pada saluran ini cukup panjang sehingga keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar. Berdasarkan analisis marjin tataniaga nenas di Desa Paya Besar, maka
saluran satu merupakan saluran yang efisien jika dibandingkan dengan saluran lainnya.
Jika dibandingkan dengan analisis pemasaran nenas dari kota lainnya seperti nenas Bogor dan nenas Blitar maka nenas Palembang memiliki marjin
paling besar. Besarnya marjin dipengaruhi oleh biaya tataniaga masing-masing nenas. Nenas Palembang dipasarkan hingga keluar Provinsi Sumatera Selatan. Hal
ini menyebabkan tingginya biaya transportasi karena jarak yang ditempuh cukup jauh. Sedangkan pemasaran nenas Bogor dan nenas Blitar hanya menjangkau
pasar dalam kabupaten dan provinsi sehingga biaya transportasi tidak terlalu tinggi.
7.3.2. Analisis Farmer’s Share
Analisis farmer’s share merupakan perbandingan harga yang diterima oleh
petani nenas dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir. Analisis farmer’s
share digunakan sebagai indikator untuk menentukan efisiensi saluran tataniaga suatu produk. Analisis
farmer’s share berkebalikan dengan analisis marjin tataniaga. Namun,
farmer’s share yang tinggi tidak selalu menunjukkan bahwa sebuah saluran tataniaga efisien.
Farmer’s share yang diterima petani pada saluran tataniaga nenas di Desa Paya Besar dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 .
Farmer’s Share pada Saluran Tataniaga Nenas di Desa Paya Besar Saluran
Tataniaga Harga di tingkat
petani RpBuah
Harga di tingkat konsumen
RpBuah Farmer’s Share
Saluran I 1142,86
3233,30 35,35
Saluran II 2000,00
5500,00 36,36
Saluran III 2015,79
4833,33 41,71
Tabel 21 menunjukkan bahwa bagian terbesar yang diterima petani terdapat pada saluran tiga yaitu sebesar 41,71 persen. Saluran tiga merupakan
saluran dengan total marjin tataniaga terendah kedua dan biaya tataniaga tertinggi. Saluran satu dan dua memiliki nilai
farmer’s share yaitu masing-masing sebesar
35,35 persen dan 36,36 persen. Hal ini dikarenakan marjin yang diambil pada saluran dua sangat tinggi jika dibandingkan dengan kedua saluran lainnya.
Berdasarkan ketiga nilai farmer’s share pada masing-masing saluran tataniaga,
maka dapat disimpulkan bahwa saluran yang paling menguntungkan bagi petani adalah saluran tiga.
Berdasarkan hasil penelitian tataniaga nenas Bogor di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor bahwa nilai
farmer’s share tertinggi terdapat pada saluran dua sebesar 75 persen. Lembaga tataniaga yang dilibatkan
pada saluran ini adalah petani, pedagang pengumpul desa dan langsung dijual ke pedagang pengolah. Sedangkan nilai
farmer’s share terbesar pada tataniaga nenas Blitar sebesar 66,67 persen. Jika dilihat dari nilai
farmer’s share tataniaga nenas dari masing-masing daerah, maka kedua saluran tersebut merupakan saluran
terpendek dari tataniaga nenas yang ada di lokasi penelitian masing-masing dan jarak pemasaran pada kedua saluran tersebut cukup dekat dengan lokasi sentra
produksi nenas di masing-masing tempat penelitian. Tataniaga nenas Palembang di Desa Paya Besar memiliki nilai
farmer’s share terendah dibandingkan nenas Bogor dan nenas Blitar.
7.3.3. Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya