Unit Pembakaran Tepung Baku dan Pendinginan Clinker Burning

Dalam proses kerja alat SP, kiln feed masuk bagian atas connection duct antara siklon stage I dan II, saat itu juga umpan terbawa aliran gas panas dari stage II sehingga masuk ke siklon stage I. Bersamaan dengan itu terjadi transfer panas dari gas panas ke kiln feed. Panas ini kemudian digunakan untuk menaikkan suhu kiln feed sekaligus untuk menguapkan air yang ada didalam kin feed. Adanya gas sentrifugal menyebabkan bagian umpan yang lebih halus akan terbawa aliran gas menuju ke siklon atasnya sedangkan bagian yang lebih kasarberat akan jatuh pada bagian bawah siklon. Umpan tanur yang jatuh ke bawah, keluar dari pipa umpan tersebut terbawa lairan gas panas dari siklon III menuju siklon II lewat connection duct. Di siklon II tersebut umpan menjalani proses seperti di siklon I. karena gaya sentrifugal, bagian umpan yang lebih berat jatuh kebawah siklon II da keluarkan lewat pipa material. Keluar dari pipa material siklon II, bersama-sama gas panas dari siklon IV umpan terbawa ke atas lewat connection duct menuju ke siklon III. Umpan mengalami pemanasan oleh gas dari siklon IV sampai mencapai suhu kalsinasi yaitu sekitar suhu 600 derajat. Di connection duct siklon III inilah proses kalsinasi mulai terjadi. Proses kalsinasi di siklon III ini terjadi sampai derajat kalsinasi 75. Secara total pengamatan maka terlihat bahwa proses pemanasan kiln feed adalah berlawanan arah dimana gas panas berjalan dari bagian bawah menuju puncak SP berjalan menuju ke bagian bawah. Tetapi bila diamati secara bagian per bagian tiap stage maka akan tampak bahwa aliran gas panas dari kiln feed berjalan searah.

5.3 SOP Standar Operasional Prosedur Suspension Preheater

A. Mengatasi Masalah Cyclone Clogging Tujuan :-Membersihkan penyumbatan oleh material di dalam cyclone. -Mengembalikan kondisi operasi menjadi normal Persiapan : - Alat-alat lampu spotlight, slang angin, tang, kunci inggris, pipa rojokan dan peralatan las harus tersedia. - Personil minimal 4 orang. Prosedur : - Amankan daerah-daerah yang berbahaya dengan rambu-rambu bahaya. - Atur draught kiln hood dengan mengatur bukaan damper EP Cooler hingga isapan cenderung ke arah cooler. - Gantung angkat damper cyclone, periksa chute dibawah cyclone apakah macet atau tidak. - Mulailah membersihkan material di atas damper dan terus menuju ke atas, bila di perlukan bisa membuat lubang baru untuk memudahkan pekerjaan. - Sebelum pindah ke posisi yang lebih atas, tutup dahulu lubang-lubang yang ada di bawahnya untuk sementara. - Bila pekerjaan sudah mencapai daerah cone, usahakan pekerja selalu pada posisi yang lebih tinggi dari posisi material yang dirojok. - Apabila pekerjaan di daerah cone sudah mencapai sepertiga bagian, pasang pipa dan slang angin. - Rojok material dari bagian atas lewat pocking hole atau lewat man hole cyclone dengan hati-hati. - Bila yang macet K-1 atau C-1, setelah chute terbebas dari macet, cyclone cukup di ketok-ketok dengan palu besar. B. Inspeksi Oksigen Pada outlet ILC Calciner dan SLC Calciner Tujuan : Untuk mengetahui proses pembakaran di dalam SP yaitu dengan mengukur kadar oksigen dalam gas Outlet ILC Calciner dan SLC Calciner. Persiapan : - Kondisi operasi berlangsung normal. - Instrumen memberitahukan ke CCP operator dan memperiapkan alat pengukur. - Kondisi man hole atau pocking hole tertutup. Prosedur : - Pengambilan sampel di cegah agar tidak terjadi kebocoran. - Periksa dan CO. - Beritahukan hasil pengukuran ke CCP Operator. - CCP Operator akan menindak lanjuti hasil pengukuran jika di luar standard. - Jika di perlukan ulangi pengukuran. Periode : Minimal 1 x per bulan sesuai kebutuhan. C. Inspeksi Decarbonation Tujuan : - Mengetahui proses kalsinasi di SP. - Untuk mengoptimumkan operasi di SP. Persiapan : - Kondisi operasi berlangsung normal.

Dokumen yang terkait

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

13 59 174

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 11

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 1

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 10

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 2 27

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

1 2 2

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

0 0 21