Pembinaan terhadap Keterampilan Mengajar Tenaga Pendidik

Pada tabel 13 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 70 , pencapaian tersebut masuk dalam kategori efektif. sesuai dengan pernyataan wakil kepala sekolah yaitu Bapak Nursalim, S.Pd bahwa: “Ya, guru diarahkan untuk tidak menggunakan kata-kata ataupun bahasa yang tidak dipahami siswa. Tapi memang pengarahan itu jarang diberikan karena guru-guru sudah paham betul dan apabila mereka menggunakan istilah teknis yang asing bagi siswa itupun disertai penjelasan atau maknanya agar siswa paham dengan apa yang dimaksud.” 19 Jadi, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah memang mengarahkan tenaga pendidik untuk tidak menggunakan kata-kata yang berbelit-belit yang tidak dipahami siswa agar penyampaian materi yang diajarkan dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh siswa persis sebagaimana yang ada pada pikiran tenaga pendidik. Tabel 14 Menghimbau tenaga pendidik agar memberikan contoh untuk menanamkan konsep pengertian Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 121 0,817 81 Efektif Data pada tabel 14 di atas menunjukkan hasil perolehan jawaban responden sebesar 81 , dan masuk dalam kategori efektif. Terkait hal ini wakil kepala sekolah memberikan pernyataan bahwa: “Sekarang memang itu yang sedang trend. Jadi kontekstual. Jadi, materi-materinya itu harus dihubungkan dengan materi-materi yang riil ada di masyarakat. Bahkan sebelum mengajar, appersepsinya itu adalah memberikan contoh, memutarkan gambarfilm supaya dilihat siswa, disesuaikan dengan zamannya atau pengalaman mereka. Misalnya, mau mengajar tentang pasar, jadi guru harus menampilkan 19 Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah. gambar pasar tradisional sampai pasar modern, supaya siswa mendapat pemahaman tentang gambaran pasar seperti apa.” 20 Menanggapi pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, penulis menyimpulkan bahwa tenaga pendidik telah dihimbau oleh kepala sekolah agar memberikan contoh untuk menanamkan konsep pengertian pada siswa. Karena tidak semua konsep yang dijelaskan oleh pendidik dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh siswa. Oleh karena itu dibutuhkan contoh dan ilustrasi agar konsep-konsep pengertian yang sifatnya abstrak dapat dipahami oleh siswa. Tabel 15 Memberikan arahan untuk mengulangi penjelasan yang diangap penting dan mendasar Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 92 0,621 62 Cukup Efektif Pada tabel 15 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase sebesar 62 dan masuk dalam kategori cukup efektif. Terkait dengan pencapaian tersebut, wakil kepala sekolah memberikan tanggapan bahwa: “Dalam pemberian supervisi oleh kepala sekolah, pengawas ataupun ia sebagai wakil kepala sekolah. Guru memang jarang diarahkan untuk mengulangi penjelasan pada siswa karena sebagian besar siswa sudah paham dengan penjelasan yang diberikan guru. Jadi pengulangan penjelasan materi pelajaran dilakukan apabila siswa masih belum paham atas materi yang disampaikan. ” 21 Meskipun hasil perolehan 62 masuk dalam kategori cukup efektif, namun implementasinya harus dioptimalkan karena memberikan pengulangan penjelasan pada siswa sangat penting agar penjelasan konsep-konsep yang diajarkan dapat dicerna dan ditangkap sepenuhnya oleh siswa. Dan di dalam kelas tidak semua siswa yang diam itu paham atas materi yang disampaikan oleh tenaga pendidik, diam siswa bisa jadi 20 Ibid. 21 Ibid. karena siswa pasif dan sungkan untuk bertanya perihal materi yang belum ia pahami. Tabel 16 Menyediakan buku-buku bacaan yang dapat mengembangkan pengetahuan tenaga pendidik Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 92 0,621 62 Cukup Efektif Pada tabel 16 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase sebesar 62 . Ini berarti bahwa ketersediaan buku-buku bacaanliteratur