Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani

6.3.1. Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani

Petani respoden melakukan fungsi pertukaran yaitu penjualan. Umumnya seluruh petani responden dari tiga pola saluran melakukan fungsi tersebut. Petani menjual seluruh nenasnya kepada pedagang pengumpul desa. Transaksi ini terjadi karena adanya ikatan kekeluargaan dan rasa saling percaya yang telah terjalin cukup lama antara petani dengan pedagang pengumpul desa. Proses penjualan nenas dilakukan secara bebas oleh petani. Petani bebas menjual nenas hasil panennya kepada pedagang pengumpul desa manapun yang membeli nenas petani dengan harga lebih tinggi. Ada petani yang membawa sendiri hasil panennya ke tempat pedagang pengumpul jika nenas yang dihasilkan dalam jumlah kecil. Jika hasil panen dalam jumlah besar biasanya pedagang pengumpul yang mendatangi lahan petani secara langsung untuk mengangkut nenas. Oleh sebab itu, fungsi fisik berupa pengangkutan kadang-kadang dilakukan oleh petani dan terkadang tidak dilakukan. Petani juga melakukan fungsi fasilitas yaitu berupa penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi. Risiko yang dihadapi petani yaitu rendahnya harga jual nenas ketika terjadi panen raya atau musim buah lainnya. Selain itu juga petani menghadapi risiko penurunan produksi yang disebabkan oleh hama dan penyakit yang menyerang nenas. Terkadang petani juga menghadapi risiko penundaan pembayaran oleh pedagang pengumpul desa. Penangguhan pembayaran terkadang dialami petani ketika permintaan nenas berkurang di pasar. Sehingga pedagang pengumpul tidak memiliki cukup uang untuk membayar petani secara tunai. Biasanya pedagang pengumpul akan membayar petani setelah penjualan nenas di pasar dilakukan. Fungsi pembiayaan yang dilakukan petani yaitu berupa penyediaan modal untuk melakukan budidaya nenas selanjutnya. Petani kadang-kadang melakukan fungsi informasi berupa perkembangan harga nenas yang diperoleh dari pedagang pengumpul desa. Namun informasi yang diterima petani tidak lengkap dan kurang transparan. Oleh karena itu, petani tidak dapat mempengaruhi harga jual nenas di pasar dan hanya berperan sebagai price taker.

6.3.2. Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul Desa

Dokumen yang terkait

POLA KERJA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus di Desa Tania Makmur Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir,Sumatera Selatan)

0 13 2

KERAJINAN KAIN TENUN SONGKET DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DAERAH PALEMBANG DI DESA MUARA PENIMBUNG ULU KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

6 73 51

Analisis efisiensi tataniaga pupuk urea PT.Pupuk Sriwidjaya setelah adanya kebijakan subsidi (Studi kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan)

0 13 117

Analisis dayasaing buah nenas model tumpang sari dengan karet:kasus di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih dan di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

2 12 169

Analisis Tataniaga Markisa Ungu di Kabupaten Karo (Studi Kasus Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)

3 27 125

Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komring Ilir Provinsi Sumatera Selatan

2 8 118

Inventarisasi Batubara Bersistim di Daerah Pagardewa, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

0 0 13

PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 31

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI INOVASI PENGEMASAN MAKANAN DI KECAMATAN PAYARAMAN KABUPATEN OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN

0 1 6

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA AIR MUARA RAMBANG KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

0 0 20