Proses Transesterifikasi Biodiesel secara In situ Kualitas biodiesel dan faktor faktor yang mempengaruhi
30 Pada ester yang berasal dari lemak jenuh, angka setana dari alkil ester
meningkat dengan meningkatnya panjang rantai asam lemaknya. Sebaliknya, angka setana akan menurun dengan meningkatnya jumlah ikatan rangkapnya.
Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Titik nyala merupakan kemampuan terbakar flammability bahan bakar
yang merupakan parameter untuk mengetahui dampak berbahaya selama perjalanan atau penyimpanannya Mittelbach and Remschmidt 2004. Titik nyala
dari metil ester murni 200
o
C, diklasifikasikan sebagai “tidak mudah terbakar”. Walau bagaimanapun, selama produksi dan pemurnian biodiesel, tidak semua
metanol dapat dihilangkan, sehingga membuat biodiesel menjadi mudah terbakar dan lebih berbahaya untuk menangani dan disimpan jika titk nyala ini di bawah
130
o
C Gerpen et al. 2004. Tabel 13 Perbandingan angka setana beberapa alkil ester dari berbagai asam
lemak Mittelbach and Remschmidt 2004
C10:0 C12:0
C14:0 C16:0
C18:0 C18:1
C18:2 C18:3
Metil ester asam lemak Angka
setana 47,9
60,8 73,5
74,3 75,7
55,0 42,2
22,7 Etil ester asam lemak
Angka setana
76,8 53,9
37,1 26,1
1 propil ester asam lemak Angka
setana 69,9
55,7 40,6
26,8 2 propil ester asam lemak
Angka setana
82,6 96,5
86,6
Air dan sedimen merupakan ukuran untuk kebersihan bahan bakar. Jumlah
air yang tinggi harus dihindari karena air dapat bereaksi dengan ester membentuk asam lemak bebas, dan dapat mendorong pertumbuhan mikroba pada tangki
penyimpanan yang dapat menyebabkan terbentuknya sedimen Gerpen et al. 2004; Bajpai and Tyagi 2006. Sedimen dapat menyumbat saringan dan dapat
31 berkontribusi pada pembentukan deposit pada injektor dan kerusakan mesin
lainnya. Jumlah sedimen pada biodiesel dapat meningkat sepanjang waktu sebagaimana bahan bakar ini mengalami degradasi selama penyimpanan yang
lama Gerpen et al. 2004.
Gliserol bebas merupakan gliserol yang hadir sebagai molekul gliserol
dalam bahan bakar. Gliserol bebas merupakan hasil dari pemisahan yang tidak sempurna dari ester dan gliserol hasil reaksi transesterifikasi. Keberadaan gliserol
bebas dapat menjadi sumber deposit karbon pada mesin disebabkan pembakaran yang tidak sempurna Gerpen at al. 2004.
Gliserol total merupakan jumlah gliserol bebas dan gliserol terikat.
Gliserol terikat merupakan bagian gliserol dari mono , di , dan trigliserida. Peningkatan jumlah gliserol total merupakan indikator reaksi esterifikasi yang
tidak sempurna Gerpen at al. 2004.
Bilangan iod pada biodiesel menunjukkan tingkat ketidakjenuhan senyawa
penyusun biodiesel. Disatu sisi, keberadaan senyawa lemak tak jenuh meningkatkan performansi biodiesel pada suhu rendah, karena senyawa ini
memiliki titik leleh melting point yang lebih rendah sehingga berkorelasi dengan titik kabut cloud point dan titik tuang pour point yang juga rendah Knothe
2005. Namun di sisi lain, banyaknya lemak tak jenuh di dalam biodiesel memudahkan senyawa tersebut bereaksi dengan oksigen di atmosfir dan
terpolimerisasi Azam et al. 2006. Bilangan iod yang tinggi cenderung membentuk polimer dan membentuk
deposit pada injector nozel, cincin piston dan cincin piston jika ia dipanaskan. Namun demikian hasil uji mesin mengindikasikan bahwa reaksi terjadi secara
signifikan hanya pada ester asam lemak yang mengandung 3 atau lebih ikatan rangkap. Itulah sebabnya lebih baik membatasi kandungan ketidakjenuhan yang
tinggi dalam biodiesel dibandingkan total ketidakjenuhan seperti yang dinyatakan oleh bilangan iod Mittelbach and Remschmidt 2004
Bilangan asam merupakan ukuran langsung dari asam lemak bebas pada
biodiesel. Asam lemak bebas dapat menyebabkan korosi. Bilangan asam ini dapat meningkat menurut waktu disebabkan bahan bakar akan mengalami
degradasi disebabkan kontak dengan udara dan air Gerpen at al. 2004.
