Komposisi Asam Lemak dan Sifat Fisiko Kimia dari Minyak Jarak Pagar Biji Jarak Pagar dan Toksisitasnya

18 Gambar 2 Struktur molekul gliserol Trigliserida terbentuk dari satu molekul gliserol, dikombinasikan dengan tiga asam lemak pada masing masing kelompok OH Gambar 3. Gambar 3 Contoh struktur molekul trigliserida trilaurin. Bagian kiri adalah asam lemak dan bagian kanan adalah gliserol Secara kimia, biodiesel merupakan alkil ester dari asam lemak. Molekul biodiesel dapat dilihat pada Gambar 4. Ester biodiesel ini mengandung rantai asam lemak pada satu sisi, dan pada sisi yang lain adalah hidrokarbon atau yang disebut alkana. Oleh karena itu, biodiesel merupakan alkil ester asam lemak. Biasanya bentuk alkananya yang disebutkan dalam penamaan alkil ester, seperti dalam menamakan “metil ester” atau “etil ester”. 19 Gambar 4 Molekul Biodiesel. Pada bagian atas adalah metil ester, di bawah adalah etil ester Solar dan biodiesel keduanya merupakan campuran senyawa organik. Molekul solar yang ideal adalah setana. Dibandingkan dengan setana, alkil ester agak lebih panjang dan, lebih penting lagi, mengandung dua atom oksigen Turner 2005. Kedua molekul ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Molekul setana atas dan etil ester bawah. Biodiesel dan solar memiliki komposisi kimia yang agak berbeda. Solar umumnya terdiri dari 30 35 hidrokarbon aromatis dan 65 70 paraffin dan sedikit olefin, umumnya terdiri dari alkil ester dengan rantai C 10 sampai C 16 Chang et al. 1996. Sebaliknya, biodiesel yang berasal dari rapeseed, kedele atau bunga biji matahari memiliki alkil ester dengan rantai C 16 sampai C 18 dengan 20 satu sampai tiga ikatan rangkap setiap molekulnya. Minyak solar tidak mengandung oksigen, sementara oksigen biodiesel berkisar 11. Perbedaan dasar antara minyak solar dengan biodiesel dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Perbedaan dasar antara minyak solar dengan biodiesel Mittelbach and Remschmidt 2004 Bahan bakar Solar Minyak Rapseed Biodiesel rapseed Komposisi C : H : O = 86,6: 13,4: 0 C : H : O = 77,6 : 11,5 : 10,9 C : H : O = 77,2 : 12,0 : 10,8 BM rata rata 120 320 883 296

2.3.2 Proses Produksi Biodiesel

Prinsip dasar pembuatan biodiesel adalah transesterifikasi trigliserida dan esterifikasi asam lemak bebas. Reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol menghasilkan metil ester dan gliserol dimana R 1 , R 2 , R 3 adalah hidrokarbon rantai panjang, kadang kadang disebut rantai asam lemak. Biasanya, ada lima jenis rantai utama dalam minyak nabati dan minyak hewani: palmitat, stearat, oleat, linoleat, dan linolenat. Bila trigliserida dikonversikan secara bertahap menjadi digliserida, monogliserida, dan akhirnya ke gliserol, 1 mol ester lemak dibebaskan pada setiap langkah Ma dan Hanna 1999. Biasanya, metanol merupakan alkohol yang lebih disukai untuk memproduksi biodiesel karena biaya rendah. 21 Secara stoikiometri, reaksi transesterifikasi memerlukan 3 mol alkohol per 1 mol trigliserida untuk menghasilkan 3 mol alkil ester dan 1 mol gliserol. Reaksi ini merupakan reaksi yang dapat balik. Agar reaksi transesterifikasi bergeser ke kanan, maka diperlukan alkohol berlebih di dalam reaksi. Laju reaksi memberikan level tertinggi jika kelebihan 100 metanol digunakan. Dalam proses industri, nisbah molar alkohol:minyak 6:1 biasanya digunakan untuk memperoleh hasil metil ester yang yang lebih dari 98 Srivastava and Prasad 2000; Meher et al. 2006. Biasanya, katalis digunakan untuk meningkatkan laju reaksi dan konversi Meher et al. 2006. Tabel 10 menunjukkan perbandingan berbagai teknologi untuk menghasilkan biodiesel. Metode yang umum digunakan untuk produksi biodiesel adalah transesterifikasi minyak nabati dengan metanol, dengan menggunakan katalis alkali, asam, enzim atau tanpa katalis alkohol superkritis. Metode alkohol superkritis adalah metode transesterifikasi trigliserida dengan alkohol pada suhu dan tekanan diatas titik kritis alkoholnya tanpa menggunakan katalis Saka and Kusdiana 2001; Kusdiana and Saka 2004; Song et al. 2008. Tabel 10 Perbandingan berbagai teknologi untuk menghasilkan biodiesel Sharma et al. 2008 o Variabel Katalis Alkali Katalis Lipase Katalis Asam Superkritis Alkohol 1 Suhu Reaksi K 60 70 30 40 55 80 339 385 2 ALB dalam bahan baku Produk tersabunkan Metil Ester Ester Ester 3 Air dalam bahan baku Mengganggu reaksi Tidak berpengaruh Mengganggu Reaksi 4 Hasil metil ester Normal Lebih Tinggi Normal Bagus 5 Perolehan kembali gliserol Sukar Mudah Sukar 6 Pemurnian metil ester Pencucian Ulang Tidak ada Pencucian berulang 7 Biaya Katalis dalam produksi Murah Relatif mahal Murah Sedang 22 Variabel penting yang mempengaruhi hasil biodiesel dari transesterifikasi; mereka adalah: suhu reaksi, nisbah molar alkohol dan minyak, katalis, lama reaksi, kehadiran air, ALB, dan intensitas pengadukan Ma et al. 1999; Srivastava and Prasad 2000; Caili and Kusefoglu 2008; Akgun and Iscan 2008. Laju reaksi sangat ditentukan oleh suhu reaksi. Reaksi ini biasanya dilakukan dekat titik didih alkohol pada tekanan atmosfer Srivastava and Prasad 2000. Minyak nabati dan lemak dapat mengandung sejumlah kecil air dan ALB. Untuk transesterifikasi menggunakan katalis alkali, katalis alkali yang digunakan akan bereaksi dengan ALB untuk membentuk sabun dan air Gambar 7. Reaksi ini tidak diinginkan karena sabun menurunkan hasil biodiesel dan menghambat pemisahan ester dari gliserol. Selain itu, ia berikatan dengan katalis, hal ini menyebabkan katalis akan diperlukan lebih banyak dalam reaksi dan dengan demikian proses akan melibatkan biaya yang lebih tinggi Gerpen et al. 2004. Gambar 7 Reaksi transesterifikasi ALB dengan katalis alkali menghasilkan sabun dan air reaksi penyabunan Air, baik berasal dari minyak dan lemak atau dibentuk selama reaksi penyabunan akan memperlambat transesterifikasi reaksi melalui reaksi hidrolisis. Ia dapat menghidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan membentuk ALB. Reaksi hidrolisis ini ditunjukkan pada Gambar 8 Leung et al. 2010. Gambar 8 Reaksi hidrolisis trigliserida dengan air menghasilkan asam lemak bebas dan digliserida