- Crushing Penghancuran : Mereduksi ukuran batu menjadi suatu produk yang dapat diterima oleh raw mill. Alat crushing memecahkan bahan
material lime stone untuk dikirim ke gudang lime stone dengan alat conveyor sepanjang 5 KM di Quarry D ke gudang lime stone raw mill.
- Conveying Penerimaan : pengiriman batu kapur dari Quarry D menggunakan belt conveyor dengan kapasitas 2500 tonjam langsung
dikirim ke plant namun sebagian disimpan terlebih dahulu dalam storage Quarry D. Alat ini juga membantu mengatur dan menginspeksi kualitas
batu kapur agar fluktuasinya tidak tajam.
b. Penyimpanan Bahan Baku Untuk Limestone
-Timbunan Memanjang Longitudinal Stockpile : Dengan menggunakan metode memanjang dimana material ditimbun dengan cara menjatuhkan dari
atas, penimbun bergerak secara kontinyu sepanjang garis pusat arah memanjang timbunan. Dengan cara ini akan terjadi berlapis-lapis material
yang berbentuk atap sepanjang timbunan. Ini dimaksudkan untuk meniadakan variasi sehingga diharapka disemua penampang lintang
timbunan mempunyai komposisi yang sama. Pada penimbunan cara ini, material yang jatuh dari atas akan sliding dan bergulir turun sehingga akan
terjadi segregasi yang kadarnya tergantung dari sifat material dimana material yang kasar akan cenderung terkempul dibagian bawah timbunan.
- Timbunan Melingkar Circular Blending Bed kontinyu : Secara umum menggunakan metode melingkar, hal ini dimaksudkan agar dapat
memberikan homogenitas material yang baik pada material dengan jumlah yang besar untuk diameter blending yang sama. Penimbunan dilakukan
secara kontinyu tanpa harus menunggu pembukaan seksi yang baru dan mampu menyimpan dalam jumlah yang besar dan operasinya lebih mudah.
c. Penambangan Tanah Liat
- Penambangan sandy clay dilakukan di Hambalang, dengan cara diangkut dengan dump truck yang memiliki kapasitas 30 ton dan untuk menaikannya
digunakan wheel loader kemudian dibawa ke tempat penghancuran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengangkutan dengan belt conveyor menuju
plant dan untuk mempersiapkan bahan baku agar memenuhi standar ukuran yang diinginkan sebelum dihancurkan kembali di dalam raw mill.
d. Penyediaan Pasir Besi, Bijih Besi, Pasir Silika dan gypsum
Dalam pembuatan semen, pasir besi digunakan sebagai bahan korektif yang ditambahkan ke dalam bahan baku apabila komposisinya belum memenuhi
syarat. Kebutuhan pasir besi dan biji besi dipenuhi oleh PT Aneka Tambang di Cilacap, sedangkan kebutuhan gypsum dipenuhi dengan mengimpor
Thailand, Jepang Australia atau dari PT.Petrokimia Gresik. Pasir silika dibeli dari pulau Belitung dan daerah Cibadak, Sukabumi.
e. Unit Pengeringan dan Penggilingan Bahan Baku Raw Mill Unit
Sebelum bahan baku dimasukkan ke dalam kiln, bahan baku tersebut mengalami tahap pengeringan dan penggilingan. Proses pengeringan sandy
clay berlangsung pada rotary dryer dan untuk lime stone berlangsung pada impact dryer dengan memanfaatkan panas yang diambil dari exhaust gas
suspension preheater. Berikut langkah-langkah pengeringan yang dilakukan terhadap raw material adalah :
- Batu kapur dari tempat penyimpanan diambil oleh reclaimer ke belt conveyor dan diteruskan ke impact dryer untuk memperkecil ukurannya
hingga 30 mm dengan kadar air dijaga 1. Batu kapur yang telah dihancurkan dan dikeringkan dalam impact dryer kemudian masuk ke
dalam hopper limestone. - Tanah liat dan pasir silica dari tempat penyimpanan diangkut dengan belt
conveyor untuk dimasukkan ke dalam rotary dryer. Di sini terjadi pengeringan oleh gas panas yang keluar dari SP. Setelah keluar dari SP
rotary dryer, tanah liat dimasukkan ke dalam storage sementara oleh belt conveyor lalu dialirkan menuju hopper dengan menggunakan bucket
elevator. - Pyrite cinder atau besi oksida langsung dimasukkan ke dalam hopper
dengan menggunakan belt conveyor dan bucket conveyor. - Dari masing-masing hopper, material di timbang dengan menggunakan
weighing feeder dan dialirkan ke dalam air separator. Di air separator ini terjadi pemisahan partikel halus dan kasar, dimana partikel yang sudah halus