Rekomendasi Pengendalian Risiko Analisis Risiko Keselamatan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) Pada Alat Suspension Preheater Bagian Produksi Di Plant 6 dan 11 Field Citeureup PT. Indocement Tunggal Prakar

pembakaran. Dalam pekerjaan mengatasi problem clogging, terdapat sumber bahaya berupa material panas yang berkisar 700 derajat celcius yang dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh pekerja hingga meninggal dunia Wibisono, 2012. Kemudian dengan struktur Sp yang cukup tinggi dengan wilayah kerja berlantai-lantai pekerja tidak luput dari bahaya ketinggian yang dapat berakibat cidera ringan,ringan, berat hingga meninggal dunia. Kemudian area kerja cukup berdebu karena memang lingkungan kerja di SP masih belum cukup untuk dibersihkan secara otomatis karena hanya memakai tenaga manual manusia dalam membersihkan material-material debu semen. Bahaya ini dapat mengakibatkan iritasi kulit, iritasi mata hingga gangguan pernapasan. Dalam suhu luar SP berada pada suhu 40 derajat celcius dalam radius 1 meter dengan dinding cyclone dapat menyebabkan dehidrasi yang berakibat kekurangan cairan bagi pekerja. 1b. Penialian Risiko dan pengendaliannya Dari pekerjaan ini terdapat 4 macam risiko yang dapat merugikan karyawan dan perusahaan diantaranya adalah : a. Material Panas Material panas masuk dalam kategori jenis bahaya Fisik karena memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar Rosalia, 2011. Material panas dari alat cyclone preheater dapat berakibat luka bakar ringan hingga berat serta jika tidak ditanggulangi pertolongan pertama dapat mengakibatkan kehilangan nyawa atau meninggal dunia. Risiko ini digolongkan pada tingkatan “tinggi” karena tingkat kemungkinan O berada pada angka 4 dan konsekuensi S berada pada angka 5 dengan hasil work risk assessment 24. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara bekerja dengan SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis memberikan training yang berhubungan dengan pekerjaan clogging, dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes b.Kerja di ketinggian Bekerja pada ketinggian merupakan pekerjaan dengan risiko yang tinggi karena dapat mengakibatkan jatuh dari ketinggian dengan risiko cidera ringan,berat hingga meninggal dunia. Seseorang yang bekerja di ketinggian atau lebih termasuk aktivitas bekerja di ketinggian Indorope, 2011. Tingkat kemungkinan O berada pada angka 4 dan konsekuensi S berada pada angka 5 dengan hasil work risk assessment 24. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara bekerja dengan SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis memberikan training yang berhubungan dengan pekerjaan clogging, scafolding, dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes c.Berdebu Lingkungan di area suspension preheater merupakan area yang seluruh lantainya di lapisi oleh debu yang memiliki risiko berupa gangguan pernapasan, iritasi kulit atau mata. Debu adalah salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel melayang di udara Suspended Particulate Matter SPM dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Untuk itu bahaya yang ditimbulkan cukup besar walaupun masih dapat dilakukan pengendalian bahayanya Rais, 2009. Paparan yang diterima setiap hari memiliki tingkat kemungkinan O berada pada angka 5 dan konsekuensi S berada pada angka 3 dengan hasil work risk assessment 20 yang berada pada tingkatan risiko “ketat”. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara penangkapan debu memakai dust collector dan electrostatic precipitator, bekerja dengan SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes d.Udara Panas Udara atau suhu panas merupakan jenis bahaya yang masuk dalam kategori jenis bahaya fisik Ramli, 2010. Suhu panas di area SP berkisar kurang lebih 40-50 derajat celcius pada suhu luar dan lebih dari suhu 800 derajat celcius pada suhu dalam SP . Risiko dehidrasi dapat dialami oleh pekerja yang sedang melakukan pekerjaan mengatasi clogging. Risiko ini digolongkan pada tingkatan “rendah” karena tingkat kemungkinan O berada pada angka 3 dan konsekuensi S berada pada angka 2 dengan hasil work risk assessment 8. Pengendalian yang sudah dilakukan