NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
11 Kerja di area SP
dan spray tower Udara panas
Dehidrasi 8
Rendah Inspeksi untuk pemeriksaan rutin,
penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm,harness, safety gloves, masker,ear plug,
aluminized clothing, safety shoes
12 Kerja di ruang
blower fine coal Sp calciner
Suara blower Terjepit, getaran,
gangguan pendengaran.
17 Bersyarat
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic precipitator
EP, Melaksanakan pemeriksaan audiometri , maintenance alat secara
rutin, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP, membuat
SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD Safety
glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing,
safety shoes
13 Pembersihan
coating Material panas
Luka bakar,meninggal,iritasi
24 Tinggi
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
13 Pembersihan
coating Kerja diketinggian
Jatuh dari ketinggian 24
Tinggi Penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks,
training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
Berdebu Iritasi Kulit atau mata,
gangguan pernapasan 20
Ketat
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic precipitator
EP, pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke
penampungan, maintenance alat secara rutin, penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks, training
OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety gloves,
masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
Udara panas Dehidrasi
8 Rendah
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
13 Pembersihan
Coating Stripping machine
Menabrak, kejatuhan material
13 Bersyarat
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
14 Pembersihan
sisa bata castable saat
shutdown dan tumpahan
material saat clogging
Material panas dinding SP
Luka bakar,meninggal,iritasi
24 Tinggi
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Lokasi ketinggian Jatuh dari ketinggian
24 Tinggi
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm,harness, safety gloves, masker,ear plug,
aluminized clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
14 Pembersihan
sisa bata castable saat
shutdown dan tumpahan
material saat clogging
Berdebu Iritasi Kulit atau mata,
gangguan pernapasan 20
Ketat Penangkapan debu memakai dust
collector dan Elektrostatic precipitator EP, maintenance alat
secara rutin, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Udara panas Dehidrasi
8 Rendah
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic
precipitator EP, maintenance alat secara rutin, penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks,
training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
14 Pembersihan
sisa bata castable saat
shutdown dan tumpahan
material saat clogging
Material
clogging
Kebakaranledakan 25
Tinggi Penangkapan debu memakai dust
collector dan Elektrostatic precipitator EP, maintenance alat
secara rutin, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
15 Melakukan
Inspeksi Oksigen Pada
outlet ILC Calciner dan
SLC Calciner Material panas
Luka bakar,meninggal,iritasi
24 Tinggi
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian
24 Tinggi
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug,harness,
aluminized clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
15 Melakukan
Inspeksi Oksigen Pada
outlet ILC Calciner dan
SLC Calciner Berdebu
Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan
20 Ketat
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic
precipitator EP, maintenance alat secara rutin, melakukan inspeksi
secara rutin dan berskala, penangungg jawab dari Superintendent, adanya
SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training,
APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Udara panas Dehidrasi
8 Rendah
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug,harness,
aluminized clothing, safety shoes
Kebocoran gas Gangguan pernapasan,
keracunan 15
Bersyarat Penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks,
training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug,harness, aluminized clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
16 Melakukan
inspeksi Decarbonation
Material panas Luka
bakar,meninggal,iritasi 24
Tinggi Melakukan inspeksi secara rutin dan
berskala, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian
24 Tinggi
Melakukan inspeksi secara rutin dan berskala, penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks, training
OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm,harness, safety gloves,
masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
Berdebu Iritasi Kulit atau mata,
gangguan pernapasan 20
Ketat
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic precipitator
EP, maintenance alat secara rutin, melakukan inspeksi secara rutin dan
berskala, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP, membuat
SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD Safety
glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing,
safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
16 Melakukan
inspeksi Decarbonation
Udara panas Dehidrasi