yang disediakan oleh sekolah masih kurang dalam artian belum mencukupi kebutuhan pembaca terutama untuk tenaga pendidik, meskipun perolehan angka 62 sudah masuk dalam kriteria cukup efektif namun harus ditingkatkan lagi ketersedian buku-bukunya dalam mendukung pembelajaran. Berkenaan dengan ketersediaan buku-buku bacaan di sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, mengatakan bahwa: “Dari sekian jumlah 37 orang guru dan siswai yang mencapai 857 orang, ketersediaan buku tidak memenuhi. Menurut saya mengenai buku terlepas ada plus minus, kita juga tidak harus kaku dengan buku, kalau memang tidak ada buku sekarang ada sumber-sumber buku yang bisa didapatkan secara gratis, di internet, e-book, dan sebagainya. Jadi sebenarnya apabila siswa mempunyai kemauan, mau memanfaatkan teknologi, membantu pelajaran, sebenarnya siswa tidak akan kekurangan sumber meskipun di sekolah sumbernya terbatas. Menurut saya, ketersediaan buku di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang minimalisterbatas tidak akan membuat siswa menjadi minimalis. Tergantung, kembali lagi ke siswanya, apakah siswa mau menggali informasi-informasi, apakah siswa mau memanfaatkan teknologi tidak hanya untuk social media tidak ada manfaatnya untuk pembelajaran. Persoalannya di situ, jadi kalau buku-buku literatur di sini, saya katakan memang masih kurangterbatas tapi tenaga pendidik bisa memotivasi siswa-siswinya untuk menggali dari e-book ataupun sumber-sumber lain, dan itu sudah dilakukan.” 22 Tabel 17 Tenaga pendidik diarahkan untuk mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 116 0,783 79 Efektif Pada tabel 17 di atas, menunjukkan hasil perolehan jawaban responden sebesar 79 yang menyatakan bahwa tenaga pendidik diarahkan oleh kepala sekolah untuk mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat. Angka perolehan tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bapak Nursalim, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ia menyatakan: ”Ya, guru selalu ditekankan untuk tidak berbelit-belit dalam menyampaikan pertanyaan pada siswa, pertanyaan yang dilemparkan ke siswa haruslah singkat dan jelas. Kenapa demikian? Karena dengan adanya kejelasan pertanyaan maka siswa dapat menangkap inti pertanyaan yang dimaksud guru. Jadi pertanyaan yang diberikan guru dapat dijawab dengan baik oleh siswa. ” 23 Berdasarkan hasil perolehan skor yang mencapai 79 dan didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, penulis menyimpulkan bahwa pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah pada tenaga pendidik untuk mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat dinilai sudah efektif. Tabel 18 Pengarahan pemberian acuan terlebih dahulu sebelum melempar pertanyaan pada siswa Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 103 0,695 70 Efektif 22 Ibid. 23 Ibid. Pada tabel 18 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 70 . Dan pencapaian angka 70 termasuk dalam kriteria efektif. Dari hasil perolehan tersebut wakil kepala sekolah memberikan konfirmasi bahwa: “Ya tentu, jadi sebelum guru mengajukan atau melempar pertanyaan pada siswa, sebelumnya ia harus memberikan acuan yang berupa informasi-informasi terkait materi yang sedang dibahasdipelajari. Maka dengan demikian siswa akan dapat diarahkan pada penemuan jawaban yang tepat. Sebagai contoh guru menyebutkan ciri-ciri fisiologis binatang tertentu, selanjutnya guru bertanya, binatang apakah itu. Sudah dapat dipastikan siswa dapat menemukan jawaban atas pertanyaan yang duiajukan. Jadi pemberian acuan sebelum pertanyaan dilempar itu sangat penting agar siswa tertarik dalam berpikir untuk menemukan jawaban yang tepat. ” 24 Berdasarkan hasil perolehan persentase dan pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memang mengarahkan tenaga pendidik untuk memberikan acuan terlebih dahulu sebelum melempar pertanyaan