62
3.2.7  Penyiapan Bentonit yang Diaktivasi Asam
Teknik  yang  digunakan  untuk  aktivasi  bentonit  adalah  teknik  impregnasi. Bentonit  diimpregnasi    dalam    HCl  5,3  M  atau  H
2
SO
4
40wt    dengan  cara merefluks  campuran  bentonit  dan  asam  tersebut  pada  suhu  80
o
C  selama  4  jam. Setelah  itu  campuran  disaring  menggunakan  kertas  Whatman  40.      Residu  hasil
penyaringan  dicuci  dengan  air  deionized  sampai  ion  Cl
-1
atau  SO
4 -1
tidak terdeteksi.  Setelah  dilakukan    pengeringan  selama  satu  malam,    bentonit
dikalsinasi  pada  suhu  500
o
C  selama  tiga  jam.  Ada  lima  jenis  bentonit  yang diaktivasi  asam  yang  akan  digunakan  untuk  esterifikasi  minyak  jarak  pagar
dengan  metanol  dan  sebagai  adsorben  untuk  pemurnian  biodiesel  adalah:  A Bentonit tanpa aktivasi bentonit;  B Bentonit yang diaktivasi dengan  HCl 5,3
M  Bentonit-HCl;  C    Bentonit  yang  diaktivasi  dengan    HCl  5,3  M  dan dikalsinasi  pada suhu 500
o
C Bentonit-HCl-Kal;  D  Bentonit yang diaktivasi dengan  H
2
SO
4
40wt  Bentonit-  H
2
SO
4
;    E  Bentonit  yang  diaktivasi  dengan H
2
SO
4
40wt dan dikalsinasi  pada suhu 500
o
C Bentonit-H
2
SO
4
-Kal.
3.2.8  Karakterisasi Bentonit yang Diaktivasi Asam Analisis XRD.   Difraksi X7ray  XRD  disiapkan dengan metode slide kaca dan
direkam menggunakan Diffractometer Rikagu D Max 2200 yang  beroperasi pada 40  kV  dan  30  mA,      menggunakan  radiasi  Cu  Kα  yang    memiliki  panjang
gelombang  0,15418  nm,    pada  kecepatan  scanning  2
o
2θ  min
_1
Moore Reynolds,  1997.      Pola  difraksi  X-ray  dari  bentonit  yang  diaktivasi  asam  dapat
dilihat pada Lampiran 6.
Luas permukaan.    Luas permukaan bentonit diukur dengan metode multipoint
Brunauer, Emmett  dan Teller  BET  menggunakan  instumen analisis  permukaan quantachrome  Instrument  Autosorb  1 C,  Boynton  Beach,  Florida,  USA.
Analisis  ini dilakukan dengan menggunakan adsorpsi nitrogen  desorpsi isoterm pada  suhu  nitrogen  cair  dan  tekanan  relatif  P  Po  mulai  0,04-0,4  di  mana
hubungan linear dipertahankan.   Hasil analisis BET dapat dilihat pada Lampiran 7.
63
Kajian Keasaman.    Sekitar 20 mg contoh ditekan dengan beban 2-5 ton selama
satu  menit  untuk  mendapatkan  cakram  13  mm.    Spektrum  inframerah dikumpulkan  pada  suhu kamar  menggunakan  spektrometer  FTIR   Simadzu  2000
dengan resolusi 2 cm
-1
.  Tapak asam dikaji menggunakan piridina sebagai probe molecule.  Kemudian  piridina  diserapkan  selama  30  detik  pada  suhu  kamar,
dilanjutkan  dilakukan  desorpsi  pada  150°C  selama  1  jam.    Spektra  inframerah contoh  direkam pada daerah hidroksil  pada   4000–3000 cm
−1
dan daerah vibrasi piridina pada 1700–1300 cm
−1
Lampiran 8.
3.2.9  Persiapan Katalis CaO
Katalis  CaO  dalam  bentuk  bubuk,  disiapkan  dengan  cara membakar  batu kapur  CaCO
3
hasil  pertambangan  rakyat  selama  1,5  jam  pada  suhu  900
o
C Kouzu  et al 2007.  CaO disimpan di bawah kondisi hampa di dalam desikator
yang mengandung silika gel dan pelet KOH untuk menghilangkan H
2
O dan CO
2.