8 Rendah
Maintenance alat secara rutin, melakukan inspeksi secara rutin dan
berskala, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
17 Pengaturan
temperatur di SP Material panas
Luka bakar,meninggal,iritasi
24 Tinggi
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training, APD
Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian
24 Tinggi
Melakukan inspeksi secara rutin dan berskala, penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks,
training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
17 Pengaturan
temperatur di SP Berdebu
Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan
20 Ketat
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic
precipitator EP, maintenance alat secara rutin, melakukan inspeksi
secara rutin dan berskala, penangungg jawab dari Superintendent, adanya
SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks, training OJT: On job training,
APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
Udara panas Dehidrasi
8 Rendah
Melakukan inspeksi secara rutin dan berskala, penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, membuat SIKA dan JSA, safety talks,
training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
18 Menaiki dan
menuruni tangga SP
Radiasi panas suhu luar
Dehidrasi, Luka bakar 20
Ketat Penangungg jawab dari
Superintendent, adanya SOP, safety talks, training OJT: On job training,
APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized
clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
18 Menaiki dan
menuruni tangga SP
Konduksi dari panas besi tangga
Lebammemar, luka bakar
20 Ketat
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP, safety
talks, training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
Paparan debu lantai tangga
Gangguan pernapasan, iritasi
20 Ketat
Penangkapan debu memakai dust collector dan Elektrostatic
precipitator EP, penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP,
safety talks, training OJT: On job training, APD Safety glass, safety
helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
Terpeleset di tangga
LebamMemar, cidera ringan-berat
10 Bersyarat
Penangungg jawab dari Superintendent, adanya SOP, safety
talks, training OJT: On job training, APD Safety glass, safety helm, safety
gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
19 Menaiki dan
menuruni Lift Lift Konsleting
Lift Mati 1
Rendah
Maintenance lift secara rutin dan berskala, safety talks, training OJT: On
job training, safety sign, adanya prosedur menaiki lift, APD Safety glass,
safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes
NO Nama Kegiatan
Sumber bahaya Risiko dampak
Work Risk Assessment
Control WRAC
Tingkat Risiko
Pengendalian Risiko
19 Menaiki dan
menuruni Lift Tali Baja lift putus
Cidera parah, meninggal
25 Tinggi
Maintenance lift secara rutin dan berskala, safety talks, training OJT:
On job training, safety sign, adanya prosedur menaiki lift, APD Safety
glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing,
safety shoes
Tabel 5.17 Lembar Observasi Pengendalian Bahaya NO
Jenis Pengendalian Bahaya
Ada Tidak
Keterangan 1
Eliminasi
2 Subsitusi
3
Engineering control
4 Administrative control
5
Alat Pelindung diri
Dalam pengendalian bahaya terdapat 5 cara secara hirarki mulai dari eiminasi, subsitusi, engineering control, administrative control, dan alat pelindung
diri APD. Namun dalam hasil observasi hanya tiga pengendalian yang dapat dipakai dalam area kerja suspension preheater. Hasilnya adalah Engineering control,
administrative control dan APD.
5.7 Rekomendasi Pengendalian Risiko
PT Indocement menentukan prioritas upaya pengendalian risiko berdasarkan keterkaitan kegiatan, potensi bahaya, dan tingkat keberhasilan pengendalian risiko,
yaitu dengan menentukan Risk Priority Number RPN:
RPN = O X S X D
RPN = Angka Prioritas Risiko Risk Priority Number. O = Tingkat kemungkinan Occurrence.
S = Tingkat keparahan Severity. D = Tingkat keberhasilan Detection.
Risiko yang dapat diterima acceptable risk adalah jika nilai RPN 64, tetapi bila nilai 64 ; atau belum terpenuhinya peraturan perundangan atau standar
maka kegiatan tersebut diprioritaskan untuk dibuatkan tindakan perbaikan peningkatan :
Action plan yang dapat dilakukan melalui, yaitu : a. program
o Menentukan program pengendalian K4LMdaftar program lampiran 2 o Menyusun rincian untuk setiap program dengan format one sheet project
o Memantau kemajuan untuk setiap program minimal 3 bulan sekali dengan format Progress Report
o Mengevaluasi keefektifan pencapaian tujuan, minimal 3 bulan sekali daftar action plan, pada daftar program
b. Menentukan pengendalian operasi Perbaikan berlanjut: Merupakan peningkatan atau perbaikan pengendalian operasi danatau
manajemen darurat : o Menentukan perbaikan berlanjut dengan RPN 64
o Menyusun rencana kerja untuk setiap perbaikan berlanjut dapat menggunakan: Practical Quality Improvement PQI, Perbaikan Sistem
Saran PSS, Tujuh langkah, tujuh alat TULTA, dll o Mengevaluasi keefektifan pencapaian tujuan pada setiap minimal 3 bulan
sekali daftar action plan, pada daftar pengendalian operasi atau daftar manajemen darurat.
