Ruang Lingkup Pembinaan Kompetensi Profesional Tenaga
berimplikasi pada rendahnya efektivitas proses pembelajaran dan mutu pembelajaran.
Berdasarkan uraian tentang hasil pembinaan dan fungsi pembinaan kompetensi profesional, serangkaian program pembinaan kompetensi
profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas ataupun pembina lainnya diharapkan hasil pembinaan terhadap tenaga pendidik dapat menuju
perubahan yang signifikan secara bertahap ke arah yang lebih baik, terjadinya peningkatan kompetensi profesional guru yang akan berdampak pada
peningkatan mutu pembelajaran. Selama tenaga pendidik di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan belum
mendapatkan pembinaan kompetensi profesional yang optimal seperti pendidikan dan pelatihan diklat, seminar, lokakarya, workshop, penataran
ataupun kegiatan ilmiah lainnya, maka akan mengakibatkan kurangnya kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru sebagai tenaga pendidik,
yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang kurang baik.
Pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan menjadi permasalahan. Agar dapat menciptakan
pembinaan kompetensi profesional yang optimal, maka beberapa strategi yang perlu dilakukan antara lain:
1. Pengadaan buku referensi pelajaran agar guru memiliki banyak referensi
sehingga ia memiliki pengetahuan yang luas. 2.
Kepala sekolah harus melakukan supervisi terhadap guru dalam kelas untuk mengetahui kemampuan mengajar dan melihat permasalahan yang
dihadapi guru. 3.
Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada tenaga pendidik dalam bentuk supervisi akademik.
4.
Sekolah mengadakan program KKG dan MGMP secara intensif.
5. Sekolah seharusnya mengadakan seminar tentang profesional guru.
6. Kepala sekolah mengikutsertakan guru melalui pelatihan, lokakarya,
workshop, penataran ataupun kegiatan ilmiah lainnya yang diadakan
Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dan diarahkan untuk mencari berbagai
pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.
7. Sekolah menambahkan fasilitas atau sarana dan prasarana untuk
menunjang proses pembelajaran.
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Kondisi
Belum optimalnya pembinaan
kompetensi profesional tenaga pendidik.
Kurang komprehensifnya guru
dalam menyampaikan materi pelajaran.
Belum sistematisnya guru
dalam menyampaikan materi pelajaran.
Terbatasnya bukuliteratur
yang digunakan dalam mendukung proses KBM
Kegiatan Belajar Mengajar.
Belum efektifnya metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran.
Belum efesiennya guru dalam
menerapkan skenario pembelajaran.
Terbatasnya sarana dan
prasarana pembelajaran y
ang dimiliki.
Hasil
Terjadi perubahan
yang signifikan secara bertahap ke
arah yang lebih baik, dan peningkatan
kompetensi profesional guru yang
akan berdampak pada peningkatan mutu
pembelajaran.
Masalah
Belum
optimalnya pembinaan
kompetensi profesional
tenaga pendidik.
Strategi
Melakukan program pengadaan
buku referensi pelajaran.
Melakukan supervisi terhadap guru dalam mengembangkan
pengelolaan kelas.
Melakukan pembinaan kepada tenaga pendidik dalam bentuk
supervisi akademik.
Mengadakan program KKG dan MGMP secara intensif.
Mengadakan kegiatan seminar
tentang profesional guru.
Mengikutsertakan guru melalui pendidikan dan pelatihan,
lokakarya, workshop, penataran ataupun kegiatan ilmiah lainnya.
Melakukan program peningkatan
sarana dan prasarana .
Feed back INPUT PROCESS OUTPUT