Hasil Identifikasi Bahaya suspension preheater dari hasil observasi dan

Dari hasil wawancara dan tabel identifikasi yang ada, peneliti menemukan 19 aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja di SP. Dan dapat disimpulkan bahwa pekerja SP belum sepenuhnya mengetahui bahaya yang ada di lingkungan SP, mereka hanya mengutarakan bahaya-bahaya yang terpapar oleh panas, kebisingan dan listrik yang dapat dikatakan mempunyai risiko tinggi. Namun belum mengetahui secara keseluruhan sumber bahaya yang terdapat di lingkungan area kerja suspension preheater. Secara keseluruhan pekerja selalu menyebutkan sumber bahaya didapatkan dari suhu panas atau material panas yang terdapat di area kerja SP. Memang secara umum bahaya yang tinggi high risk didapatkan dari material panas dan pekerjaan clogging namun bahaya lain secara bersamaan bisa saja terjadi. Dalam penelitian di area suspension preheater, peneliti telah membuat lembar observasi yang bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan penelitian. Berikut lembar observasi yang dibuat oleh peneliti : Tabel 5.7 Lembar Observasi Identifikasi Risiko pada suspension preheater milik PT Indocement Tunggal Prakarsa NO Identifikasi Risiko Sasaran observasi Ada Tidak Keterangan 1 Tahapan pekerjaan jenis pekerjaan dan rincian pekerjaan -Mengatasi Clogging -Pembersihan coating riser duct -Pembersihan BE -Pembersihan Chute -Pemeriksaan damper cyclone di SP -Mengelas dinding cyclone -Aktivitas pembersihan coating bata saat bricklining menggunakan stripping machine -Pembersihan material di SP -Pengoperasian Alat angkatangkut -Mengatasi kebakaran kecilAPAR -Kerja di area SP dan spray tower -Kerja di ruang blower fine coal Sp calciner -Pembersihan coating -Pembersihan sisa bata castable saat shutdown dan tumpahan material saat clogging -Melakukan Inspeksi Oksigen Pada outlet ILC Calciner dan SLC Calciner -Melakukan inspeksi Decarbonation -Pengaturan temperatur di SP -Menaiki dan menuruni tangga SP -Menaiki dan menuruni menggunakan Lift                    2 Sumber Bahaya di SP -Material Panas -Tersengat arus listrik -Berdebu -Bekerja di ketinggian -Confined spaced -Pencahayaan yang kurang baik -Alat angkatangkut material yang diangkat. -Lempengan mesin rusak -Area sempit -Udara Panas -Suara blower -Material clogging -Kebocoran gas -Radiasi panas suhu luar -Konduksi dari panas besi tangga -Paparan debu lantai tangga - Lift Konsleting -Tali baja lift putus -Percikan api las                    3 Jenis Bahaya di SP -Bahaya Fisik -Bahaya Mekanis -Bahaya Kimia -Bahaya Listrik -Bahaya Psikologis -Bahaya Biologi       4 Risiko dampak di SP -Luka Bakar -Kebisingan -Cidera ringanberat -Iritasi kulit atau mata -Gangguan pernapasan -Tersengat arus listrik -Dehidrasi -Terbentur -Terjepit -Tertimpa -Kejatuhan benda terjatuh -Menabrak -Kejatuhan material -Lift Mati -Meninggal                

