Proses Transesterifikasi Biodiesel Menggunakan Katalis Kalsium Oksida CaO
                                                                                28 Minyak  nabati  memiliki  viskositas  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan
biodiesel.    Viskositas  yang  tinggi  ini  akan  mempengaruhi  kecepatan  alir  bahan bakar  melalui  injektor  sehingga  dapat  mempengaruhi  atomisasi  bahan  bakar  di
dalam  ruang  bakar.      Selain  itu,  viskositas  yang  tinggi  juga  berpengaruh  secara langsung  terhadap  kemampuan  bahan  bakar  bercampur  dengan  udara.    Dengan
demikian, viskositas yang tinggi tidak diharapkan pada bahan bakar mesin diesel. Hal  inilah  yang  mendasari  perlunya  dilakukan  proses  kimia  transesterifikasi,
untuk  menurunkan  viskositas  minyak  tumbuhan  sehingga  mendekati  viskositas solar Knothe  2005.
Menurut  Krisnangkura  et  al.    2006  viskositas  dipengaruhi  oleh  jumlah karbon dari asam lemak penyusun biodiesel dan suhu.  Jumlah karbon yang lebih
banyak  dan  suhu  yang  lebih  rendah  cenderung  menyebabkan  meningkatnya kekentalan  Gambar 10.
Angka setana menunjukkan seberapa cepat bahan bakar mesin diesel yang
diinjeksikan  ke  ruang  bakar  dapat  terbakar  secara  spontan  setelah  bercampur dengan  udara.    Semakin  cepat  bahan  bakar  mesin  diesel  terbakar  setelah
diinjeksikan  ke  dalam  ruang  bakar,  semakin  tinggi  angka  setana  bahan  bakar tersebut  Prakash  1998.
Gambar    10.  Viskositas  kinematika  asam  lemak  rantai  pendek  pada  berbagai perbedaan suhu Krisnangkura et al.  2006
29 Cara  pengukuran  angka  setana  yang  umum  digunakan,  seperti  standar
ASTM D613 atau ISO 5165, adalah dengan menggunakan heksadekana C
16
H
34
, yang memiliki nama setana sebagai patokan tertinggi angka setana = 100, dan
2,2,4,4,6,8,8 heptamethylnonane HMN yang memiliki komposisi C
16
H
34
sebagai patokan  terendah  angka  setana  =15  Knothe  2005;  Arisoy  2008.      Menurut
Prakash  1998,  dari  skala  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  hidrokarbon  jenuh dengan  rantai  lurus  memiliki  angka  setana  yang  lebih  tinggi  dibanding
hidrokarbon  rantai  bercabang  atau  senyawa  aromatik  pada  berat  molekul  dan jumlah  atom  karbon  yang  sama.    Angka  setana  berkorelasi  dengan  tingkat
kemudahan  penyalaan  pada  suhu  rendah  cold  start  dan  rendahnya  kebisingan pada  kondisi  diam.    Angka  setana  yang  tinggi  juga  berhubungan  dengan
rendahnya polutan NO
x
Knothe 2005. Secara  umum  biodiesel  memiliki  angka  setana  yang  lebih  tinggi  daripada
solar Gambar 11 Prakash 1998.   Panjangnya rantai hidrokarbon yang terdapat pada  ester  alkil  ester  asam  lemak,  misalnya  menyebabkan  tingginya  angka
setana  biodiesel  dibandingkan  dengan  diesel  Knothe  2005.    Hal  inilah  yang merupakan  keunggulan  yang  nyata  biodiesel  dibanding  dengan  solar  berkenaan
dengan penampilan mesin dan emisi dan membuat mesin yang diberi bahan bakar biodiesel lebih lancar dan kurang berisik.
Gambar 11  Perbandingan angka setana  metil ester dari berbagai minyak nabati dengan minyak solar nilai diambil dari Mittelbach and Remschmidt
2004
30 Pada  ester  yang  berasal  dari  lemak  jenuh,  angka  setana  dari  alkil  ester
meningkat  dengan  meningkatnya  panjang  rantai  asam  lemaknya.    Sebaliknya, angka  setana  akan  menurun  dengan  meningkatnya  jumlah  ikatan  rangkapnya.
Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Titik  nyala  merupakan  kemampuan  terbakar  flammability  bahan  bakar
yang  merupakan  parameter  untuk  mengetahui  dampak  berbahaya  selama perjalanan  atau penyimpanannya Mittelbach and Remschmidt 2004.  Titik nyala
dari metil ester murni  200
o
C, diklasifikasikan sebagai “tidak mudah terbakar”. Walau  bagaimanapun,  selama  produksi  dan  pemurnian  biodiesel,  tidak  semua
metanol dapat dihilangkan, sehingga membuat biodiesel menjadi mudah terbakar dan  lebih  berbahaya  untuk  menangani  dan  disimpan jika  titk  nyala  ini  di  bawah
130
o
C Gerpen et al.   2004. Tabel  13      Perbandingan  angka  setana    beberapa  alkil  ester  dari  berbagai  asam
lemak  Mittelbach and Remschmidt 2004
C10:0 C12:0
C14:0 C16:0
C18:0 C18:1
C18:2 C18:3
Metil ester asam lemak Angka
setana 47,9
60,8 73,5
74,3 75,7
55,0 42,2
22,7 Etil ester asam lemak
Angka setana
76,8 53,9
37,1 26,1
1 propil ester asam lemak Angka
setana 69,9
55,7 40,6
26,8 2 propil ester asam lemak
Angka setana
82,6 96,5
86,6
Air dan sedimen merupakan ukuran untuk kebersihan bahan bakar.  Jumlah
air yang tinggi harus dihindari karena air dapat bereaksi dengan ester membentuk asam  lemak  bebas,  dan  dapat  mendorong  pertumbuhan  mikroba  pada  tangki
penyimpanan  yang  dapat  menyebabkan  terbentuknya  sedimen  Gerpen  et  al. 2004;  Bajpai  and  Tyagi  2006.    Sedimen  dapat  menyumbat  saringan  dan  dapat
                                            
                