Analisis Perbandingan milik PT ITP Tbk dengan peneliti .1 HIRARC perusahaan dengan peneliti

Setiap tempat kerja harus dibuat ukuran ruang kerja yang cukup sehingga memiliki ruang udara yang cukup yang sedikitnya 10m – 15m untuk ruangan minimal. Suhu kerja harus sesuai dengan keberadaan suhu tubuh pekerja, jika tidak memadai haruslah memakai APD hingga memasuki NAB yang cukup. Kadar penerangan diukur dengan alat-alat pengukur cahaya yang baik setinggi tempat kerja yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum kurang lebih 1 meter. Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 lux 0,5 ft candles.

h. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi ri no.per-09menvii2010

tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut. Pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan. Peraturan ini mengatur kualifikasi, syarat-syarat, wewenang, kewajiban,operator dan petugas pesawat angkat dan angkut dan operator harus memiliki lisensi K3 dan buku kerja. Jumlah operator harus memenuhi kualifikasi dan jumlah sesuai dengan jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut tercantum dalam lampiran peraturan menteri ini.

i. Keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.: Kep-75 MEN2002

tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI No. SNI-04-0225- 2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik PUIL 2000 di tempat kerja. Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia SNI No. SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja. Pengawasan terhadap pelaksanaan SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 PUIL 2000 di tempat kerja dilakukan oleh pegawai atau ahli keselamatan kerja spesialis bidang listrik.

j. Peraturan Menteri Negara Kerja Ri No.Per-04MEN1980 Tentang Syarat-

Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Pemasangan alat pemadaman api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas berada pada ketinggian 1.2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai. APAR harus dilengkapi masa berlaku, tata cara penggunaan agar dapat dipakai oleh orang awambaru memakainya sekalipun serta harus dilakukan maintenance dengan rutin jika masa berlaku telah habis.

k. Keputusan menteri tenaga kerja RI No.Kep-186MEN1999 tentang

penanggulangan kebakaran di tempat kerja Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukkan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran. Unti pemadam dibuat menjadi tim yang meliputi kegiatan administrasi, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran. Pengurus atau pengusaha yang telah membentuk unit penanggulangan kebakaran sebelum keputusan ini ditetapkan, selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam keputusan menteri ini.

l. Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-02MEN1982 Tentang kwalitas

Juru las Juru las dianggap terampil apabila telah menempuh ujian las dengan hasil yang memuaskan dan mempunyai sertifikasi juru las. Juru las digolongkan atas : 1. Juru las kelas Satu 2. Juru las kelas dua 3. Juru las kelas tiga

m. Peraturan menteri negara kerja RI No.Per-03MEN1999 tentang syarat-

syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang dan Barang. Peraturan ini berlaku bagi perencanaan, pembuatan, pemasangan, pemakaian, dan perawatan lift yang digunakan secara tetap maupun sementara untuk melayani pengangkutan orang dan barang atau khusus barang di dalam suatu bangunan. Kapasitas angkutan lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram. Penetapan jumlah orang yang dapat diangkut harus sesuai dengan SNI. Kerangka lift, tali baja, teromol dan kapasitas muatan juga diperhatikan dan disesuaikan dengan SNI. Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu sesuai dengan standar uji, yang telah di tentukan. Pemeriksaan dan pengujia sebagaimana dimaksud dilakukan oleh pegawai pengawas dan atau ahli K3 dan dilaksanakan sekurang-kurangnya satu tahun sekali.

n. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan

pengawasan Ketenagakerjaan No.Kep-407BW1999 tentang persyaratan, penunjukkan Hak dan Kewajiban Teknisi Lift. Teknisi lift adalah orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk mengerjakan, memperbaiki dan atau merawat lift. Setiap pekerjaan pemasangan, perawatan dan atau perbaikan serta pengoperasian lift harus dikerjakan oleh teknisi lift. Setiap pemasangan, perawatan dan perbaikan lift harus dilaksanakan oleh perusahaan jasa K3 pemasangan, perawatan dan perbaikan lift yang telah mendapat penunjukkan Menteri tenaga kerja. 228

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang terdapat pada alat suspension preheater bagian produksi di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yaitu : Luka bakar, cidera ringan hingga berat, iritasi kulit atau mata, gangguan pernapasan, kekurangan oksigen, dehidrasi, terbentur, terjepit, tertabrak, tertimpa alat-alat atau mesin, kejatuhan material, terpeleset, lift mati, hingga yang paling parah yaitu meninggal dunia. 2. Dari hasil observasi penelitian dan data berupa dokumen serta hasil wawancara dengan informan didapatkan 19 jenis pekerjaan pada lingkungan kerja di area suspension preheater bagian produksi di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yaitu : -Mengatasi Clogging -Pembersihan coating riser duct -Pembersihan BE -Pembersihan Chute -Pemeriksaan damper cyclone di SP -Mengelas dinding cyclone -Aktivitas pembersihan coating bata saat bricklining menggunakan stripping machine -Pembersihan material di SP -Pengoperasian Alat angkatangkut

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 2 27

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21