Belum Adanya Perda yang Bersifat Insentif

Selanjutnya total skor faktor eksternal - peluang adalah 3.325, faktor eksternal - ancaman 2.379. Sesuai dengan hasil perpaduan nilai-nilai skor internal dan eksternal tersebut di atas, diperoleh posisi strategi pengembangan hutan rakyat pada kuadran 1, yang merupakan strategi pertumbuhan dengan nilai koordinat sebesar 0.067; 0.936. Selengkapnya seperti pada Gambar 15. ` 0,9 0,6 0,3 0,1 -0,9 -0,6 -0,3 -0,1 0,0 0,1 0,3 0,6 0,9 -0,1 -0,3 -0,6 -0,9 Peluang O Hambatan T Kekuatan S Kelemahan W 0,67:0,936 Gambar 15 Diagram SWOT strategi pengembangan hutan rakyat. Diagram SWOT pada Gambar 15 menunjukkan bahwa hasil perpaduan antara variabel internal dan eksternal berada pada posisi kuadran 1. Hal ini berarti usaha kayu rakyat memiliki kekuatan dan peluang untuk dikembangkan. Karena itu menurut Rangkuti 2006, bahwa apabila titik perpaduan antara kedua variabel berada pada kuadran 1, maka harus diterapkan strategi SO Strength – Opportunities. Dengan demikian pengembangan hutan rakyat harus terus mengupayakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki petani dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada selengkapnya seperti pada Gambar 16. Kekuatan S Kelemahan W FAKTOR INTERNAL 1 Terdapat usaha pengembangan 1 Belum adanya kelembagaan hutan rakyat di tingkat petani 2 Dapat dimanfaatkan oleh 2 Kurangnya pengetahuan Masyarakat dan teknologi 3 Menambah pendapatan petani pengolahan KR 4 Dampak terhadap lingkungan 3 Ketergantungan terhadap 5 Tersedianya tenaga kerja Pedagang 6 Adanya partisipasi Masyarakat 4 Kesulitan memperoleh informasi pasar 5 Belum ada rencana pengelolaan HR di tingkat petani 6 Belum adanya penanaman Kembali FAKTOR EKSTERNAL 7 Jauhnya jarak tempuh ke lokasi pemanenan Peluang O STRATEGI SO STRATEGI WO 1 Adanya industri yang menerima 1 Membangun kemitraan antara 1 Membangun kelembagaan kayu rakyat. petani dan pihak industri kayu untuk mendorong usaha 2 Dukungan pemerintah lewat dalam usaha kayu rakyat KR agar lebih efisien kebijakan nasional S1,S2,S3,O1,02,O3,O4,O5,S4 W1,W3,W4,W5,O2,O3,O5 3 Peningkatan permintaan pasar S5,S6 2 Meningkatkan keterampilan kayu rakyat 2 Menciptakan iklim pemasaran petani lewat kursus 4 Adanya gap pemenuhan BB-HA yang kondusif O1,O2,O3,O4, dan diklat 5 Peningkatan harga dari tahun ke O5,S1,S2,S3,S5,S6 O2,W1,W2,W5,W6,W7 Tahun 3 Meningkatkan usaha KR yang didukung oleh kebijakan yang bersifat insentif O1,O3, O4,O5,S1,S2,S3,S5,S6 TantanganAncaman T STRATEGI ST STRATEGI WT 1 Rumitnya birokrasi untuk 1 Mendorong pertumbuhan 1 Melakukan penyuluhan mengurus izin dan usaha kayu rakyat dengan terkait budi daya 2 Adanya pungutan liar melakukan penyederhanaan tanaman dan teknik 3 Belum adanya Perda yang birokrasi S1,S2,S3,S4,S5,S6, pemanenan yang baik bersifat insentif S6,T1,T2,T4,T5 W2,W5,W6,W7,T6 4 Banyaknya broker kayu 2 Pelayanan yang maksimal 5 Tingginya biaya pengurusan izin dalam pengurusan izin 6 Meningkatnya permintaan kayu T1,T2,T5,W1,W2,W3,W5 Gambar 16 Analisis matrik SWOT. Hasil perpaduan dari matriks SWOT seperti pada Gambar 16 menghasilkan strategi-strategi yang harus diterapkan. Selanjutnya strategi- strategi tersebut diurutkan menurut rangking berdasarkan jumlah skor unsur-