Maka perlu adanya pembatasan masalah dan peneliti membatasi masalah pada: Belum optimalnya pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
mengenai “sejauhmana tingkat efektifitas pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan tingkat efektifitas pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1.
Tenaga pendidik guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan, meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar. 2.
Institusi atau sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan sekolah dalam melakukan proseskegiatan pembinaan kompetensi
profesional tenaga pendidik. 3.
Masyarakat, sebagai bahan rujukan dalam mengelola pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembinaan tenaga pendidik yang
berkualifikasi dan profesional. 4.
Penulis, penelitian ini sebagai informasi dan pengetahuan baru di bidang manajemen pendidikan yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dan
profesionalisme dalam mengelola penyelenggaraan program pendidikan.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kompetensi Profesional Tenaga Pendidik
1. Pengertian Kompetensi Profesional
a. Pengertian Kompetensi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kompetensi profesional, terlebih dahulu dibahas tentang pengertian kompetensi yang akan
dipaparkan oleh beberapa ahli sebagai berikut: H. Hamzah B. Uno menguraikan bahwa
“Dalam terminologi yang berlaku umum, istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris
competence sama dengan being competent dan competent sama dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude, etc
”.
1
Ulasan yang dikemukakan oleh H. Hamzah B. Uno tersebut mengandung
pengertian bahwasanya yang dimaksud dengan kompetensi adalah mempunyai
kemampuan, kekuatan,
kewenangan, keterampilan,
pengetahuan, dan sikap. Menurut undang-undang RI No.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10
tentang guru dan dosen, mengungkapkan bahwa “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan ”.
2
Definisi ini mengandung arti bahwa kompetensi memiliki arti yang luas, tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang
dimiliki oleh
seseorang. Kompetensi
mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
1
H. Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, cet. 9, h. 62.
2
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2011, op. cit., h. 4.
oleh guru atau dosen berkenaan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik profesional.
Menurut Charles E. Johnson dalam Wina Sanjaya “Competency as
rational performance with satisfactorily meets the objective for a desired condition”.
3
Jadi, berdasarkan asumsi yang dikemukakan oleh Charles mengenai kompetensi, bahwa kompetensi merupakan perilaku rasional
guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan oleh
penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan rasional dalam upaya mencapai suatu tujuan.
Menurut Majid “Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu ”.
4
Definisi ini menjelaskan bahwa sejatinya kompetensi adalah syarat yang harus dimiliki oleh seseorang sesuai
dengan bidangnya agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Piet dan Ida Sahertian dalam Kunandar mengatakan bahwa
“Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif, afektif, dan
performen. ”
5
Definisi tersebut menjelaskan bahwa kompetensi adalah serangkaian kemampuan ataupun kecakapan yang dimiliki seseorang
yang diperoleh dari kegiatan pendidikan dan pelatihan. Lebih lanjut Kunandar menulis bah
wa “Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri
guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.”
6
3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008,
cet. 1, h. 277.
4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, CET. 8, h. 5.
5
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, cet. 2, h. 52.
6
Ibid., h. 55.
Kompetensi tersebut di antaranya meliputi: kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menarik benang merah bahwa kompetensi berarti mempunyai kemampuan, kekuatan,
kewenangan, keterampilan, pengetahuan dan sikap yang semuanya itu diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif,
afektif, dan performan.
b. Pengertian Profesional
Selanjutnya beralih pada istilah profesional. Begitu banyak asumsi dan definisi yang diberikan oleh para pakar mengenai konsep
profesional. Untuk dapat memahami makna “profesional”, berikut ini
akan dipaparkan definisi profesional oleh beberapa pakar. Nana Sudjana dalam Moh. Uzer Usman, mengatakan bahwa:
“Profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian
seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak
dapat memperoleh pekerjaan lain.
”
7
Definisi di atas menegaskan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang tidak semua orang dapat
melakukannya, karena untuk menjalankanmelakukan pekerjaan tersebut dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu, dan orang yang dapat
melakukannya adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik. Pakar lainnya yaitu Mc Cully, mengatakan “Profession
is a vocation in which professed knowledge of some department of learning or science
is used in its application to the affairs of other or in the practice of an art
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2010, cet. 24, h. 14.