32
Stabilitas penyimpanan berhubungan dengan kemampuan bahan bakar
untuk menahan perubahan kimia selama penyimpanan. Perubahan ini biasanya terdiri dari oksidasi disebabkan adanya kontak dengan oksigen dari udara.
Komposisi asam lemak biodiesel merupakan faktor penting dalam menentukan stabilitas terhadap udara Gerpen et al. 2004.
Angka setana, panas pembakaran heat of combustion, titik cair dan titik didih, viskositas akan meningkat dengan meningkatnya panjang rantai dan
kejenuhan dan menurun dengan meningkatnya ketidakjenuhan asam lemak Graboski 1997; Prakash 1998; Knothe 2005. Tabel 14 menggambarkan profil
asam lemak dari berbagai sumber minyak dan pengaruhnya terhadap sifat fisik biodiesel. Sementara Tabel 15 menunjukkan pengaruh struktur kimia terhadap
titik cair dan titik didih asam lemak dan metil esternya. Tabel 14 Profil asam lemak beberapa minyak dan sifat sisik biodiesel yang
dihasilkannya Soriano et al. 2006
Jenis Minyak
Komposisi asam lemak Sifat Fisik Biodiesel
Jenuh 16:0
18:0 18:1
18:2 18:3
Viskositas dinamik,cp
Viskositas Kinematik,cSt
Titik tuang ,
o
C Titik
kabut,
o
C Titik
nyala,
o
C SFO
6 3
17 74
3,75 ± 0,01 4,30 ± 0,01
5,0 ± 0.0 1,0 ± 0.0
181 ± 1 9
SBO 12
3 23
55 6
3,58 ± 0,01 4,12 ± 0,01
2,0 ± 0.0 1,0 ± 1.0
186 ± 2 15
PMO 45
4 40
10 ± 0,00
5,15 ± 0,02 12,0 ± 0.00
18,0 ± 1.0 179 ± 3
50 RSO
3 1
64 22
8 3,85 ± 0,01
4,43± 0,02 13 ± 1.0
4,0 ± 1.0 178 ± 0
4
Mengandung sekitar 1 asam lemak 14:0. SFO minyak biji bunga matahari; SBO minyak kedele; PMO – minyak sawit; RSO – minyak rapseed
33 Tabel 15 Pengaruh struktur kimia terhadap titik cair dan titik didih asam lemak
dan metil esternya Graboski, 1997; cit. Prakash, 1998; Knothe 2005
Rantai Asam
Jumlah Karbon
Struktur Asam
Metil ester
Titik Cair
o
C Titik
Didih
o
C Titik
Cair
o
C Titik
Didih
o
C
Kaprilat 8
CH
3
CH
2 6
COOH 16,5
239 40
193 Kaprat
10 CH
3
CH
2 8
COOH 31,3
269 18
224 Laurat
12 CH
3
CH
2 10
COOH 43,6
304 5,2
262 Miristat
14 CH
3
CH
2 12
COOH 58,0
232 19
295 Palmitat
16 CH
3
CH
2 14
COOH 62,9
349 30
415 Palmitoleat
16 CH
3
CH
2 5
CH=CHCH
2 7
COOH 33
Stearat 18
CH
3
CH
2 16
COOH 69,9
371 39,1
442 Oleat
18 CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 7
COOH 16,3
19,9 Linoleat
18 CH
3
CH
2 4
CH=CHCH
2
CH=CHC H
2 7
COOH 5
35 Linolenat
18 CH
3
CH
2
CH=CHCH
2
CH=CHCH
2
C H= CHCH
2 7
COOH 11
Arakidat 20
CH
3
CH
2 18
COOH 75,2
50 Eikosenoat
20 CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 9
COOH 23
15 Behenat
22 CH
3
CH
2 20
COOH 80
54 Erukat
22 CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 11
COOH 30
Pengaruh panjang rantai dan ketidakjenuhan pada beberapa sifat bahan bakar FAME murni ditunjukkan pada Gambar 12 Soriano et al. 2006. Semakin
panjang rantai asam lemaknya maka semakin tinggi titik tuang, titik kabut, viskositas dan titik nyala. Namun demikian sifat tersebut akan turun dengan
adanya ikatan rangkap.
34
Gambar 12 Pengaruh panjang rantai dan ketidakjenuhan terhadap titik tuang, titik kabut, titik nyala, dan viskositas biodiesel Soriano et al. 2006