perusahaan adalah pemakaian APD. 2. Pembersihan coating riser duct 2a. Identifikasi bahaya Pengendapan gas-gas biasanya terjadi di preheater, karena suhu di preheater berkisar 800 derajat celcius lebih rendah dari burning kiln zone yang rata-rata 900-1000 derajat celcius sehingga gas-gas tersebut kembali ke dalam bentuk yang tidak terlalu padat atau sticky dan bercampur kembali dengan raw mix yang berada di preheater menjadi lebih lengket dan berpotensi menimbulkan blocking pada saluranduct yang dilewatinya, terutama yang berada di bottom cyclone atau cyclone yang paling bawah Ilham, 2009. Terdapat sumber bahaya dari pekerjaan tersebut diantaranya material panas yang berkisar 800 derajat celcius yang dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh pekerja hingga meninggal dunia. Kemudian dengan struktur Sp yang cukup tinggi dengan wilayah kerja berlantai-lantai pekerja tidak luput dari bahaya ketinggian yang dapat berakibat cidera ringan,ringan, berat hingga meninggal dunia. Kemudian area kerja cukup berdebu karena memang lingkungan kerja di SP masih belum cukup untuk dibersihkan secara otomatis karena hanya memakai tenaga manual manusia dalam membersihkan material-material debu semen. Bahaya ini dapat mengakibatkan iritasi kulit, iritasi mata hingga gangguan pernapasan. Dalam suhu luar SP berada pada suhu 40 derajat celcius dalam radius 1 meter dengan dinding cyclone dapat menyebabkan dehidrasi yang berakibat kekurangan cairan bagi pekerja. 2b.Penialian Risiko dan pengendaliannya Dari pekerjaan ini terdapat 5 macam risiko yang dapat merugikan karyawan dan perusahaan diantaranya adalah : a. Material Panas Material panas pada saat membersihkan riser duct dari alat cyclone preheater dapat berakibat luka bakar ringan hingga berat serta jika tidak ditanggulangi pertolongan pertama dapat mengakibatkan kehilangan nyawa atau meninggal dunia. Risiko ini digolongkan pada tingkatan “tinggi” karena tingkat kemungkinan O berada pada angka 4 dan konsekuensi S berada pada angka 5 dengan hasil work risk assessment 24. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara bekerja dengan SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis memberikan training yang berhubungan dengan pekerjaan membersihkan coating riser duct, dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes b.Kerja di ketinggian Bekerja pada ketinggian merupakan pekerjaan dengan risiko yang tinggi karena dapat mengakibatkan jatuh dari ketinggian dengan risiko cidera ringan,berat hingga meninggal dunia. Tingkat kemungkinan O berada pada angka 4 dan konsekuensi S berada pada angka 5 dengan hasil work risk assessment 24. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara bekerja dengan SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis, dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes c.Berdebu Lingkungan di area suspension preheater merupakan area yang seluruh lantainya di lapisi oleh debu yang memiliki risiko berupa gangguan pernapasan, iritasi kulit atau mata. Paparan yang diterima setiap hari memiliki tingkat kemungkinan O berada pada angka 5 dan konsekuensi S berada pada angka 3 dengan hasil work risk assessment 20 yang berada pada tingkatan risiko “ketat”. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara bekerja dengan penangkapan debu memakai dust collector dan electrostatic precipitator, SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis memberikan training yang berhubungan dengan pekerjaan ketinggian, dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes d.Udara Panas Suhu panas di area SP berkisar kurang lebih 40-50 derajat celcius pada suhu luar dan lebih dari suhu 800 derajat celcius pada suhu dalam SP. Risiko dehidrasi dapat dialami oleh pekerja yang sedang melakukan pekerjaan membersihkan riser duct. Risiko ini digolongkan pada tingkatan “rendah” karena tingkat kemungkinan O berada pada angka 3 dan konsekuensi S berada pada angka 2 dengan hasil work risk assessment 8. Pengendalian yang sudah dilakukan perusahaan adalah pemakaian APD yang dikhususkan untuk menangani debu terutama masker. e.Alat KerjaS Dalam membersihkan riser duct terdapat alat untuk membersihkannya. Potensi bahaya dari