II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Nenas
Nenas memiliki nama ilmiah Ananas cosmosus, dalam bahasa Inggris disebut Pineapple. Nenas dikenal sebagai King of The Fruit yang berasal dari
Brazilia Amerika Selatan yang telah didomestikasi sebelum masa Colombus. Di Indonesia pada mulanya nenas hanya sebagai tanaman pekarangan selanjutnya
meluas dan mulai dikebunkan di lahan kering tegalan di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini dapat dibudidayakan di daerah tropis dan sub tropis.
Tanaman nenas diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Plantae tumbuh-tumbuhan;
Divisi Spermatophyta
tumbuhan berbiji;
Kelas Angiospermae berbiji tertutup; Spesies Anenas comosus. Tumbuhan ini
memiliki 30 atau lebih daun yang panjang, berserat dan berduri tajam yang mengelilingi batangnya yang tebal. Kulit buahnya bersisik dan “bermata” banyak.
Penyebaran tanaman nenas yang cukup cepat. Hal ini disebabkan karena tanaman nenas memiliki daya tahan tinggi selama dalam perjalanan. Untuk mendapatkan
bibit nenas dapat dilakukan perbanyakan secara vegetatif dengan menggunakan tunas-tunasnya.
Buah nenas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, sirup, dodol dan lain-lain. Buah nenas juga
mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nenas dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan pakan ternak dan bahan baku industri. Pengolahan nenas
dapat menjadi alternatif pada saat produksi buah melimpah, sehingga harga jual tetap stabil.
2.1.1. Budidaya Nenas
Perbanyakan tanaman nenas dapat dilakukan dengan anakan yang keluar dari pangkal batang. Perbanyakan juga dapat dilakukan sucker atau slips dan
mahkotanya. Batang dan mahkota bunga dapat dipotong dan dibelah untuk dijadikan bibit. Umur tanaman berbunga tidak menjadi persoalan karena
pembungaan tanaman nenas dapat diatur dengan memberikan zat tumbuh, diantara karbid dan ethrel 40 PGR. Anakan mahkota bunga yang baru dipotong
dapat ditanam langsung tanpa disemaikan dahulu. Namun, sebaiknya dibiarkan
dulu selama beberapa hari sebelum ditanam. Perlakuan ini dimaksudkan agar lukanya tertutup kalus lebih dulu sehingga cepat berakar.
Nenas ditanam dengan sistem dua-dua baris. Tiap baris pada jarak 60 cm x 60 cm dan jarak antara 30
– 40 cm. Semakin rapat jarak tanamnya, buah yang dihasilkan semakin kecil. Untuk kebutuhan industri pengalengan canning
biasanya diperlukan buah dengan ukuran kecil dan bentuk silindris. Pupuk kandang yang diperlukan 5
– 10 kg per lubang tanam. Sedangkan pupuk buatan yang digunakan yaitu 300 kg urea, 600 kg TSP, dan 300 kg KCL per hektar per
tahun.
2.1.2. Pemeliharaan
Pemberian pupuk dilakukan dua kali, yakni pada umur empat minggu dan delapan minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya mahkota ganda multiple crown dalam satu buah sehingga menyebabkan buah menjadi kecil dan berbentuk buah ganda.
Pemeliharaan berikutnya adalah pembersihan rumput atau gulma. Gulma pada pertanaman nenas dapat menurunkan hasil buah antara 20
– 42 . Pembuatan drainase yang baik sangat dianjurkan untuk mencegah serangan penyakit busuk
akar dan busuk hati titik tumbuh. Pembungaan tanaman nenas dapat diatur untuk mengatur waktu panen. Bila tanaman nenas disemprot dengan ethrel 40 PGR
dosis 70 – 200 ppm 1 ppm = 1 mgliter air pada titik tumbuhnya, maka satu
bulan kemudian tanaman akan berbunga. Sebagai gantinya dapat digunakan karbid 200
– 300 mg yang dimasukkan ke titik tumbuh.
2.1.3. Hama dan Penyakit