pada siswa. sehingga siswa akan lebih mudah diarahkan atau dituntun pada penemuan jawaban yang tepat. Tabel 19 Menghimbau tenaga pendidik dalam pemberian pemusatan pertanyaan Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 94 0,635 63 Cukup Efektif Pada tabel 19 di atas, diperoleh hasil persentase hasil jawaban responden sebesar 63 dan termasuk dalam kriteria cukup efektif. Pencapaian angka sebesar 63 menjelaskan bahwa kepala sekolah jarang menghimbau tenaga pendidik dalam pemberian pemusatan 24 Ibid. pertanyaan. Seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah dalam sesi wawancara bahwa: “Pemusatan pertanyaan, guru jarang sekali dihimbau mengenai pemusatan pertanyaan karena pemusatan pertanyaan porsinya tidak terlalu penting. Jadi yang diutamakan adalah guru harus bisa menuntun siswa untuk berpikir, ia harus mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat, dan mengarahkan siswa pada penemuan jawaban yang tepat. ” 25 Meskipun pemberian pemusatan pertanyaan tidak dianggap penting namun tenaga pendidik harus menguasai keterampilan bertanya, yang mencakup keterampilan bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjut. Pemberian pemusatan pertanyaan masuk dalam komponen keterampilan bertanya tingkat dasar. Tabel 20 Mendorong tenaga pendidik untuk melakukan pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 99 0,668 67 Cukup Efektif Pada tabel 20 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase sebesar 67 dan masuk dalam kriteria cukup efektif. Pencapaian sebesar 67 menjelaskan bahwa sebagian besar tenaga pendidik menyatakan kepala sekolah sering mendorong pendidik untuk melakukan pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa. Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau mengatakan bahwa: “Tenaga pendidik ataupun guru sering dihimbau untuk melakukan pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa, dengan demikian dapat mendorong siswa untuk terus berpikir dalam menemukan jawaban yang benar dan tepat. Jadi memang sudah sering dikatakan oleh kepala sekolah bahwa penyebaran pertanyaan bagus untuk dilakukan pada seluruh siswa agar siswa yang biasanya pasif 25 Ibid. dalam pembelajaran dapat ikut terlibat dan menjadikan suasana pembelajaran menjadi lebih hidup. ” 26 Sama halnya dengan pemberian pemusatan pertanyaan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa merupakan komponen keterampilan bertanya tingkat dasar yang harus dikuasai oleh tenaga pendidik. Dengan dilakukannya pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa akan mendorong siswa untuk terus berpikir dan menemukan jawaban yang tepat. Tabel 21 Tenaga pendidik diarahkan agar memberikan waktu pada siswa untuk berpikir dan menuntun siswa dalam berpikir guna menangkap makna pertanyaan Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 110 0,743 74 Efektif Pada tabel 21 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase sebesar 74 dan masuk dalam kriteria efektif. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah, beliau memaparkan bahwa: “Dalam pembelajaran, prosesi tanya jawab yang dilakukan oleh guru adalah tidak lain untuk membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Pertanyaan yang diajukan guru pada siswa yaitu untuk mengetahui sejauhmana materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah yaitu pertanyaan yang diajukan guru terlebih dahulu diajukan untuk seluruh siswa di kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya. Namun sebelum menunjuk siswa, guru harus memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir, pemberian pertanyaan harus merata pada seluruh siswa dengan menunjuk siswa secara acak dengan tujuan merangsang siswa untuk berpikir. Pengarahan itu sudah sering diberikan oleh kepala sekolah tapi penerapannya kembali lagi pada masing- masing guru.” 27 26 Ibid. 27 Ibid. Ini bertanda bahwa