Saluran Tataniaga III Analisis Tataniaga Nenas Palembang (Kasus Desa Paya Besar, Kecamatan Parayaman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan)

yang membeli nenas dalam jumlah sedikit akan meminta agar nenas langsung dibersihkan dari kulitnya. Pedagang pengecer menjual nenas dengan harga yang tinggi kepada konsumen karena kualitas nenas dan nilai tambah yang diberikan. Pengemasan dilakukan pedagang pengecer dengan memasukkan nenas ke dalam kantong plastik putih untuk nenas yang telah dibersihkan. Sedangkan nenas yang masih utuh dikemas dengan cara diikat menggunakan tali plastik. Adapun sistem pembayaran yang dilakukan antara petani dengan pedagang pengumpul secara tunai. Hal ini disebabkan karena jumlah nenas yang dibeli kepada pedagang pengumpul lebih sedikit. Sehingga pedagang pengumpul memiliki cukup uang untuk membeli nenas petani secara tunai. Sama halnya dengan pembayaran ke petani, sistem pembayaran yang dilakukan pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan konsumen akhir juga dilakukan secara tunai.

c. Saluran Tataniaga III

Saluran tataniaga tiga digunakan oleh 19 petani responden atau sebesar 63,33 persen. Saluran ini merupakan saluran yang paling banyak digunakan oleh petani responden di Desa Paya Besar. Pada saluran ini petani menjual langsung hasil panennya ke pedagang pengumpul desa. Transaksi dilakukan berdasarkan ketersediaan nenas di petani serta permintaan nenas oleh pedagang pengumpul. Jika petani memiliki nenas atau sebaliknya pedagang pengumpul membutuhkan nenas maka keduanya akan saling memberitahu lewat pertemuan langsung atau melalui telepon. Nenas yang dijual pada saluran ini merupakan nenas dengan kualitas super ukurannya lebih besar. Nenas dengan kualitas baik biasanya dihasilkan dari hasil panen pertama. Panen pertama biasanya menghasilkan buah yang besar, panen kedua, ketiga dan seterusnya buah lebih kecil. Jumlah nenas yang dipasarkan pada saluran ini rata-rata sebanyak 66.368 buah atau 74,33 persen. Harga yang diterima oleh petani adalah Rp. 2.015,79 per buah. Sedangkan harga yang diterima konsumen yaitu Rp. 4.833,33 per buah. Apabila jumlah nenas yang dipanen di bawah 1000 buah maka petani tidak menggunakan tenaga kerja tambahan untuk kegiatan pemanenan. Namun, ketika panen raya jumlah nenas yang dipanen bisanya mencapai 4000 buah sehingga petani harus mempekerjakan tenaga kerja tambahan. Biaya tenaga kerja untuk kegiatan pemanenan sebesar Rp. 100 per buah. Umumnya petani di Desa Paya Besar menyerahkan pengangkutan hasil panennya kepada pedagang pengumpul desa. Biasanya pedagang pengumpul desa langsung mendatangi lahan petani dan mengangkut hasil panen dengan menggunakan motor keranjang. Jumlah nenas yang mampu dibawa oleh motor keranjang sebanyak 100 hingga 150 buah nenas. Oleh karena itu, biaya angkut pemanenan dibebankan kepada pedagang pengumpul. Nenas yang telah dikumpulkan siap didistribusikan ke pedagang besar di Jakarta. Pasar tujuan saluran tiga adalah Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur. Pedagang pengumpul telah menjadi pemasok tetap untuk para pedagang besar nenas Palembang yang berada di Pasar Induk Kramat Jati. Hal ini dilatarbelakangi karena kedua pedagang telah menjadi langganan. Hubungan ini terjalin karena kegiatan jual beli nenas sudah dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Biasanya nenas diangkut dengan menggunakan truk colt diesel atau Fusso. Truk colt diesel dapat menampung 5000 – 6000 buah nenas, sedangkan Fusso dapat menampung nenas sebanyak 15.000 buah. Biasanya pedagang pengumpul melakukan pengiriman nenas kepada pedagang besar sebanyak tiga sampai empat kali dalam seminggu. Biaya sewa truk dan armadanya ditanggung oleh pedagang pengumpul desa. Jika terdapat biaya-biaya tambahan selama di perjalanan maka hal tersebut menjadi tanggungan supir. Sistem pembayaran yang dilakukan antara pedagang pengumpul dan pedagang besar adalah sistem tunai. Harga yang berlaku adalah harga yang sedang terjadi di pasar berdasarkan informasi yang diperoleh dari pedagang besar di Pasar Induk Kramat Jati. Pedagang besar melakukan sortasigrading terhadap nenas yang dibeli dari pedagang pengumpul desa. Kegiatan sortasigrading melibatkan tenaga kerja tambahan. Tenaga kerja ini sekaligus melakukan bongkar muat dan mengangkut nenas dari truk ke kios pedagang besar di Pasar Induk Kramat Jati. Jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung banyaknya nenas yang datang. Pengangkutan nenas dari truk ke kios pedagang besar dilakukan dengan menggunakan keranjang roda. Selanjutnya dilakukan pemisahan nenas berdasarkan besar kecilnya ukuran. Biasanya nenas dipisahkan berdasarkan tiga grade lagi yakni A, B dan C. Penentuan grade ini tidak memiliki ukuran yang pasti, hanya dikelompokkan berdasarkan ukuran yang sama. Pedagang besar melakukan pengemasan nenas dengan menggunakan karung plastik dan tali plastik. Karung plastik digunakan untuk mengemas penjualan nenas dalam jumlah besar. Satu karung plastik ukuran 50 kg dapat memuat nenas sebanyak 40 – 50 buah. Sedangkan penjualan nenas dalam jumlah kecil cukup dikemas dengan cara diikat menggunakan tali plastik. Pedagang besar menanggung biaya retribusi, biaya bongkar muat, biaya sortasigrading dan biaya pengemasan. Pedagang pengecer umumnya langsung melakukan pembelian di kios penjualan nenas Pasar Induk Kramat Jati. Pengecer bebas melakukan pembelian kepada pedagang besar yang menjual nenas. Pedagang pengecer menjual nenas kepada konsumen akhir yang berada di pasar tradisional yang ada di Jakarta Timur. Jumlah nenas yang dijual rata-rata sebanyak 50 hingga 100 buah per periode penjualan. Pedagang pengecer menanggung biaya retribusi dan biaya transportasi. Sistem pembayaran yang dilakukan secara tunai.

6.3. Fungsi-Fungsi Tataniaga Pada Setiap Lembaga Tataniaga

Dokumen yang terkait

POLA KERJA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus di Desa Tania Makmur Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir,Sumatera Selatan)

0 13 2

KERAJINAN KAIN TENUN SONGKET DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DAERAH PALEMBANG DI DESA MUARA PENIMBUNG ULU KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

6 73 51

Analisis efisiensi tataniaga pupuk urea PT.Pupuk Sriwidjaya setelah adanya kebijakan subsidi (Studi kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan)

0 13 117

Analisis dayasaing buah nenas model tumpang sari dengan karet:kasus di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih dan di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

2 12 169

Analisis Tataniaga Markisa Ungu di Kabupaten Karo (Studi Kasus Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)

3 27 125

Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komring Ilir Provinsi Sumatera Selatan

2 8 118

Inventarisasi Batubara Bersistim di Daerah Pagardewa, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

0 0 13

PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 31

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI INOVASI PENGEMASAN MAKANAN DI KECAMATAN PAYARAMAN KABUPATEN OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN

0 1 6

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA AIR MUARA RAMBANG KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 20