baik atau tergenang air. Selain itu, ada penyakit virus yang menyebabkan daun nenas mengecil dan bergaris kuning disebut Emilia sonchifolia L. DC. Virus ini
disebarluaskan oleh gurem Thrips tabaci Lind. Oleh sebab itu, hama dan penyakit perlu dicegah sebelum menyerang tanaman. Untuk pencegahan hama dapat diatasi
dengan semprotan insektisida Bayrusil atau Kelthane 0,2. Sementara penyakit cendawan dapat diatasi dengan semprotan fungisida sistemik.
2.1.4. Panen dan Pasca Panen
Buah nenas bisa dipanen setelah tua atau matang pohon. Tanda buah dapat dipanen adalah matanya datar dan tampak jarang. Bila dipukul diketuk akan
mengeluarkan suara menggema. Buah nenas yang mulai matang akan mengeluarkan aroma khas. Bulan panen besar biasanya pada bulan Desember.
1.2. Penelitian Terdahulu Mengenai Tataniaga
Penelitian dengan topik tataniaga dan penelitian yang membaha komoditi nenas telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Oleh karena itu,
penelitian ini juga menggunakan beberapa hasil penelitian terdahulu sebagai referensi dan pedoman. Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan referensi antara
lain berasa dari skripsi, tesis, dan laporan penelitian.
2.2.1. Kajian Mengenai Saluran dan Fungsi-Fungsi Tataniaga
Proses penyampaian produk pertanian dari produsen hingga ke konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga. Menurut Adnany 2008,
Hermansyah 2008, dan Siregar 2010 lembaga tataniaga yang terlibat di dalam proses tataniaga produk pertanian diantaranya pedagang pengumpul, pedagang
besar lokal dan luar daerah, pedagang pengecer lokal dan luar daerah. Sembiring 2010 menyatakan bahwa terdapat juga lembaga tataniaga seperti pedagang
pengolah dalam saluran tataniaga produk pertanian. Saluran ini disesuaikan dengan kegiatan pemasaran di lokasi penelitian.
Saluran tataniaga yang terbentuk bervariasi dan tentunya dipengaruhi oleh daerah tujuan pemasaran yang cukup luas. Hermansyah 2008 dan Sihombing
2010 melakukan analisis mengenai tataniaga nenas dan hasilnya terdapat tiga pola saluran tataniaga. Saluran tataniaga nenas Palembang yang dianalisis
Hermansyah 2008 diantaranya Jalur I: Petani, Pedagang Pengumpul Desa
PPD, Pedagang Pengecer, Konsumen Lokal dan Non Lokal, Jalur II: Petani Pedagang Pengumpul Desa PPD, Pedagang Pengumpul Kota PPK, Pedagang
Besar, Pedagang Pengecer, Konsumen Pulau Jawa, Jalur III: Petani, Pedagang Pengumpul Kota PPK, Pedagang Besar, Pedagang Pengecer, Konsumen Pulau
Jawa. Berbeda dengan Sihombing 2010 yang menganalisis tataniaga nenas Bogor. Berdasarkan hasil analisis, daerah tujuan pemasaran nenas Bogor hanya
sampai konsumen lokal. Pada saluran kedua nenas dari petani disalurkan ke pedagang pengumpul desa dan selanjutnya disalurkan kepada pedagang pengolah.
Lembaga tataniaga yang terlibat menjalankan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar proses penyampaian barang yang menjadi perdagangannya.
Pada dasarnya fungsi-fungsi dalam pemasaran dapat dikategorikan menjadi tiga fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Adnany 2008
dan Siregar 2008 menyatakan bahwa petani sangat jarang bahkan hampir tidak melakukan fungsi fasilitas sortasi dan grading pada hasil panennya. Namun
kegiatan sortasi dan grading kadang-kadang dilakukan oleh petani khususnya yang telah mengikuti Standard Operational Procedure SOP dalam Sihombing
2010. Hal ini dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Adnany 2008 menyatakan bahwa fungsi pengemasan umumnya dilakukan oleh petani, pedagang pengumpul, pedagang besarpedagang pengirim,
dan pedagang pengecer. Pengemasan ini dilakukan untuk memudahkan penimbangan dan pengangkutan saat penjualan. Terdapat tiga jenis kemasan yang
digunakan yaitu kardus karton, keranjang bambu, dan peti kayu. Lestari 2006 menambahkan pengemasan dapat menggunakan karung yang terbuat dari plastik.
Pengemasan bertujuan untuk melindungi fisik buah dari benturan saat proses pengangkutan.
2.2.2. Kajian Mengenai Struktur Pasar