Saluran Tataniaga I Analisis Tataniaga Nenas Palembang (Kasus Desa Paya Besar, Kecamatan Parayaman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan)

pedagang pengumpul desa. Hanya ada satu saluran pada tataniaga nenas Bogor dimana petani langsung menjual nenasnya pada pedagang pengecer. Ketergantungan petani terhadap pedagang pengumpul dalam pemasaran nenasnya sangat tinggi. Hal ini dikarenakan petani tidak memiliki alternatif pemasaran lain dan petani tidak memiliki informasi mengenai perkembangan harga nenas di pasar. Sihombing 2010 menambahkan bahwa jauhnya lokasi pemasaran dari sentra produksi memungkinkan timbulnya risiko pada petani berupa biaya transportasi. Selain itu, petani dapat menghemat waktu tanpa perlu mencari pasar lain untuk menjual nenas.

a. Saluran Tataniaga I

Pola saluran tataniaga satu merupakan salah satu pola saluran cukup panjang dalam rantai tataniaga nenas. Pola saluran satu digunakan oleh tujuh orang petani responden 23,33. Petani menjual nenas langsung kepada pedagang pengumpul desa PPD, kemudian PPD menjualnya kepada pedagang besar di wilayah Kota Palembang lalu disalurkan ke pedagang pengecer yang ada di pasar Lemabang, pasar 26 Ilir, pasar Palimo, dan pasar Simpang Sungki untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Nenas yang dijual pada saluran ini adalah nenas buah kedua dan ketiga yang hanya dapat dijual di wilayah Kota Palembang. Saluran ini digunakan petani karena lokasi lahan petani sulit diakses dengan kendaraan besar seperti truk atau pick up. Petani lebih memilih untuk menjual nenasnya kepada pedagang pengumpul desa. Biasanya pedagang pengumpul desa mengangkut nenas petani dengan menggunakan sepeda motor dilengkapi dengan keranjang pada bagian belakang motor. Sehingga petani tidak repot mengantarkan nenasnya ke tempat pedagang pengumpul desa. Petani juga menghindari adanya risiko yang mungkin timbul seandainya petani menjual langsung kepada konsumen akhir. Jumlah nenas yang dipasarkan rata-rata sebanyak 16.800 buah 18,81. Nenas tersebut kemudian dipasarkan ke pedagang besar di kawasan Jakabaring. Seluruh nenas yang dibeli pedagang besar dijual ke pedagang pengecer untuk disalurkan ke konsumen akhir. Harga yang diterima petani dari pola tataniaga satu adalah Rp. 1.500,00 untuk buah kedua dan Rp. 1.000,00 untuk buah ketiga. Pedagang besar pada saluran ini adalah pedagang yang menjual nenas di Pasar Induk Jakabaring dan Pasar Buah Jakabaring. Pengecer pada saluran ini biasanya menjual nenas di pasar tradisional seperti pedagang pengecer di pasar Lemabang, pasar 26 Ilir, pasar Palimo dan pasar Simpang Sungki. Sedangkan konsumen pada saluran satu adalah konsumen perorangan yang tinggal di Kota Palembang. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul adalah biaya pengangkutan nenas dari lahan petani ke rumah pedagang pengumpul serta biaya transportasi ke tempat pedagang besar. Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar adalah biaya masuk truk, biaya retribusi dan biaya bongkar muat. Biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah biaya retribusi, biaya penyusutan dan biaya pengangkutan. Transaksi jual beli nenas biasanya dilakukan dengan memberi kabar terlebih dahulu kepada pedagang pengumpul desa melalui telepon atau langsung mendatangi rumah pedagang pengumpul desa ataupun sebaliknya. Pemberitahuan ini dilakukan sebelum nenas dipanen. Biasanya pedagang pengumpul mendatangi lahan petani untuk melihat kondisi nenas yang siap dipanen. Jika memenuhi standar pemasaran ke wilayah Palembang, maka pedagang pengumpul akan mengambil nenas langsung ke lahan petani. Nenas dikumpulkan di rumah pedagang pengumpul dan kemudian didistribusikan kepada pedagang besar yang ada di wilayah Kota Palembang. Nenas diangkut dengan menggunakan truk colt diesel atau mobil pick up sesuai dengan volume nenas. Jumlah maksimal nenas yang dapat diangkut dengan menggunakan pick up yaitu 1000 buah nenas berukuran sedang dan 2000 buah nenas berukuran kecil. Pedagang besar akan menjual nenas kepada pedagang pengecer. Umumnya pedagang pengecer langsung datang ke tempat pedagang besar untuk melakukan pembelian nenas. Namun, ketika terdapat pesanan dalam jumlah besar maka pedagang besar akan mengirimkan nenas ke tempat pemesan dengan menggunakan mobil pick up. Selanjutnya pedagang pengecer akan memasarkan nenas langsung ke konsumen akhir. Sistem pembayaran yang dilakukan petani dengan pedagang pengumpul desa adalah sistem tunai dan terkadang sistem bayar kemudian. Sedangkan, sistem pembayaran yang dilakukan pedagang pengumpul desa dengan pedagang besar dan pedagang pengecer adalah sistem tunai dengan harga yang berlaku sesuai dengan harga pasar pada saat itu.

b. Saluran Tataniaga II

Dokumen yang terkait

POLA KERJA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus di Desa Tania Makmur Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir,Sumatera Selatan)

0 13 2

KERAJINAN KAIN TENUN SONGKET DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DAERAH PALEMBANG DI DESA MUARA PENIMBUNG ULU KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

6 73 51

Analisis efisiensi tataniaga pupuk urea PT.Pupuk Sriwidjaya setelah adanya kebijakan subsidi (Studi kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan)

0 13 117

Analisis dayasaing buah nenas model tumpang sari dengan karet:kasus di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih dan di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

2 12 169

Analisis Tataniaga Markisa Ungu di Kabupaten Karo (Studi Kasus Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)

3 27 125

Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komring Ilir Provinsi Sumatera Selatan

2 8 118

Inventarisasi Batubara Bersistim di Daerah Pagardewa, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

0 0 13

PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 31

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI INOVASI PENGEMASAN MAKANAN DI KECAMATAN PAYARAMAN KABUPATEN OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN

0 1 6

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA AIR MUARA RAMBANG KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 20