Namun HIRARC yang dimiliki oleh PT.ITP belum membuat kegiatan action plan dikarenakan semua jenis kegiatannya dibawah range 64. Seperti dari
sumbernya bahwa setiap sumber bahaya yang dibawah point 64 dari hasil perkalian
RPN tidak dilakukannya program action plan. Selain itu, kendala dana cost yang harus diberikan untuk melaksanakan program action plan membuat perusahaan tidak
mudah untuk mengeluarkan dana yang jumlahnya besar. Akan tetapi, peneliti tetap memberikan tindakan monitoring action plan demi mengoreksi atau memperbaiki
pengendalian yang sudah dilakukan. Berikut adalah tabel rekomendasi pengendalian risiko:
Tabel 5.18 Rekomendasi pengendalian risiko NO
Nama Kegiatan Kerja
Peraturan perundang-undangan keselamatan kerja dan standar kerja mesin
Tindakan Monitoring pengendalian
1 Mengatasi
Clogging - UU K3 No 1 tahun 1970
-SOP dalam melakukan antisipasi clogging -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang
bejana Tekan -Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri. Pembersihan debu secara manual dengan di
sapu, disekop dan dibuang ke penampungan, penyediaan air minum agar
terhindar dari dehidrasi, adanya signal sign, shock absorben, penyediaan APD secara
lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan
tegas kepada pekerja
2 Pembersihan
coating riser duct
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-04MEN1985 tentang
pesawat tenaga dan produksi -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1988 tentang
kwalifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap -Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri. Pembersihan debu secara manual dengan di
sapu, disekop dan dibuang ke penampungan, penyediaan air minum agar
terhindar dari dehidrasi ,adanya signal sign,Inspeksi secara rutin dan berskala,
shock absorben, penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja,
sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
3 Pembersihan
BE -UU K3 No 1 tahun 1970
-Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Maintenance Bucket Elevator
secara berskala, Adanya signal sign, Inspeksi
secara rutin dan berskala, penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
NO Nama Kegiatan
Kerja Peraturan perundang-undangan keselamatan kerja dan standar
kerja mesin Tindakan Monitoring pengendalian
4 Pembersihan
Chute -UU K3 No 1 tahun 1970
-Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
-Peraturan Menteri perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan di tempat kerja
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Adanya pengawas agar dapat diawasi ketika pekerja masuk ke area confined spaced, Adanya
signal sign, lampu darurat untuk penerangan, Inspeksi secara rutin dan berskala, penyediaan
APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja khususnya bantuan alat pernapasan ,
sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
5 Pemeriksaan
damper cyclone di SP
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang
bejana Tekan -Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke penampungan,
penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, Adanya signal sign,lampu untuk
penerangan, Inspeksi secara rutin dan berskala, shock absorben, penyediaan APD secara
lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan
tegas kepada pekerja
6 Mengelas
dinding las -UU K3 No 1 tahun 1970
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No:Per 02MEN1982 Tentang kwalifikasi juru las
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Adanya signal sign, Inspeksi secara rutin dan berskala, , penyediaan APD secara lengkap
sesuai dengan kebutuhan pekerja, pemeriksaan kesehatan, sosialisasi mengenai APD dengan
tindakan tegas kepada pekerja
7
Aktivitas pembersihan
coating bata saat bricklining
menggunakan stripping
machine -UU K3 No 1 tahun 1970
-Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang bejana Tekan
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, Adanya signal sign, Inspeksi secara
rutin dan berskala, penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja,
sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
NO Nama Kegiatan
Kerja Peraturan perundang-undangan keselamatan kerja dan standar
kerja mesin Tindakan Monitoring pengendalian
8 Pembersihan
material di SP -UU K3 No 1 tahun 1970
-Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang bejana Tekan
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke
penampungan, penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, Inspeksi secara
rutin dan berskala, Adanya signal sign, penyediaan APD secara lengkap sesuai
dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas
kepada pekerja
9 Pengoperasian
Alat angkatangkut
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-05MEN1985 tentang
pesawat angkat dan angkut -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.Per-
09MENVII2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
-Keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.: Kep-75 MEN2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI
No. SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik PUIL 2000 di tempat kerja.