3.2.10  Karakterisasi Katalis CaO
Luas  permukaan  CaO  diukur  dengan  multipoint    Brunauer,  Emmett  dan Teller  BET  metode  dari  Analisis  Permukaan  Quantachrome  Instrument
Autosorb  1 C,  Boynton  Beach,  Florida,  USA.  Ini  dilakukan  dengan menggunakan  adsorpsi    desorpsi  nitrogen  pada  suhu  isoterm  nitrogen  cair  dan
tekanan relatif P Po mulai 0,04-0,4 di mana hubungan linear dipertahankan. Kekuatan  dari katalis CaO H
o
ditentukan dengan menggunakan indikator Hammett.   Kira-kira 25 mg katalis diguncang  dengan 5 mL dari larutan indikator
Hammett  diencerkan  dengan  metanol  dan  dibiarkan  untuk  menyeimbangkan selama  2  jam.      Setelah  seimbang,  warna  katalis  dicatat.        Indikator  Hammett
untuk  kekuatan  tapak  asam  yang  digunakan  adalah:  merah  netral  pK
a
=  6,8, metil  merah  pK
a
=  4,8,  P-dimethylaminoazobenzene    PK
a
=  3,3  dan    violet kristal pK
a
= 0,8.  Indikator  Hammett asam untuk tapak basa yang digunakan adalah: fenolftalein PK
BH+
= 8,2, Nil biru PK
BH+
= 10,1, tropaeolin  PK
BH+
= 11, 2,4-dinitroanilin PK
BH  +
= 15, 4-kloro-2-nitroanilin PK
BH+
= 18,2 dan 4 - kloroanilin  PK
BH  +
=  26,5.   Nilai  H
o
contoh  pada  tapak  asam  ditentukan  oleh
64 nilai  H
o
terkecil  di  antara  indikator  Hammett  yang  telah  mengalami  warna perubahan dan yang memiliki nilai H
o
kurang dari 7,0.   Dan nilai H
o
contoh  di tapak  basa    ditentukan  oleh  nilai  H
o
terbesar  diantara  indikator  Hammett  yang telah  mengalami  perubahan  warna  dan  memiliki  nilai  H
o
lebih  dari  7,0.      Luas permukaan BET dan kekuatan basa dari katalis CaO dapat dilihat pada Lampiran
9.
3.2.11  Optimisasi Proses Esterifikasi Menggunakan Katalis  Bentonit7HCl
Esterifikasi dilakukan dalam labu  leher-tiga berukuran 250 mL.    Labu  itu dilengkapi  dengan  pengaduk  magnetik  dan  kondensor  refluks,  dan  dipanaskan
pada magnetic hot plate.  Dalam percobaan ini,  labu berisi contoh  minyak jarak pagar  terlebih  dahulu  dipanaskan  sampai  suhu  yang  ditunjuk  65
o
C.  Hal  ini diikuti  dengan  penambahan  campuran  metanol    dan  katalis  asam  bentonit
sebelum  menyalakan  pengaduk  magnetiknya.    Penambahan  campuran  metanol dan  katalis  ini  menandai  dimulainya  reaksi  esterifikasi.    Setelah  esterifikasi,
minyak  dan  katalis  dipisahkan  setelah  sebelumnya  disentrifus  selama  5  menit. Bagian atas yang jernih yang merupakan  hasil esterifikasi   selanjutnya  didistilasi
secara  hampa  pada  suhu  dibawah  50
o
C  untuk  pengambilan  metanol.  Lapisan minyak kemudian dicuci dengan air beberapa kali sampai pH air cucian mendekati
7,0. Minyak yang sudah diesterifikasi dikeringkan mengunakan magnesium sulfat anhidrat  sebelum  nilai  asam  dianalisis.  Konversi  ALB  didefinisikan  sebagai
bagian  dari  ALB  yang  dihilangkan.  Konversi  ALB    X
ALB
ditentukan menggunakan persamaan di bawah ini:
dengan,
a
i
adalah jumlah asam awal reaktan dan a
t
adalah jumlah asam produk pada waktu t setelah esterifikasi.
Rancangan  percobaan  yang  dipilih  untuk  studi  ini  adalah  Central Composite  Design  CCD  yang  membantu  dalam  menyelidiki  pengaruh  linear,
65 kuadrat,  dan  lintas-efek  dari  variabel  proses  esterifikasi  independen  pada
konversi  ALB  minyak  jarak  pagar  respon.  CCD  terdiri  dari  34  run  percobaan dengan 6 ulangan pada titik pusat centre point. Tiga variabel proses esterifikasi
dipelajari  adalah  dosis  katalis,  waktu  reaksi,  nisbah  metanol:minyak.      Tabel  24 disampaikan rentang dan taraf  dari tiga peubah bebas yang diteliti.  Setiap respon
dari proses transesterifikasi akan digunakan untuk mengembangkan sebuah model matematis  yang  berkorelasi  dengan  konversi  ALB  minyak  jarak  pagar  menurut
persamaan polinomial berikut:
dengan y adalah perkiraan konversi ALB minyak jarak pagar, x
i
dan x
j
mewakili peubah-peubah,    ßj  adalah  efek  linier,    ßij  adalah  efek  interaksi,  ßjj  adalah  efek
kuadratik. Perangkat  lunak  Expert  Design  versi  6.0.6  STAT Ease  Inc,  Minneapolis,
USA  digunakan  untuk  analisis  regresi  dari  data  percobaan  sesuai  dengan persamaan  polinomial  dan  juga  untuk  evaluasi  signifikansi  statistik  dari
persamaan yang dikembangkan. Tabel  24    Peubah  bebas  dan  taraf  yang  digunakan  untuk  CCD  esterifikasi
menggunakan katalis bentonit yang diaktivasi HCl
Peubah Kode
Satuan Taraf
7α 71
+1 +α
Dosis katalis X
1
wt 1
2 3
4 5
Lama reaksi X
2
Jam 3
4 5
6 7
Nisbah metanol:minyak
X
3
mol mol
-1
6:1 9:1
12:1 15:1
18:1
66
3.2.12      Proses  Esterifikasi  Menggunakan  Katalis  Homogen      Asam  Sulfat Tiwari et al. 2007
Esterifikasi dilakukan dalam labu  leher-tiga berukuran 250 mL.  Labu  itu dilengkapi  dengan  pengaduk  magnetik  dan  kondensor  refluks,  dan  dipanaskan
pada magnetic hot plate.   Dalam percobaan ini,  labu berisi contoh  minyak jarak pagar terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu  yang ditentukan.    Hal ini diikuti
dengan  penambahan  campuran  metanol  nisbah  metanol:  minyak  0,28  v  v  dan asam  sulfat  1,34  vv  sebelum  menyalakan  pengaduk  magnet.      Penambahan
campuran  metanol  dan  katalis  ini  menandai  dimulainya  reaksi  esterifikasi. Setelah reaksi berlangsung,  katalis dan minyak dipisahkan menggunakan corong
pemisah.    Minyak  hasil  esterifikasi      selanjutnya    didistilasi  secara  hampa  pada suhu  dibawah  50
o
C  untuk  pengambilan  metanol.    Lapisan    minyak  kemudian dicuci  dengan  air  beberapa  kali  sampai  pH  air  cucian  mendekati  7,0.      Minyak
yang  sudah  diesterifikasi  dikeringkan  mengunakan  magnesium  sulfat  anhidrat sebelum nilai asam dianalisis.
