Unit Pengeringan dan Penggilingan Bahan Baku Raw Mill Unit

loading truck. Untuk mencegah polusi udara maka pada unit pengantongan ini dilengkapi dengan dust collector jenis bag filter.

5.2 Alur Kerja Suspension Preheater

Suspension Preheater SP hanya digunakan pada proses kering dimana meal tepung baku hasil pengeringan dan penggilingan di raw mill ditumpahkan ke aliran exhaust gas dari kiln. Tahapan proses di SP ini diawali dengan pengumpanan raw meal ke dalam saluran gas yang berada di stage 1 paling atas. Raw meal tersebut akan mengalami pemanasan oleh gas yag berasal dari siklon yang berada di bawah. Setelah mengalami pemanasan, raw meal dipisahkan oleh siklon dengan gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan raw meal akan terlempar ke dinding siklon karena memiliki massa yang lebih besar dibandingkan gas dan selanjutnya raw meal jatuh dan masuk ke siklon berikutnya. Raw meal akan tersuspensi dalam aliran gas panas sehingga terjadi perpindahan panas yang efektif. Ditinjau dari prinsip perpindahan panasnya dikenal dua jenis SP, yaitu SP counter current dan SP co-current. Pada SP counter current material masuk dari samping atas dan gas panas dari bawah. Suspensi ini akan keluar lewat atas preheater. Sistem ini ada kelemahannya yaitu waktu kontaknya rendah sekali sehingga perpindahan panasnya kurang efisien. SP co-current biasanya menggunakan siklon, kemudian pada siklon langsung dapat dipisahkan kembali antara gas panas bebas dengan materialnya. Untuk menambah efektifitas perpindahan panasnya biasanya digunakan lebih dari satu siklon. SP co-current banyak digunakan oleh pabrik-pabrik semen di Indonesia. Dalam proses kerja alat SP, kiln feed masuk bagian atas connection duct antara siklon stage I dan II, saat itu juga umpan terbawa aliran gas panas dari stage II sehingga masuk ke siklon stage I. Bersamaan dengan itu terjadi transfer panas dari gas panas ke kiln feed. Panas ini kemudian digunakan untuk menaikkan suhu kiln feed sekaligus untuk menguapkan air yang ada didalam kin feed. Adanya gas sentrifugal menyebabkan bagian umpan yang lebih halus akan terbawa aliran gas menuju ke siklon atasnya sedangkan bagian yang lebih kasarberat akan jatuh pada bagian bawah siklon. Umpan tanur yang jatuh ke bawah, keluar dari pipa umpan tersebut terbawa lairan gas panas dari siklon III menuju siklon II lewat connection duct. Di siklon II tersebut umpan menjalani proses seperti di siklon I. karena gaya sentrifugal, bagian umpan yang lebih berat jatuh kebawah siklon II da keluarkan lewat pipa material. Keluar dari pipa material siklon II, bersama-sama gas panas dari siklon IV umpan terbawa ke atas lewat connection duct menuju ke siklon III. Umpan mengalami pemanasan oleh gas dari siklon IV sampai mencapai suhu kalsinasi yaitu sekitar suhu 600 derajat. Di connection duct siklon III inilah proses kalsinasi mulai terjadi. Proses kalsinasi di siklon III ini terjadi sampai derajat kalsinasi 75. Secara total pengamatan maka terlihat bahwa proses pemanasan kiln feed adalah berlawanan arah dimana gas panas berjalan dari bagian bawah menuju puncak SP berjalan menuju ke bagian bawah. Tetapi bila diamati secara bagian per bagian tiap stage maka akan tampak bahwa aliran gas panas dari kiln feed berjalan searah.

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 2 27

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21