Klinker harus didinginkan secara cepat sebelum masuk ke unit penggilingan akhir.
g. Unit Penggilingan Akhir Cement Mill Unit
Dari klinker silo, klinker keluar melalui apron conveyor dibawa dengan bucket elevator menuju ke hopper clinker, proporsinya ditentukan
dengan weighting feeder. Kemudian klinker dibawa ke penggilingan akhir. Produk yang keluar dari cement mill akan terbagi atas dua arah. Produk
semen yang halus akan dihisap oleh EP electrostatic precipitator melewati grit separator sedangkan produk semen yang relatif kasar akan jatuh ke air
slide dan dibawa ke bucket elevator dan selanjutnya diteruskan ke dynamic separator. Didalam alat ini, partikel yang halus akan terbawa menuju enam
buah cyclone lalu terbawa pada bucket elevator. Kemudian ditiup dengan menggunakan blower. Produk akhir tersebut dimasukkan kedalam cement
silo, sedangkan partikel kasar akan masuk kembali kedalam cement mill melalui air slide.
h. Unit Pengantongan Semen Packing Unit
Didalam in line packer terdiri dari enam buah corong pengisian yang mengumpankan semen kedalam kantong dengan kapasitas masing-masing
50kg. Pada unit packing terdapat juga pengemasan dalam ukuran besar yaitu jumbo bag dengan kapasitas 1 ton dan 1.5 ton dan semen curah 19-20 ton.
Untuk semen curah, semen yang berasal dari bin langsung didistribusikan ke
loading truck. Untuk mencegah polusi udara maka pada unit pengantongan ini dilengkapi dengan dust collector jenis bag filter.
5.2 Alur Kerja Suspension Preheater
Suspension Preheater SP hanya digunakan pada proses kering dimana meal tepung baku hasil pengeringan dan penggilingan di raw mill ditumpahkan ke aliran
exhaust gas dari kiln. Tahapan proses di SP ini diawali dengan pengumpanan raw meal ke dalam saluran gas yang berada di stage 1 paling atas. Raw meal tersebut
akan mengalami pemanasan oleh gas yag berasal dari siklon yang berada di bawah. Setelah mengalami pemanasan, raw meal dipisahkan oleh siklon dengan gaya
sentrifugal. Gaya ini menyebabkan raw meal akan terlempar ke dinding siklon karena memiliki massa yang lebih besar dibandingkan gas dan selanjutnya raw meal
jatuh dan masuk ke siklon berikutnya. Raw meal akan tersuspensi dalam aliran gas panas sehingga terjadi
perpindahan panas yang efektif. Ditinjau dari prinsip perpindahan panasnya dikenal dua jenis SP, yaitu SP counter current dan SP co-current. Pada SP counter current
material masuk dari samping atas dan gas panas dari bawah. Suspensi ini akan keluar lewat atas preheater. Sistem ini ada kelemahannya yaitu waktu kontaknya rendah
sekali sehingga perpindahan panasnya kurang efisien. SP co-current biasanya menggunakan siklon, kemudian pada siklon langsung dapat dipisahkan kembali
antara gas panas bebas dengan materialnya. Untuk menambah efektifitas perpindahan panasnya biasanya digunakan lebih dari satu siklon. SP co-current
banyak digunakan oleh pabrik-pabrik semen di Indonesia.