tenaga pendidik diarahkan oleh kepala sekolah agar memberikan waktu pada siswa untuk berpikir dan menuntun siswa dalam berpikir guna menangkap makna pertanyaan. Seberapa lama waktu yang diberikan pada siswa untuk berpikir tergantung pada tingkat kesulitan pertanyaan yang diberikan oleh tenaga pendidik. Tabel 22 Menghimbau untuk memberikan penguatan verbal pada siswa Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 109 0,736 73 Efektif Pada tabel 22 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 73 , angka perolehan tersebut masuk dalam kriteria efektif. Dari hasil perolehan yang tertera pada tabel di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah menghimbau tenaga pendidik untuk memberikan penguatan verbal pada siswa, dengan memberikan penguatan verbal pada siswa maka siswa akan merasa diperhatikan. Contoh penguatan verbal antara lain dengan mengucapkan kata: bagus, benar, ya betul, hebat, dan sebagainya. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Nursalim, S.Pd yaitu wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa kepala sekolah sudah sering memberikan pengarahan dan himbauan pada pendidik terkait pemberian penguatan baik verbal maupun nonverbal agar siswa memiliki rasa percaya diri dan dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar. 28 Tabel 23 Menghimbau untuk memberikan penguatan nonverbal Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 95 0,641 64 Cukup Efektif 28 Ibid. Pada tabel 23 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 64 , dan pencapaian tersebut masuk dalam kriteria cukup efektif. Dari hasil perolehan tersebut wakil kepala sekolah memberikan konfirmasi bahwa: ”Kalau berkenaan dengan memberikan penguatan verbal dan nonverbal, ya sudah sering diarahkan dan dihimbau. Karena diharapkan dengan guru memberikan penguatan baik maupun nonverbal siswa akan memiliki rasa percaya diri dan meningkatkan motivasinya dalam belajar, sehingga ia dapat mempertahankan prestasinya. Kami mengarahkan guru untuk memberikan penguatan nonverbal tapi yang kami utamakan adalah penguatan verbal, karena yang lebih mengena pada siswa adalah penguatan yang sifatnya lisanverbal. Sedangkan nonverbal hanya sebagai pelengkap dari penguatan verbal. Contohnya, guru memuji siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. Lalu gurupun mengucapkan kata “hebat”, “bagus”, atau memuji dengan kalimat “wah, jawabanmu tepat sekali, saya puas dengan jawabanmu.” Nah penguatan verbal itu diiringi dengan penguatan nonverbal, berupa senyuman, menunjukkan tanda jempol, dan sebagainya.” 29 Berdasarkan hasil perolehan pada data tabel di atas dan didukung oleh pernyataan yang dikemukakan wakil kepala sekolah, penulis dapat menyimpulkan bahwa himbauan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada tenaga pendidik untuk memberikan penguatan nonverbal dinilai sudah cukup efektif. Namun dalam hal ini, kepala sekolah lebih menekankan untuk memberikan penguatan verbal daripada nonverbal karena nonverbal hanya sebagai pelengkap dari penguatan verbal. Tabel 24 Mengarahkan tenaga pendidik untuk terampil dalam membimbing siswa Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 121 0,817 81 Efektif 29 Ibid. Pada tabel 24 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 81 . Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nursalim, S.Pd yang merupakan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau mengatakan bahwa: “Pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah yaitu guru harus melakukan pendekatan-pendekatan pembelajaran secara bijak, intinya adalah itu. Jadi, guru harus membangun hubungan yang baik dengan siswa, sehingga adanya hubungan saling percaya antara guru dan murid.” 