Masyarakat memahami bahwa kegiatan pengembangan hutan rakyat sangat positif dan harus terus dilanjutkan. Keberadaan hutan rakyat dapat
mencegah banjir dan erosi tanah serta sebagai penyangga sistem kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat. Karena itu keberadaannya harus dipertahankan
secara optimal untuk menjaga daya dukungnya carring capacity secara lestari. Dengan demikian diharapkan masyarakat benar-benar sadar bahwa
mengembangkan hutan rakyat bukan semata-mata mengejar keuntungan secara ekonomis tetapi juga membawa misi ekologis, yaitu konservasi tanah dan air.
Atas pemahaman akan fungsi hutan rakyat secara holistik dan terpadu tersebut, maka masyarakat dapat merasa memiliki sense of belonging terhadap
keberadaan hutan rakyat.
e. Tersedianya Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah setiap orang yang terlibat dalam pengembangan hutan rakyat yang dijadikan sebagai responden. Salah satu
karakteristik internal individu seseorang adalah umur yang sangat dipengaruhi oleh fungsi biologis dan psikologis individu tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa struktur umur petanitenaga kerja yang terlibat dalam pengembangan hutan rakyat di daerah penelitian dan berkisar antara 16-65 tahun.
Tingkat umur responden seperti pada Gambar 12.
Gambar 12 Tingkat umur tenaga kerja pelaku usaha hutan rakyat
Hasil analisis pada Gambar 16 jika dikaitkan dengan tingkat produktivitas penduduk berdasarkan kategori umur seperti dikemukakan oleh Kamaludin 2003
maka responden yang termasuk ketegori usia sangat produktif 25-45 tahun persentasenya lebih tinggi kemudian disusul oleh produktif 46-60 tahun, non
produktif 24 tahun dan non produktif 60 tahun. Berdasarkan karakteristik usia tersebut, responden paling banyak adalah masyarakat yang termasuk dalam
kategori usia sangat produktif. Hal tersebut menjamin bahwa ketersediaan sumberdaya manusia yang dapat mendukung dan berpartisipasi dalam aktivitas
pembangunan dan pemanfataan sumberdaya khususnya pengembangan hutan rakyat cukup banyak. Faktor usia juga menentukan objektivitas seseorang dalam
memberikan pendapat maupun penentuan sikap dan pilihan terhadap pengembangan hutan rakyat.
Tersedianya tenaga kerja pada daerah penelitian diharapkan menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan guna pengembangan usaha kayu rakyat. Selain
itu, kultur dari masyarakat yang umumnya lebih memilih untuk bekerja di kampung sendiri dari pada ke kota kecuali untuk menuntut ilmu merupakan
kekuatan tersendiri yang dapat dimanfaatkan guna memaksimalkan potensi tenaga kerja yang ada. Dengan demikian, tersedianya tenaga kerja dalam jumlah dan usia
yang produktif diharapkan dapat menjadi daya gerak dalam percepatan pembangunan hutan rakyat ke depan.
f. Adanya Partisipasi Masyarakat
Partisipasi merupakan kunci sukses dalam mewujudkan pengembangan hutan rakyat dengan pendekatan pemberdayaan petani. Partisipasi yang dimaksud
dalam penelitian ini dikaji pada partisipasi masyarakat dilokasai penelitian dalam pelaksanaan kegiatan penanaman, pengamanan, dan partisipasi pada kegiatan
pelatihanpenyuluhan. Partisipasi masyarakat pada kegiatan pelatihanpenyuluhan seperti pada Gambar 13.