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Adanya signal sign, Inspeksi secara rutin dan berskala, penyediaan APD secara
lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan
tegas kepada pekerja
10 Mengatasi
kebakaran kecilAPAR
-
UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-04MEN1980 tentang
syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan -Keputusan menteri tenaga kerja RI No.Kep-186MEN1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Adanya signal sign, Inspeksi secara rutin dan berskala, penyediaan APD secara
lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan
tegas kepada pekerja
NO Nama Kegiatan
Kerja Peraturan perundang-undangan keselamatan kerja dan standar
kerja mesin Tindakan Monitoring pengendalian
11 Kerja di area SP
dan spray tower -UU K3 No 1 tahun 1970
-Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-02MEN1982 Tentang kwalitas Juru las
-Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang bejana Tekan
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke penampungan, penyediaan
air minum agar terhindar dari dehidrasi, adanya signal sign, Inspeksi secara rutin dan berskala, shock
absorben,penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai
APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
12 Kerja di ruang
blower fine coal Sp calciner
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang
bejana Tekan -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke penampungan,
Adanya signal sign, Inspeksi secara rutin dan berskala, penyediaan APD secara lengkap
sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada
pekerja
13 Pembersihan
coating
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang
bejana Tekan -Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi,
Adanya signal sign, Inspeksi secara rutin dan berskala,
shock absorben,
penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja, sosialisasi
mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
14
Pembersihan sisa bata
castable saat shutdown dan
tumpahan material saat
clogging
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Keputusan presiden RI.No 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke penampungan,
penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, Adanya signal sign, Inspeksi secara
rutin dan berskala, shock absorben,penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
NO Nama Kegiatan
Kerja Peraturan perundang-undangan keselamatan kerja dan standar
kerja mesin Tindakan Monitoring pengendalian
15 Melakukan
Inspeksi Oksigen Pada
outlet ILC Calciner dan
SLC Calciner -UU K3 No 1 tahun 1970
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, Adanya signal sign, Inspeksi secara
rutin dan berskala, shock absorben
,
penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
16 Melakukan
inspeksi Decarbonation
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, adanya signal sign, Inspeksi secara
rutin dan berskala, shock absorben, penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
17 Pengaturan
temperatur di SP
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-01MEN1982 tentang
bejana Tekan -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke penampungan,
penyediaan air minum agar terhindar dari dehidrasi, adanya signal sign, Inspeksi secara
rutin dan berskala, shock absorben ,penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
pekerja, sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
18 Menaiki dan
menuruni tangga SP
-UU K3 No 1 tahun 1970 -Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per-
08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Pembersihan debu secara manual dengan di sapu, disekop dan dibuang ke penampungan,
Adanya signal sign, penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja,
sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
NO Nama Kegiatan
Kerja Peraturan perundang-undangan keselamatan kerja dan standar
kerja mesin Tindakan Monitoring pengendalian
19 Menaiki dan
menuruni Lift -UU K3 No 1 tahun 1970
-Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-03MEN1999 tentang syarat-syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lift Untuk
Pengangkutan Orang dan Barang. -Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan pengawasan Ketenagakerjaan No.Kep-407BW1999 tentang persyaratan, penunjukkan Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.
-Keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.: Kep- 75 MEN2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
SNI No. SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik PUIL 2000 di tempat kerja.
-Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.Per- 08MENVII2010 tentang alat pelindung diri.
Adanya signal sign, tersedianya nomor darurat jika lift mengalami kerusakan atau
keadaan darurat, penyediaan APD secara lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja,
sosialisasi mengenai APD dengan tindakan tegas kepada pekerja
161
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini, penulis melakukan observasi dan wawancara pada proses
produksi pada pekerjaan di bagian suspension preheater. Proses observasi yang dilakukan hanya dengan melakukan pengamatan terhadap setiap tahapan yang
ada pada proses pekerjaan di Suspension Preheater SP. Identifikasi dan analisis yang dilakukan pada proses pekerjaan di SP hanya terbatas pada risiko
keselamatan kerja saja, hal ini karena keterbatasan waktu penelitian. 2. Peneliti tidak dapat menampilkan gambar atau dokumentasi proses kerja secara
keseluruhan karena area tempat penelitian yang memiliki temperatur ekstrim dan tidak memungkinkan untuk mengambil seluruh gambar rangkaian proses
kerja SP. 3. Peneliti tidak melampirkan beberapa data seperti data invertigasi kecelakaan, dan
master data perusahaan dikarenakan data-data tersebut bersifat rahasia.