30 Dilihat dari perolehan persentase yang mencapai 81 dan pernyataan wakil kepala sekolah seperti yang diuraikan di atas, ini menandakan bahwa kepala sekolah telah memberikan arahan pada tenaga pendidik untuk terampil dalam membimbing siswa, dan dalam pelaksanaannya sudah efektif. Tabel 25 Menekankan tenaga pendidik untuk dapat menguasai pengelolan kelas Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 129 0,871 87 Sangat Efektif Berkaitan dengan perolehan hasil persentase pada tabel 25 di atas, Bapak Nursalim,S.Pd. memberikan tanggapan bahwa: “Dalam supervisi maupun rapat pembinaan, guru selalu ditekankan untuk dapat menguasai pengelolaan kelas dengan baik. Jadi dalam hal ini guru diharapkan dapat menciptakan ataupun mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana mestinya.” 31 Dengan pencapaian sebesar 87 dan pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah yaitu Bapak Nursalim,S.Pd. 30 Ibid. 31 Ibid. dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu menekankan tenaga pendidik untuk dapat menguasai pengelolaan kelas dengan baik, hal tersebut disampaikan dalam supervisi dan rapat pembinaan. Dan pelaksanaannya dinilai sudah sangat efektif. Dengan memiliki kemampuan mengelola kelas dengan baik maka akan berimplikasi pada penciptaan kondisi belajar mengajar yang optimal. Tabel 26 Rekapitulasi Pembinaan terhadap Keterampilan Mengajar Tenaga Pendidik Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 2516 1829 0,726 72 Efektif Berdasarkan hasil perhitungan angket di atas, diperoleh angka sebesar 72 dan perolehan tersebut masuk dalam kriteria efektif. Dari perolehan tersebut kepala sekolah memberikan pernyataan terkait program pembinaan yang telah dilaksanakan, bahwa: “Program pembinaan yang dilakukan antara lain: rapat pembinaan, kunjungan kelas, workshop, seminar, pendidikan dan pelatihan baik itu BimTek yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Tangerang Selatan maupun Provinsi. ” 32 Dari data hasil perhitungan angket di atas dan pernyataan yang disampaikan oleh kepala sekolah, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembinaan terhadap keterampilan mengajar tenaga pendidik yang dilakukan oleh kepala sekolah telah berlangsung dengan efektif yaitu dengan perolehan skor mencapai 72 . Dan dalam hal ini kepala sekolah telah melakukan pembinaan yang sifatnya langsung maupun tidak langsung. 32 Wawancara dengan Drs. H. Agus Purwanto, Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 16 September 2015, pukul 09:00, di ruang Kepala Sekolah.

c. Pembinaan terhadap Kemampuan Mengajar Tenaga Pendidik

Pada dimensi pembinaan terhadap kemampuan mengajar tenaga pendidik diajukan 8 delapan butir pertanyaan, adapun hasil perhitungan jawaban responden adalah sebagai berikut. Tabel 27 Mengarahkan tentang prinsip-prinsip penyusunan RPP Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 123 0,831 83 Efektif Pada tabel 27 di atas, diketahui bahwa perolehan hasil persentase jawaban responden sebesar 83 , hal tersebut dinilai bahwa kepala sekolah sudah efektif dalam mengarahkan tenaga pendidik tentang prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Terkait hasil perolehan persentase pada tabel di atas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum menyatakan bahwa: “Dalam penyusunan RPP itu selalu disesuaikan dengan aturan perundang-undangan dan itu selalu diadakan sosialisasi evaluasi tiap tahun ajaran baru. Dan untuk tahun ini dasarnya adalah Peraturan Pemerintah No.104, bapakibu silahkan lihat bagaimana RPP menurut Peraturan Pemerintah No. 104 lalu kepala sekolah dan pengawas memberikan contohnya. ” 33 Jadi, dalam hal ini kepala sekolah memang melakukan sosialisasi evaluasi pada tiap tahun ajaran baru dan memperlihatkan contoh RPP yang harus dibuat pendidik. Meskipun tenaga pendidik dapat menyusun RPP akan tetapi tidak semua pendidik dapat memenuhi ketentuan standar proses yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah memang seyogyanya memberikan pengarahan mengenai prinsip-prinsip