Aksesibilitas GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ada juga yang ditanam secara monokultur, yaitu jenis jati. Di samping itu, pada lahan masyarakat yang ditumbuhi jenis-jenis pohon secara alami umumnya berupa lahan perkebuanan coklat. Jenis-jenis pohon yang tumbuh secara alami di atas lahan milik masyarakat seperti ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13 Jenis pohon yang tumbuh secara alami di lahan milik petani No Jenis Pohon Nama Perdagangan Nama Ilmiah 1 Meranti Shorea spp 2 Nyatoh Palaquium spp 3 Palapi Heritiera spp 4 Mangga Hutan Mangifera sp 5 Tabang Litsea sibayanensis 6 Kedondong Hutan Spondias sp 7 Durian Durio carinatus 8 Bayur Pterospermum sp 9 Dara-dara Eugenia sp 10 Lita-Lita Koordersiodenron pinnatum 11 Tapi-tapi Melia Koetjape 12 Andolia Cananga odorata 13 Kume Planconela mollucana 14 Lengaru Alstonia scholaris 15 Ketapang Hutan Terminalia spp 16 Unga-unga Podocarpus sp 17 Binuang Octomeles sp 18 Siuri Solenocarpus philipinensis Sumber: BP2HP XIV Palu diolah, 2010. Tabel 16 menunjukkan bahwa pada lahan milik masyarakat terdapat 18 jenis kayu yang tumbuh secara alami. Tegakan yang tumbuh pada lahan masyarakat meliputi 4 jenis dari kelompok meranti 18.8 dan 14 jenis lainnya dari kelompok rimba campuran 81.82. Hal ini berarti tegakan yang tumbuh secara alami pada lahan milik masyarakat umumnya didominasi oleh jenis-jenis rimba campuran.

4.7 Kondisi Industri Pengolahan Kayu

Industri Pengolahan Hasil Hutan Kayu IPHHK yang saat ini terdaftar di Kabupaten Donggala berjumlah 15 unit. Berdasakan kapasitas terpasang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu industri dengan kapasitas 2000 m 3 sd 6000 m 3 industri menengah ke atas sebanyak 2 unit dan industri dengan kapasitas 2000 m 3 industri menengah ke bawah sebanyak 13 unit. Jumlah, jenis, dan kapasitas terpasang dari masing – masing industri kayu seperti ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 14 Nama industri, jenis, dan kapasitas terpasang No Nama Perusahaan Jenis dan Kapasitas Izin m³ Kayu Gergajian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 PT. Laju Lancar Lestari UD. Mandiri CV. Sojol Jaya CV. Al-Munawarah CV. Indosul Harmoni CV. Celindo Cemerlang CV. Kaili Tovea Indah CV. Cahaya Taviora CV. Bahtera Abadi UD. Pratama Lestari CV. Cahaya Arti CV. Sabar Jaya Sentosa CV. Bakti Jaya Utama PT. Tatehe Nusa Jaya UD. Mardiana 2.200 6.000 1.000 1.500 1.500 1.500 1.000 500 1.000 900 1.000 1.000 1.000 1.300 1.500 Jumlah Total 21.600.00 Sumber: BP2HP XIV Palu, 2010. Tabel 14 menunjukkan bahwa IPHHK dengan kapasitas terpasang 2000 m 3 sd 6000 m 3 sebesar 13.3 dan kapasitas 2000 m 3 sebesar 86.7. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Donggala jumlah industri kecil lebih banyak dibandingkan dengan industri menengah ke atas. Berdasarkan total kapasitas terpasang yang ada, maka setiap tahun IPHHK membutuhkan pasokan bahan baku kayu sebesar 43.200.00 m 3 Berdasarkan Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri RPBBI, pasokan bahan baku industri pengolahan kayu di Kabupaten Donggala pada tahun 2009 dari Hutan Alam sebanyak 920 m tahun, dengan asumsi rendemen kayu sebesar 50. 3 tahun. Selanjutnya pasokan kayu dari hutan rakyathak sebanyak 10.725.26 m 3 tahun Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah 2010. Jadi Total pasokan bahan baku sebesar 11.645.26 m 3 tahun. Sementara total kebutuhan bahan baku mencapai 43.200.00 m 3 tahun. Dengan demikian masih terdapat kesenjangan bahan baku kayu sebesar 31.554.74 m 3 Karena itu untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya industri kayu yang masih beroperasi melakukan pengurangan pemenuhan bahan baku sesuai target produksi yang direncanakan dalam RPBBI. Di samping itu, untuk tetap beroperasi tahun.