Pengendalian Risiko Perangkat Manajemen Risiko

2. Pemantauan lingkungan kerja: kondisi berbahaya dan tindakan berbahaya. b. Pengukuran kinerja K3: 1. Pengukuran tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Pengukuran tingkat kerugian terhadap asset, produksi, lingkungan. Tabel 2.5 Penentuan Tingkat Keberhasilan Detection D Sumber : SHE PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

2.8 Definisi Suspension preheater

Preheater adalah alat dalam unit produksi semen yang berfungsi untuk melepaskan material sebelum dibakar didalam rotary kiln. Tujuan pemanasan ini adalah untuk memanaskan material secara perlahan-lahan sesempurna mungkin sehingga umpan kiln nantinya sudah siap untuk mengalami proses selanjutnya sehingga akan didapatkan terak dengan hasil yang baik. Adapun jenis-jenis preheater adalah sebagai berikut : Hikmah, 2009 1. Polysius Dopol Preheater Preheater jenis ini dalam pemanasan awal terhadap raw mix dilakukan dalam dua aliran suspention preheater. Stage tingkat I,III,IV dihitung dari bawah ke puncak tersusun atas double cyclone yang dipasang parallel. Stage II yang merupakan single unit merupakan counter current HE. Pemisahan aliran gas di dalam dua aliran pada stage tingkat I, III, dan IV menyebabkan penggunaan siklon yang lebih kecil untuk volumetric gas yang sama dengan tingkat pemisahan yang lebih tinggi. Dopol preheater kiln tersedia sampai kapasitas 43000 bblhari. 2. The Bihler Miag Raw Mix Preheater Terdiri atas 3 tingkat yang tersusun atas double cyclone yang bekerja dengan aliran parallel dan terdiri atas satu preheater shaft berbentuk kerucut sebagai siklon IV dengan aliran counter current. 3. The Zap Raw Mix Suspension preheater Ciri khusus dari jenis preheater ini adalah dalam hal tingkat keamanan operasinya yang tinggi. ZAP ini tersedia dalam dua jenis, yaitu twin constraction dan single tower yang memiliki kapasitas 2000 ton klinkerhari. 4. The Krupp Counter Suspension preheater Stage paling atas di dalam Preheater jenis ini tersusun atas double cyclone yang berfungsi untuk pemisahan debu. Konsumsi panas preheater ini antara 530000 dan 595000 Btubbl klinker dengan kapasitas operasi 9000 bblhari. 5. The Counter Current Suspension preheater of The Prerov Engineering Work Prerov, Czechoslovakia Dua siklon paling atas sebagai penangkap debu sedangkan dua siklon yang lebih rendah berfungsi untuk resirkulasi dan pemanasan awal raw mix. Kontruksi dan metode pengoperasian preheater ini cukup sederhana . tidak ada expansion joint sehingga diharapkan dapat mengurangi false air masuk. Suspension preheater memamfaatkan gas panas dari rotary kiln sebagai pemanas. Karena hisapan SP fan maka gas panas tersebut akan naik ke preheater dan dimanfaatkan untuk proses kalsinasi dan penguapan air. Jenis preheater yang digunakan adalah suspension preheater dengan dua line string, masing-masing terdiri 4 stage. Di suspension preheater terdapat sebuah saluran yang menghubungkan tiap tingkat siklon dengan siklon berikutnya yang disebut dengan connection duct. Setiap siklon dan connection duct membentuk satu tingkat preheater. Preheater stage diberi nomor I sampai IV, dari top ke bottom. Perpindahan panas bila di tinjau dalam setiap stage berlangsung secara counter current flow. Di dalam connection duct terjadi perpindahan panas antara gas panas dari kiln dengan material selama perjalanan ke siklon berikutnya. Gas panas mengalir dari bagian bawah preheater sedangkan raw mix kiln feed dialirkan dari bagian atas preheater. Perpindahan panas dari gas kepadatan menjadi dalam duct 80 dan sisanya terjadi dalam siklon, sekaligus proses pemisahan. Hal ini dikemukakan oleh peneliti dari Soviet Cement Plant yang bernama Mr.Spassky Duda, 1975. Jadi duct berfungsi sebagai tempat pemindahan panas sedangkan siklon berfungsi sebagai tempat pemisahan material. Panas yang terkandung dalam gas keluar preheater dimanfaatkan untuk pengeringan pada unit raw mill dan coal mill. Suspension preheater merupakan salah satu peralatan produksi untuk memanaskan awal bahan baku sebelum masuk ke dalam rotary kiln. Suspension preheater terdiri dari siklon untuk memisahkan bahan baku dari gas pembawanya, riser duct yang lebih berfungsi sebagai tempat terjadinya pemanasan bahan baku karena hampir 80 -90 pemanasan debu berlangsung di sini, dan kalsiner untuk sistem-sistem dengan proses prekalsinasi yang diawali di SP ini. Pada awalnya proses pemanasan bahan baku terjadi dengan mengalirkan gas hasil sisa proses pembakaran di kiln melalui suspension preheater ini. Namun dengan berkembangnya teknologi, di dalam suspension preheater proses pemanasan ini dapat dilanjutkan dengan proses kalsinasi sebagian dari bahan baku, asal peralatan suspension preheater ditambah dengan kalsiner yang memungkinkan ditambahkannya bahan bakar dan udara untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan untuk proses kalsinasi tersebut. Peralatan terakhir ini sudah banyak ditemui untuk pabrik baru dengan kapasitas produksi yang cukup besar, dan disebut dengan suspension preheater dengan kalsiner. Pada suspension preheater tanpa kalsiner, prosentase proses kalsinasi lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi di dalam preheater dengan kalsiner. Pada suspension preheater dengan kalsiner ini derajat kalsinasi raw mix artinya prosentase bahan baku yang telah mengalami proses kalsinasi pada saat masuk ke kiln dapat mencapai 90 – 95 . Gambar 2.1 Suspension preheater Sedangkan pada suspension preheater tanpa kalsiner, menurut hasil penelitian selama ini, tidak akan melebihi 40. Sebagai konsekuensi dari pemakaian kedua jenis preheater ini, proses yang terjadi di dalam kiln akan sedikit berbeda, demikian pula energi yang dibutuhkannya. Pada prinsipnya dengan adanya kalsiner sebagian besar proses kalsinasi dipindahkan dari kiln ke kalsiner sehingga proses kalsinasi yang terjadi di kiln tinggal sedikit. Dengan demikian pada suspension preheater dengan kalsiner ini, di dalam kiln tinggal terjadi sedikit proses kalsinasi, klinkerisasi dan sintering, serta awal pendinginan klinker saja. Untuk itu biasanya kiln dirancang dengan demensi yang lebih pendek.

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 2 27

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21