alat tersebut dapat menyebabkan terbentur, terjepit dan tertimpa dari alat. Menurut Miner 1994 hal tersebut tergolong dalam unsafe behavior dimana hal tersebut merupakan tipe prilaku yang mengarah pada kecelakaan. Paparan yang diterima setiap hari memiliki tingkat kemungkinan O berada pada angka 3 dan konsekuensi S berada pada angka 4 dengan hasil work risk assessment 18 yang berada pada tingkatan risiko “ketat”. Pengendalian yang dapat dilakukan guna meminimalisir bahaya dengan cara training pada penggunaan alat kerja, SOP, memiliki SIKA, JSA dan pemakaian APD. 3. Pembersihan BE Bucket elevator 3a. Identifikasi Bahaya Bucket Elevator merupakan salah satu alat transport material yang terdapat di pabrik Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yang berguna untuk memindahkan material raw mix secara ertikal dan secara berkesinambungan dengan menggunakan bucket. Bucket elevator dibagi menurut sistem transmisinya ada yang menggunakan rantai dan belt. Sifat material yang dipindahkan berupa serbuk, granular dan pasir yang kering. Material raw mix merupakan hasil proses dari raw mill yang selanjutnya ditransport ke separator dengan menggunakan BE untuk proses pembuatan semen selanjutnya. Dalam pekerjaan ini terdapat sumber bahaya berupa material panas dari area kerja yang dapat berisiko luka bakar hingga meninggal dunia. BE tidak cocok digunakan untuk memindahkan material yang bergumpal besar dan lengket. Mesin BE beroperasi secara dinamis atau berjalan maka terdapat sumber bahaya dari mesin berputar yang dapat menciderai pekerja seperti terbentur, terjepit dan terpapar material panas. 3b. Penilaian risiko dan pengendaliannya Dari pekerjaan ini terdapat 2 macam risiko yang dapat merugikan karyawan dan perusahaan diantaranya adalah : a. Material panas Material panas pada saat membersihkan bucket elevator dari rangkaian alat cyclone preheater dapat berakibat luka bakar ringan hingga berat serta jika tidak ditanggulangi pertolongan pertama dapat mengakibatkan kehilangan nyawa atau meninggal dunia. Risiko ini digolongkan pada tingkatan “tinggi” karena tingkat kemungkinan O berada pada angka 4 dan konsekuensi S berada pada angka 5 dengan hasil work risk assessment 24. Pengendalian bahaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menginspeksi peralatan kerja dan maintenance alat kerjanya, bekerja dengan SOP yang berlaku, adanya SIKA surat ijin kerja aman dan formulir JSA Job safety analysis memberikan training yang berhubungan dengan pekerjaan yang berhubungan denga pekerjaan bucket elevator, dan pemakaian APD Safety glass, safety helm, safety gloves, masker,ear plug, aluminized clothing, safety shoes b. Mesin berputar Pada alat BE, mesin akan berputar ke atas dengan membawa material yang siap dimasukkan kedalam cyclone preheater. Potensi bahaya dari alat tersebut dapat menyebabkan terbentur, terjepit dan tertimpa dari alat. Menurut Miner 1994 hal tersebut tergolong dalam unsafe behavior dimana hal tersebut merupakan tipe prilaku yang mengarah pada kecelakaan. Paparan yang diterima setiap hari memiliki tingkat kemungkinan O berada pada angka 3 dan konsekuensi S berada pada angka 4 dengan hasil work risk assessment 18 yang berada pada tingkatan risiko “ketat”. Pengendalian yang dapat dilakukan guna meminimalisir bahaya dengan cara training pada penggunaan alat kerja, SOP, memiliki SIKA, JSA dan pemakaian APD. 4. Pembersihan chute 4a.Identifikasi bahaya Pembersihan chute dilakukan secara rutin demi menjaga keutuhan produksi. Fungsi dari chute adalah untuk mendistribusikan material dari satu alat ke alat lainnya melalui alat ini yang berupa corong yang berisikan material. Dengan kondisi ruangan yang terbatas confined space dikarenakan sempit, oksigen yang terdapat didalam chute sangatlah terbatas dan pencahayaan yang kurang maka menimbulkan bahaya bagi pekerja. Risiko pekerja ketika membersihan chute adalah terjepit, kekurangan oksigen dan terbentur. 4b.Penilaian risiko dan pengendaliannya Dari pekerjaan ini terdapat 3 macam risiko yang dapat mengancam keselamatan kerja diantaranya adalah :

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 2 27

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21