disesuaikan dengan keinginan masyarakat dan kebijakan pemerintah setempat, misalnya melalui peraturan dan keputusan kepala pemerintahan setempat.
3.4 Definisi Operasional
Pada suatu proses penelitian di lapangan, umumnya konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang lebih operasional berupa variabel,
biasanya belum sepenuhnya dapat diukur. Karena itu diperlukan suatu definisi operasional yang merupakan suatu unsur penelitian untuk memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel Efendi 1989. Dengan demikian definisi operasional merupakan petunjuk operasional dalam melakukan penelitian
di lapangan, yang memberitahu bagaimana cara mengukur variabel-variabel yang telah ditentukan. Definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang
amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Karena itu pada Tabel 6 diuraikan tentang variabel, definisi operasional,
parameter pengukuran dan keterangan yang menjadi fokus perhatian pada penelitian ini.
Tabel 6 Variabel, definisi operasional, parameter pengukuran, dan keterangan
penilaian pada aspek produksi, aspek pemasaran, aspek pengolahan, dan aspek kelembagaan
Variabel Definisi Operasional
Parameter Pengukuran
Keterangan Penilaian
1. Sub Sistem Produksi
Struktur tegakan Jumlah dan jenis pohon
yang tumbuh di atas lahan responden
400 pohon 400-800 pohon
800 pohon 1 Rendah
2 Sedang 3 Tinggi
Potensi tegakan Upaya pengemb.
Hutan rakyat Perkiraan potensi pohon
berdiri yang dinyatakan dalam satuan meter kubik
m³ha Pemanfaatan lahan yang
ada untuk penanaman jenis tertentu yang sesuai
dengan agroklimat wilayah setempat
0.10 m³ha. 0.10-0.20 m³ha.
0.20 m³ha.
51000 ha
51000-10200 ha
10200 ha 1 Rendah
2 Sedang 3 Tinggi
1 Rendah 2 Sedang
3 Tinggi
2. Sub Sistem Pemasaran
Pola pemasaran Bentuk saluran pemasaran
kayu rakyat dari petani 1 pola
2 pola 1Efisien
2Kurang
sampai konsumen akhir 3 pola
efisien 3Tidak
efisien Struktur pasar
Kekuatan penawar dan pembeli dalam pasar kayu
hutan rakyat yang mempengaruhi harga pasar
2 orang 2-5 orang
5 orang 1Monopsoni
atau 2Oligopsoni
Perilaku pasar Perilaku yang dianut petani
dalam adaptasi atau penyesuaian terhadap harga
pasar 12 orang
10-24 orang 24 orang
1Kurang efisien
2Cukup efisien
3Efisien
3. Sub Sistem Pengolahan
Industri kayu Jumlah industri yang
menerima bahan baku kayu bulat dari hutan rakyat
untuk diolah menjadi barang jadi atau setengah
jadi 2 buah
2-4 buah 4 buah
1 Kurang 2 Sedang
3 Banyak
Tingkat persediaan bahan kaku
Jumlah volume bahan baku kayu rakyat yang dapat
dibeli oleh industri kayu per bulan
580 m³ 580-1160 m³
1160 m³ 1 Kurang
2 Sedang 3 Banyak
Produk dan Konsumen
Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan untuk
dijual m³bulan 3000 m³
3000-6000 m³ 6000 m³
1 Kurang 2 Sedang
3 Banyak
4. Sub Sistem Kelembagaan
Lembaga pengurusan sumberdaya
Adatidaknya lembaga pengurusan hutan rakyat
dan bagaimana perannya dalam memajukan hutan
rakyat Ada
Belum 1 Efektif
2 Tidak efektif
Lembaga Usaha Adatidaknya lembaga
usaha yang dapat memberikan bantuan modal
kepada petani Ada
Belum 1 Efektif
2 Tidak efektif
Peran pemerintah Peran pemerintah
khususnya dalam pengembangan hutan rakyat
Aktif Pasif
1 Efektif 2 Tidak
efektif
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas Wilayah
Kabupaten Donggala memiliki wilayah seluas 10.471.71 km² dan secara administratif memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Toli-Toli dan Kabupaten Sigi;
b. Sebelah Selatan : Provinsi Sulawesi Barat; c. Sebeleah Timur : Kabupaten Parigi Moutong;
d. Sebelah Barat : Selat Makassar;
Kabupaten Donggala memiliki iklim tropis, dengan ketinggian wilayah berkisar 0 m dpl sampai dengan 750 m dpl. Kelembaban udara rata-rata sekitar
78, curah hujan bulanan berkisar antara 29 mm sampai dengan 456 mm dengan temperatur minimum 22.3
˚c dan maksimum 35.1˚c BPS Kabupaten Donggala 2009.
Topografi wilayah Kabupaten Donggala di bagian barat tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya
berupa tumbuhan palmae, jenis api-apian dan bakau. Makin ke bagian utara merupakan daerah dataran rendah. Lebih ke dalam wilayah daerahnya semakin
bergunung-gunung.
4.2 Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2009, jumlah penduduk pada Kabupaten Donggala sekitar 483.066 jiwa yang terdiri atas laki-
laki sebanyak 241.280 jiwa dan perempuan sebanyak 241.786 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk sebesar 46 jiwakm². Pada umumnya masyarakat di
Kabupaten Donggala telah mengenyam pendidikan di bangku sekolah mulai dari Sekolah Dasar SD hingga Perguruan Tinggi PT dengan tingkat pendidikan
tertinggi pada level Strata 2 S2. Sesuai dengan data dari BPS Kabupaten Donggala 2009, tingkat pendidikan masyarakat dengan persentase tertinggi,
yaitu SD 31.40 dan terendah S1 dan S2 4.7. Selanjutnya komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Donggala seperti pada
Tabel 7.