6.2 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Dengan Metode HIRARC Pada Pekerjaan Di
Suspension Preheater
Ditempat kerja terdapat sumber bahaya yang beraneka ragam mulai dari kapasitas bahaya yang rendah hingga bahaya tinggi. Kita tidak dapat mencegah
kecelakaan jika tidak dapat mengenal bahaya dengan baik dan seksama. Jenis Bahaya diklasifikasikan menjadi beberapa macam yakni bahaya mekanis, listrik,
kimiawi, dan fisik. Dari risiko keselamatan yang telah diidentifikasikan, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada proses kerja di suspension preheater
berdasarkan jenis bahaya keselamatan ditemukan tiga jenis bahaya diantaranya : 1. Bahaya Fisik, yaitu jatuh dari ketinggian, tersembur material panas,
mengalami gangguan pernapasan, iritasi mata yang disebabkan debu, iritasi kulit dari paparan debu dan semen langsung, dehidrasi ringan
hingga akut karena situasi lingkungan kerja yang panas, terpapar sinar api burner dapat mengakibatkan kebutaan jika tidak memakai APD dengan
tepat, kejatuhan material, terpeleset di tempat kerja, menabrak,terjepit, getaran, lebam memar, mengalami cidera ringgan-hingga berat, dan hal
yang paling besar adalah kehilangan nyawa atau meninggal dunia. 2. Bahaya Mekanik mechanical hazard yaitu, terbentur, terjepit dan
tertimpa alat dari alat riser duct, bucket elevator dan blower fine coal sp calciner, mengalami gangguan pendengaran dari suara alat kipasfan,
menabrak dan kejatuhan material dari alat angkut dan stripping machine, terjadi kebakaran dan ledakan dari tabung bertekanan api dan pekerjaan
saat pengecekan temperatur SP, lift mengalami konsleting dan mengakibatkan lift mati. Bahaya-bahaya ini diakibatkan oleh benda-
benda atau mesin serta proses yang bergerak. 3. Bahaya listrik electrical hazard yaitu, terkena aliran listrik kesetrum.
Kemudian dapat mengalami luka bakar hingga meninggal dunia, Hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian bahaya dan
rekomendasi pengendalian keselamatan dilakukan dengan menggunakan data primer berupa wawancara dan observasi kepada pekerja di SP, karyawan HSE, dan
rekan kerja pekerja. Didapatkan hasil identifikasi berupa sembilan belas jenis pekerjaan di proses kerja SP.
1. Mengatasi clogging 1a.Identifikasi bahaya
Clogging adalah sumbatan-sumbatan material yang terjadi di dalam suspension preheater yang terjadi karena sirkulasi kandungan
senyawa-senyawa volatile yang membuat mampat di sistem preheater itu sendiri. Hal ini terjadi karena senyawa-senyawa sulfur, dan kloin yang
dapat berasal dari raw meal ataupun bahan bakar alternatif, menguap di zona burning kiln dan terbawa dalam bentuk gas kembali ke preheater,
karena suhu yang rendah maka gas-gas tersebut kembali kedalam bentuk padat, bercampur dengan raw mix lalu kembali masuk ke burning zone
kiln, menguap kembali dan bersirkulasi seperti itu terus sehingga meningkatkan konsentrasi senyawa-senyawa tersebut didalam sitem
pembakaran. Dalam pekerjaan mengatasi problem clogging, terdapat sumber bahaya berupa material panas yang berkisar 700 derajat celcius
yang dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh pekerja hingga meninggal dunia Wibisono, 2012. Kemudian dengan struktur Sp yang
cukup tinggi dengan wilayah kerja berlantai-lantai pekerja tidak luput dari bahaya ketinggian yang dapat berakibat cidera ringan,ringan, berat
hingga meninggal dunia. Kemudian area kerja cukup berdebu karena memang lingkungan kerja di SP masih belum cukup untuk dibersihkan
secara otomatis karena hanya memakai tenaga manual manusia dalam membersihkan material-material debu semen. Bahaya ini dapat
mengakibatkan iritasi kulit, iritasi mata hingga gangguan pernapasan. Dalam suhu luar SP berada pada suhu 40 derajat celcius dalam radius 1
meter dengan dinding cyclone dapat menyebabkan dehidrasi yang berakibat kekurangan cairan bagi pekerja.
1b. Penialian Risiko dan pengendaliannya Dari pekerjaan ini terdapat 4 macam risiko yang dapat merugikan
karyawan dan perusahaan diantaranya adalah : a. Material Panas
Material panas masuk dalam kategori jenis bahaya Fisik karena memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar Rosalia, 2011. Material panas dari alat cyclone preheater dapat berakibat luka bakar ringan