 3 Palapi Heritiera spp 4 Mangga Hutan Mangifera sp 5 Tabang Litsea sibayanensis 6 Kedondong Hutan Spondias sp 7 Durian Durio carinatus 8 Bayur Pterospermum sp 9 Dara-dara Eugenia sp 10 Lita-Lita Koordersiodenron pinnatum 11 Tapi-tapi Melia Koetjape 12 Andolia Cananga odorata 13 Kume Planconela mollucana 14 Lengaru Alstonia scholaris 15 Ketapang Hutan Terminalia spp 16 Unga-unga Podocarpus sp 17 Binuang Octomeles sp 18 Siuri Solenocarpus philipinensis Sumber: BP2HP XIV Palu diolah, 2010. Tabel 16 menunjukkan bahwa pada lahan milik masyarakat terdapat 18 jenis kayu yang tumbuh secara alami. Tegakan yang tumbuh pada lahan masyarakat meliputi 4 jenis dari kelompok meranti 18.8 dan 14 jenis lainnya dari kelompok rimba campuran 81.82. Hal ini berarti tegakan yang tumbuh secara alami pada lahan milik masyarakat umumnya didominasi oleh jenis-jenis rimba campuran.

4.7 Kondisi Industri Pengolahan Kayu

Industri Pengolahan Hasil Hutan Kayu IPHHK yang saat ini terdaftar di Kabupaten Donggala berjumlah 15 unit. Berdasakan kapasitas terpasang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu industri dengan kapasitas 2000 m 3 sd 6000 m 3 industri menengah ke atas sebanyak 2 unit dan industri dengan kapasitas 2000 m 3 industri menengah ke bawah sebanyak 13 unit. Jumlah, jenis, dan kapasitas terpasang dari masing – masing industri kayu seperti ditunjukkan pada Tabel 14.