5.5 Hasil Analisis Penilaian Risiko Suspension Preheater

Analisa risiko dimaksudkan untuk menentukkan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil analisa dapat ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau dapat diabaikan. Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan atau standar dan norma yang berlaku untuk menentukkan apakah risiko tersebut dapat diterima ataupun ditolak. Jika risiko dinilai tidak dapat diterima harus dikelola atau ditangani dengan baik. Setelah dilakukan identifikasi risiko, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis risiko dari setiap tahapan pekerjaan proses produksi di suspension preheater. Analisis risiko dalam penelitian ini menggunakan metode HIRARC berdasarkan OHSAS 18001 : 2007. Berdasarkan data yang didapatkan berupa observasi, wawancara dengan informan dan data dokumen didapatkan hasil penilaian risiko berupa ketentuan work risk assessment control WRAC merupakan hasil dari tabel kemungkinan O dikalikan dengan tabel konsekuensi S. Tabel 5.8 Penilaian tingkat kemungkinan dilakukannya kegiatan OccurrenceO Tingkat penilaian kemungkinan adalah dimana suatu kegiatan pekerjaan dilakukan seberapa sering terpapar bahaya yang ada di lingkungan SP. Tingkatan ini dimulai dari score 1 yang merupakan suatu pekerjaan dapat berbahaya sewaktu- waktu tanpa diketahui kapan akan terjadi hingga dapat dikatakan sering sekali terkena paparan diberikan dengan score 5 sering sekali terpaparsetiap hari. Tabel 5.9 Penentuan tingkat konsekuensi keparahan severityS Tingkat konsekuensi keparahan adalah tingkatan yang menggambarkan kondisi seberapa parahnya risiko yang ada pada suatu kegiatan terhadap manusia, lingkunganaset, dan alatproduksi. Jika suatu pekerjaan yang berbahaya rendah tidak menimbulkan cidera sama sekali near miss, dan tidak merusak lingkungan serta merusak alat maka score yang akan diberikan adalah 1. Namun jika menimbulkan kerugian untuk ketiganya maka score yang diberikan akan meningkat hingga level tertinggi yakni 5. Tabel 5.10 Matriks risiko WRAC Work Risk Assessment Control PT.ITP Tbk Untuk memberikan makna terhadap suatu bahaya perlu dilakukan penilaian risiko sehingga seseorang mengetahui besarnya risiko yang dapat terjadi. Untuk itu setelah risiko atau bahaya diidentifikasi dilakukan penilaian risiko untuk mengetahui seberapa besar risiko tersebut. Penilaian risiko ini sangat penting karena dapat membentu opini atau persepsi terhadap suatu risiko. Dari tabel diatas, selanjutnya dikembangkan tabel matriks atau peringkat risiko yang mengkombinasikan antara kemungkinan dan konsekuensinya. Peringkat risiko sebaiknya dikembangkan oleh masing-masing organisasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa membuat matriks peringkat risiko dengan ketentuan nilai kemungkinan dan konsekuensi mulai dari score 1-5. Ditemukan satu sama lain sehingga mendapatkan angka yang menjadi prioritas risiko. Dalam matriks ini, tingkat konsekuensi ditinjau dari berbagai aspek yaitu dampak terhadap manusia, lingkungan dan alatproses kerja. Selanjutnya jika dikombinasikan dengan kemungkinan atau likelihood akan diperoleh peringkat risiko yang dikategorikan atas risiko Tinggi, ketat, bersyarat dan rendah. Tabel 5.11 Penentuan tingkat risiko Suatu kejadian akan dinilai sebagai disaster atau bencana jika memenuhi kriteria sebagai berikut : o Mengakibatkan fasilitas atau korban tewas lebih dari satu orang. o Mengakibatkan kerugian finansial lebih dari 500 ribu dollar Amerika atau menimbulkan dampak terhadap perusahaan secara menyeluruh. Kerugian sangat besar dan sulit untuk dipulihkan kembali. o Dari sisi kelangsungan bisnis, kejadian akan mengakibatkan kerugian total bagi perusahaan misalnya kebakaran di SP dan menyebabkan ledakan atau dampak parah lainnya. o Menimbulkan dampak lingkungan yang luas dan berskala rasional atau global. o Mendapatkan tekanan dan pemberitaan skala luas atau global.

5.5.1 Penilaian Risiko PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Pada penilaian risiko milik PT ITP, terdapat 12 jenis pekerjaan yang akan di nilai tingkatan bahaya mulai dari terendah hingga yang paling tinggi. Pada tabel penilaian risiko milik PT ITP hanya satu yang dinilai pada tiap- tiap jenis pekerjaan. Hasil dari WRAC Work Risk Assessment Control diambil dari perkalian antara skala kemungkinan O dengan skala konsekuensi S dengan tingkatan risiko mulai dari rendah hingga tingkatan yang tinggi. Hasil dari penilaian ini dinamakan tingkat keparahan. Namun dari hasil perhitungan tabel di bawah terdapat kesalah gabungan antara penilaian pada “kemungkinan O dengan penilaian konsekuensi S di tabel baris pertama yakni “mengatasi clogging” dan baris kedua yakni “pembersihan coating riser duct” Berikut adalah tabel yang dibuat oleh PT ITP Tbk : Tabel 5.12 Penilaian Risiko pada pekerjaan di alat suspension preheater PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 1 Mengatasi Clogging Material panas Gangguan pernapasan 3 4 23 Tinggi Kerja di ketiggian Berdebu Udara Panas 2 Pembersihan coating riser duct Material panas Iritasi 3 4 23 Tinggi Kerja diketinggian Berdebu Udara panas Alat kerja 3 Pembersihan BE Material panas Kontak Material 4 4 21 Ketat Mesin berputar 4 Pembersihan Chute Tempat sempit Terbentur 5 4 23 Tinggi Tempat agak gelap NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 5 Pemeriksaan damper cyclone di SP Material panas Iritasi 5 3 20 Ketat Berdebu Udara panas 6 Aktivitas pembersihan coating bata saat bricklining menggunakan stripping machine Material coating Kejatuhan Material 2 4 14 Bersyarat Gas Panas Stripping machine 7 Pembersihan material di SP Berdebu Iritasi 5 3 20 Ketat Lokasi Panas Area Sempit 8 Pengoperasian Alat angkatangkut Alat angkatangkut material yang diangkat Menabrak 5 2 16 Bersyarat 9 Mengatasi kebakaran kecilAPAR Tabung bertekanan, api Ledakan 3 4 18 Ketat 10 Kerja di area SP dan spray tower Material panas Kontak material panas 5 3 20 Ketat Lokasi diketinggian 11 Kerja di ruang blower fine coal Sp calciner Suara blower Gangguan pendengaran 3 3 13 Bersyarat Ruangan blower

