Pembinaan terhadap Kemampuan Mengajar

Memahami yang dinyatakan oleh kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa penerapan disiplin di sekolah ini sudah bagus dan tertib. Tentunya ada sanksi terhadap pelanggaran disiplin terutama untuk siswa, sedangkan untuk tenaga pendidik hanya berupa teguran lisan tingkat sedang, karena mereka sudah paham dengan tata tertib yang berlaku. Keberhasilan kepala sekolah dalam membina disiplin kerja tenaga pendidik tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Kepala sekolah menyatakan bahwa: “Yang menjadi faktor pendukung adalah adanya peraturan dan tata tertib yang jelas yang dapat dipahami oleh tenaga pendidik. Dan untuk faktor penghambat, saya rasa tidak ada karena saya tidak menemukan tenaga pendidik yang melanggar disiplin. Karena memang penerapan disiplin di sekolah ini sudah bagus, hampir semua tenaga pendidik persentase kehadirannya di atas 90 setiap bulan.” 61 Sebagai suatu lembaga pendidikan, sekolah memiliki tujuan institusional yang ingin dicapai dan untuk itu kepala sekolah sebagai pemimpin yang merupakan pejabat formal bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan sekolah. Pembinaan disiplin kerja tenaga pendidik yang dilakukan sekolah memiliki dampak secara langsung terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam pembinaannya perlu ditunjang oleh komitmen yang tinggi dan tata tertib yang mengikat setiap orang di dalamnya, yaitu kepala sekolah, tenaga pendidik, dan siswa.

5. Pembinaan terhadap Kepuasan Kerja

Pembinaan terhadap kepuasan kerja tenaga pendidik sangat penting untuk dilakukan demi meningkatkan performa dan kualitas kerjanya. Semakin tinggi kepuasan kerjanya, maka semakin bagus pula performa dan kualistas yang diberikan dalam mengajar. 61 Ibid Pembinaan terhadap kepuasan kerja tenaga pendidik dapat dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada tenaga pendidik selama bekerja, memberikan kesempatan pada tenaga pendidik untuk mengembangkan potensi dan karirnya, dan memberikan kesejahteraan pada pendidik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Drs. H. Agus Purwanto selaku kepala sekolah, ia mengemukakan bahwa: “Sekolah memberikan pelayanan untuk mengurus kenaikan pangkat tenaga pendidik dan membantu dalam pemberkasan untuk peningkatan karirnya. Jadi dengan memberikan fasilitas kemudahan seperti itu, hal tersebut merupakan salah satu cara memberikan motivasi agar ia fokus dengan tugas yang ia kerjakan. Yang jelas kami memberikan pelayanan maksimal terhadap tenaga pendidik di sini sehingga ia tidak terbebani oleh pekerjaan yang lain. Kemudian dari sisi material pun kami sudah sangat cukup sehingga tenaga pendidik merasa kondusif, itu yang saya utamakan. Apabila mereka sudah merasa nyaman barangkali ada ketenangan bekerja, sehingga tidak ada alasan untuk memungkiri pekerjaan. ” 62 Pembinaan terhadap kepuasan kerja tenaga pendidik penting untuk dilakukan, salah satunya dengan memberikan pelayanan kesejahteraan. Karena kesejahteraan tenaga pendidik sangat berpengaruh pada konsentrasi mereka dalam bekerja, apabila kesejahteraan mereka belum terpenuhi maka mereka akan sulit berkonsentrasi karena pada saat mengajar fokusnya terbagi dengan kebutuhan hidupnya. Jika kebutuhan tenaga pendidik terpenuhi melalui pekerjaan maka ia akan memiliki kepuasan kerja. Lebih lanjut penulis bertanya kepada kepala sekolah mengenai fasilitas yang diberikan pada tenaga pendidik dalam pengembangan karir dan potensi profesionalnya, kepala sekolah menuturkan bahwa: “Pihak sekolah memberikan fasilitas pada mereka untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya melalui workshop, penataran, pelatihan- pelatihan, dan sebagainya. Dan itu merata pada seluruh tenaga pendidik. ” 63 62 Ibid 63 Ibid

D. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil deskripsi data, analisis data, dan pembahasan terdapat beberapa poin yang ditemukan terkait pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, antara lain: 1. Dalam penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik, diperoleh hasil rata-rata persentase sebesar 77. Jika perolehan tersebut ditafsirkan dalam tabel skala rasional, maka data tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pembinaan yang berlangsung terkait pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik telah sampai pada levelklasifikasi efektif. 2. Dalam program pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional tenaga pendidik, kepala sekolah mengadakan kegiatan supervisi, observasi kelas, workshop, pelatihan, dan mengikutsertakan tenaga pendidik dalam pendidikan dan pelatihan, MGMP, dan kegiatan pembinaan lainnya. Terkait dengan hal itu, penulis telah menyebarkan angket pembinaan yang dirangkum dalam tiap dimensi pada tenaga pendidik, antara lain: pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sebesar 71, pembinaan terhadap keterampilan mengajar tenaga pendidik sebesar 72, pembinaan terhadap kemampuan mengajar tenaga pendidik sebesar 80, pembinaan terhadap disiplin kerja sebesar 80, dan pembinaan terhadap kepuasan kerja tenaga pendidik dengan perolehan sebesar 80.