Konversi  ALB  didefinisikan  sebagai  bagian  dari  ALB  yang  dihilangkan. Konversi ALB  X
ALB
ditentukan menggunakan persamaan di bawah ini:
dengan,
a
i
adalah jumlah asam awal reaktan dan a
t
adalah jumlah asam produk pada waktu t setelah esterifikasi.
3.2.13    Transesterifikasi  Minyak  Jarak  Pagar  Menggunakan  Katalis
Homogen  aOH    Tiwari et al.  2007
Lapisan  minyak    hasil    esterifikasi    dipindahkan  ke  labu    leher  tiga berukuran 250 mL.   Minyak tersebut dipanaskan sampai suhu 60
o
C.  Setelah itu, metanol    0,16vv  dan  katalis    3,5  wv  +  bilangan  asam,    wv  NaOH
ditambahkan ke dalam minyak yang sudah diesterifikasi.   Campuran ini bereaksi selama  24  menit  pada  60
o
C.    Campuran  dibiarkan  untuk  menetap  pada  corong pemisah  untuk  memisahkannya  menjadi  dua  lapisan.      Lapisan  bawah  adalah
67 gliserol,  sementara lapisan atas adalah metil ester biodiesel mentah.    Lapisan
metil  ester    kemudian  dicuci  dengan  air  beberapa  kali  sampai  pH  air  cuci mendekati  7,0  dan  dikeringkan  mengunakan  magnesium  sulfat  anhidrat  sebelum
dianalisis. 3.2.14    Optimasi  Proses  Produksi  Biodiesel  dari  Minyak  Jarak  yang
Mengandung  ALB  Tinggi  Melalui  Transesterifikasi  Menggunakan Katalis CaO
Katalis CaO dan metanol ditambahkan ke dalam labu leher tiga 250  mL dan diaduk  selama  20  menit.  Kemudian,    suhu  dinaikkan  sampai  suhu  reaksi  yang
diinginkan.  Tambahkan  30  g  minyak  jarak  pagar  hasil  esterifikasi  yang  telah dipanaskan  lebih  dulu  ke  dalam  labu  tersebut.  Setelah  reaksi,  katalis  padat
dipisahkan dengan sentrifugasi menggunakan Compact Centrifuge Tabeltop 2420 Kubota,  Jepang.    Cairan  itu  dimasukkan  ke  dalam  corong  pisah  dan  disimpan
pada  suhu  lingkungan  selama  4  jam.    Setelah  itu,  dua  fase  cair  muncul:  lapisan atas  adalah  biodiesel  dan  gliserol  pada  lapisan  bawah.      Biodiesel  hasil  sintesis
dimurnikan menggunakan asam sitrat kontrol Huaping et al. 2006 dan bentonit yang diaktivasi asam perlakuan sebelum dilakukan analisis.
Analisis biodiesel untuk setiap contoh  dilakukan dengan melarutkan 1,0 g contoh  biodiesel ke dalam 8 mL n-heksana dan 1 PL dari larutan ini disuntikkan
ke  Kromatografi  Gas  Shimadzu GC17A  dengan  ukuran    kolom    3,0  m  ×  0,25 mm.    Suhu oven dari GC diprogram 180°C isotermal selama 15 menit.  Suhu
injektor  dan  detektor  itu  masing-masingnya  adalah  280°C  dan  250°C. Kemurnian contoh  biodiesel dihitung berdasarkan perbandingan luas FAME atas
standard referensi oleh persamaan berikut:
dimana kemurnian contoh  biodiesel mengacu pada konversi dari minyak jarak pagar ke  fatty acid methyl ester biodiesel.