5.5.2 Penilaian Risiko Hasil Observasi Dari Area Suspension Preheater

Penilaian risiko yang dilakukan peneliti berbeda dengan apa yang di buat oleh PT ITP. Perbedaannya adalah ketika mengkategorikan penentuan tingkat risiko. PT ITP membuat tabel penilaian risiko dengan menentukan satu jenis bahaya yang paling tinggi namun peneliti membuat tabel penilaian risiko dengan mengkategorikan semua sumber bahaya tanpa membedakan mana yang menjadi prioritas utama. Berikut adalah tabel penilaian risiko yang peneliti buat berdasarkan observasi, wawancara, dan data dokumentasi milik pribadi serta PT ITP tbk : Tabel 5.13 Hasil Observasi Penilaian Risiko Pekerjaan Di Area Suspension Preheater NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 1 Mengatasi Clogging Material panas Luka bakar,meninggal 4 5 24 Tinggi Kerja di ketiggian Cidera ringanberat, meninggal 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara Panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah 2 Pembersihan coating riser duct Material panas Luka Bakar,meninggal 4 5 24 Tinggi Kerja diketinggian Cidera ringanberat, meninggal 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah Alat kerja Terbentur, terjepit, tertimpa 3 4 18 Ketat 3 Pembersihan BE Material panas Luka Bakar,meninggal 4 5 24 Tinggi Mesin berputar Terbentur, terjepit, tertimpa 3 4 18 Ketat NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 4 Pembersihan Chute Confined spaced Terbentur, terjepit 5 4 23 Tinggi Pencahayaan yang kurang Terbentur, terjepit 5 4 23 Tinggi Oksigen terbatas Kekurangan oksigen 5 4 23 Tinggi 5 Pemeriksaan damper cyclone di SP Material panas Luka Bakar,meninggal 4 5 24 Tinggi Kerja diketinggian Cidera ringanberat, meninggal 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah 6 Mengelas dinding cyclone Sinar api las Luka bakar,meninggal 3 5 22 Tinggi Listrik dari las Tersengat arus listrik 3 5 22 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara Panas Dehidrasi, Luka bakar 3 4 18 Ketat NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 7 Aktivitas pembersihan coating bata saat bricklining menggunakan stripping machine Material dari coating Luka bakar meninggal 2 5 19 Ketat Gas panas yang keluar Cidera ringan berat, meninggal 2 5 19 Ketat Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 2 2 5 Rendah Stripping machine Menabrak, kejatuhan material 2 4 14 Bersyarat 8 Pembersihan material di SP Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Lokasi Panas Dehidrasi 4 2 12 Bersyarat Area Sempit Kejatuah material, terpeleset 4 3 17 Bersyarat 9 Pengoperasian Alat angkatangkut Alat angkatangkut material yang diangkat Menabrak, kejatuhan material 2 4 14 Bersyarat 10 Mengatasi kebakaran kecilAPAR Tabung bertekanan api Ledakan, terbakar, kejatuhan alat atau material, Iritasi 1 5 15 Bersyarat NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 11 Kerja di area SP dan spray tower Material panas Luka bakar,meninggal,iritasi 4 5 24 Tinggi Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah 12 Kerja di ruang blower fine coal Sp calciner Suara blower Terjepit, getaran, gangguan pendengaran. 4 3 17 Bersyarat 13 Pembersihan coating Material panas Luka bakar,meninggal,iritasi 4 5 24 Tinggi Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah Stripping machine Menabrak, kejatuhan material 3 3 13 Bersyarat NO Nama Kegiatan Sumber Bahaya Risikodampak Kemungkinan O Konsekuensi S WRAC Tingkat Risiko 14 Pembersihan sisa bata castable saat shutdown dan tumpahan material saat clogging Material panas dinding SP Luka bakar,meninggal,iritasi 4 5 24 Tinggi Lokasi ketinggian Jatuh dari ketinggian 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah Material clogging Kebakaranledakan 5 5 25 Tinggi 15 Melakukan Inspeksi Oksigen Pada outlet ILC Calciner dan SLC Calciner Material panas Luka bakar,meninggal,iritasi 4 5 24 Tinggi Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah Kebocoran gas Gangguan pernapasan, keracunan 1 5 15 Bersyarat 16 Melakukan inspeksi Decarbonation Material panas Luka bakar,meninggal,iritasi 4 5 24 Tinggi Kerja diketinggian Jatuh dari ketinggian 4 5 24 Tinggi Berdebu Iritasi Kulit atau mata, gangguan pernapasan 5 3 20 Ketat Udara panas Dehidrasi 3 2 8 Rendah

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 2 27

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21