Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel Jarak Pagar

57 ia diperlukan untuk analisis. Minyak yang berhasil diekstrak dari daging biji ditimbang beratnya. Rendemen minyak dinyatakan sebagai persentase minyak dalam daging biji jarak pagar. . 3.2.3 Penentuan Sifat Fisik Viskositas. Viskositas minyak diukur dengan Digital Viscometer Model DV I Brookfield Engineering Laboratories, Inc., Middleboro, MA, USA spindle 3, 100 rpm selama 1 menit. Indeks Bias. Indeks bias diukur menggunakan Refractometer Digital Versi RFM 730 yang terhubung dengan termometer digital Model DTM 1T, Japan, pada suhu 25,6 ºC. Densitas. Densitas minyak diukur menggunakan timbangan analitik, dimana 1mL minyak ditimbang dan beratnya pada suhu kamar. Densitas merupakan beratvolume. 3.2.4 Penentuan Sifat Kimia Penetapan Keasaman. Nilai asam didefinisikan sebagai mg kalium hidroksida yang diperlukan untuk menetralisir asam lemak dalam 1 g contoh dan diukur menggunakan metode AOCS Te 1a-64. Nilai ini mencerminkan jumlah asam lemak bebas dalam biodiesel. Sebanyak 5 g contoh ditimbang secara akurat dan dimasukkan ke dalam botol erlenmeyer 500 mL. Kemudian, 70-100 mL isopropanol dituangkan ke dalam labu yang dipanaskan di atas hot plate. Larutan itu kemudian digoyang-goyang sampai teramati larutan menjadi homogen. Berikutnya, 0,5 mL indikator phenolphthalein ditambahkan ke dalam erlemeyer dan contoh larutan dititrasi dengan 0,02 N NaOH. Volume titrasi tercatat pada titik di mana warna pink pertama muncul dan berlangsung selama 30 detik. Asam lemak bebas dan bilangan asam dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini: 58 ALB sebagai oleat = 28,2 × N × V W dengan: N adalah normalitas larutan NaOH V adalah volume larutan NaOH yang digunakan dalam mL W adalah berat contoh Bilangan Asam = ALB sebagai oleat × 1,99 Penentuan Bilangan Iod. Sebanyak 0,3 g dari minyak ditempatkan dalam botol 500 mL, 15 mL karbon tetraklorida CCl 4 ditambahkan untuk melarutkan minyak, dan 25 mL larutan Wijs ditambahkan ke dalam botol dan tutupnya dimasukkan. Setelah mengguncang campuran dengan lembut, botol ditempatkan dalam gelap selama 1 jam. Setelah dibiarkan selama 1 jam, 20 mL kalium iodida KI 10 dan 150 mL air suling ditambahkan. Campuran itu dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat Na 2 S2O 3 0,1N sampai warna kuning karena iod hampir menghilang, 1 mL larutan indikator pati, 1 ditambahkan, dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru menghilang. Tes blanko dilakukan dibawah kondisi yang sama. Bilangan iod dihitung menurut persamaan: Bilangan iod = 12,69 × N × V 2 -V 1 W dengan: N adalah normalitas yang tepat dari larutan Na 2 S 2 O 3 yang digunakan. V 2 adalah volume mL larutan Na 2 S 2 O 3 digunakan untuk uji blanko. V 1 adalah volume mL larutan Na 2 S 2 O 3 digunakan untuk penentuan contoh. W adalah berat dalam gram dari bagian pengujian contoh. Penentuan Bilangan Penyabunan. Bilangan penyabunan dilakukan menurut method AOCS Cd 3-25 Salimon et al. 2006. Sebanyak 2 g dari minyak biji jarak pagar itu ditempatkan dalam erlemeyer, dan 25 mL kalium hidroksida beretanol KOH 0,5N ditambahkan dengan beberapa batu didih. Kemudian tabung dihubungkan dengan kondensor refluks dan campuran dididihkan selama 1 jam. Setelah mendidih, campuran ini didinginkan dan 1mL indikator fenolftalein 1 59 ditambahkan. Selanjutnya campuran itu dititrasi dengan asam klorida HCl 0,5N sampai warna merah muda indikator menghilang. Tes blanko dilakukan dibawah kondisi yang sama. Nilai bilangan penyabunan dihitung dengan persamaan: Bilangan Penyabunan SV = 56,1 × N × V b -V s W dengan: V b adalah volume mL dari larutan HCl yang digunakan untuk blanko. V s adalah volume mL dari larutan HCl yang digunakan untuk penentuan contoh. N adalah normalitas HCl. W adalah berat g dari contoh. 56,1 adalah berat molekul KOH. Bilangan penyabunan dinyatakan dalam mg g Penetapan Bahan Tidak Tersabunkan . Kira-kira 10 g minyak dimasukkan ke dalam labu berdasar bundar dan 30 mL etanol dan 5 mL larutan KOH berair ditambahkan dengan beberapa batu didih ke dalam labu tersebut. Labu tersebut dihubungkan dengan kondensor refluks, dan campuran dididihkan selama 1 jam. Setelah mendidih, pemanasan dihentikan dan campuran reaksi dipindahkan menggunakan corong pemisah. Labu itu dibilas dengan 10 mL etanol diikuti oleh 20 mL air suling hangat dan kemudian 20 mL air suling dingin, dan semua hasil cucian dipindahkan ke corong pemisah. Isi corong pemisah dibiarkan dingin pada suhu ruangan, setelah itu 50 mL heksana ditambahkan ke dalam corong pemisah. Setelah mengguncang campuran dengan kuat selama 1 menit, biarkan campuran beberapa menit untuk mendapatkan dua fase. Larutan fase sabun dipindahkan seutuhnya ke dalam corong pemisah kedua. 50 mL heksana ditambahkan ke dalam corong pemisah. Setelah mengguncang campuran selama 1 menit dengan keras, campuran dibiarkan beberapa menit untuk mendapatkan dua fase. Ekstraksi menggunakan 50 mL heksana diulang lima kali. Gabungan ekstrak di corong pemisah dicuci tiga kali dengan 25 mL 10 vv etanol, setelah corong pemisah diguncang keras, keluarkan lapisan etanol setelah mencuci. Heksana diuapkan sampai kering menggunakan rotary evaporator hampa, selesaikan pengeringan dalam oven hampa pada suhu 75°C-80°C, dan