penyusunan RPP. 33 Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah. Tabel 28 Mewajibkan tenaga pendidik untuk membuat RPP sebelum proses pembelajaran berlangsung Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 127 0,858 86 Sangat Efektif Pada tabel 28 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 86 dan perolehan tersebut masuk dalam kriteria sangat efektif. Terkait dengan hal di atas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum yaitu Bapak Nursalim, S.Pd. menyatakan bahwa kepala sekolah memang telah mewajibkan tenaga pendidik untuk membuat RPP sebelum proses pembelajaran berlangsung. 34 Dengan hasil persentase yang mencapai 86 menandakan bahwa pelaksanaannya sudah sangat efektif. Dengan adanya tuntutan untuk membuat RPP sebelum proses pembelajaran berlangsung maka tenaga pendidik tentu sudah memiliki persiapan yang matang mengenai metode pembelajaran, skenario pembelajaran, dan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Tabel 29 Memeriksa RPP yang telah dibuat oleh tenaga pendidik sebelum proses pembelajaran Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 112 0,756 76 Efektif Pada tabel 29 di atas, menunjukkan hasil perolehan jawaban responden sebesar 76 . Hal tersebut berarti bahwa kepala sekolah memeriksa RPP yang telah dibuat oleh tenaga pendidik sebelum proses pembelajaran dimulai, dan dalam pelaksanaanya dinilai sudah efektif. 34 Ibid. Sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh wakil kepala sekolah, yaitu Bapak Nursalim, S.Pd bahwa: “RPP yang dibuat oleh pendidik diperiksa oleh kepala sekolah dan juga oleh pengawas. Jadi, RPP dibuat tiap semester dan pembinaannya dilakukan pada tahun ajaran baru semester ganjil, tenaga pendidik ataupun guru disarankan pada saat itu mengumpulkan RPP yang semester ganjil, semester dua nanti pada bulan januari berarti pertengahan bulan januari mengumpulkan yang semester genap. ” 35 Dengan adanya pemeriksaan RPP tersebut, tenaga pendidik dapat mengetahui perihal RPP yang telah mereka buat apakah sudah sesuai atau belum. Dan tentunya mereka dapat memahami dan menguasai materi yang akan mereka ajarkan dan menentukan metode pembelajaran yang tepat. Tabel 30 Menganjurkan untuk menggunakan metode, media, dan bahan latihan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 130 0,878 88 Sangat Efektif Pada tabel 30 di atas, diketahui hasil perolehan persentase jawaban responden sebesar 88 . Hal ini menandakan bahwa dalam pembinaan yang diberikan pada tenaga pendidik, kepala sekolah menghimbau untuk menggunakan metode, media, dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Himbauananjuran tersebut dapat diterima dengan baik oleh pendidik dan dalam pelaksanaanya sudah sangat efektif. Berdasarkan hasil perolehan pada tabel di atas, wakil kepala sekolah memberikan konfirmasi bahwa jawabannya sudah pasti ya. Jadi, memang benar bahwa kepala sekolah telah menganjurkan pendidik untuk menggunakan metode, media, dan bahan latihan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 35 Ibid. Tabel 31 Pengarahan untuk mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 112 0,756 76 Efektif Pada tabel 31 di atas, diketahui hasil perolehan persentase jawaban responden sebesar 76 . Hal ini berarti bahwa dalam pelaksanaan pembinaan pada pendidik, pengarahan yang diberikan kepala sekolah, terkait pengarahan untuk mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dinilai sudah efektif. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah, beliau mengungkapkan bahwa: “Ya kepala sekolah sering menghimbau guru untuk mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pelajaran, memberi tugas pada siswa untuk mencari informasi terkait materi pembelajaran, dan lain-lain. ” 36 Dalam proses kegiatan belajar mengajar, tenaga pendidik harus dapat menggalakkan keterlibatan siswa untuk ikut aktif di dalamnya. Karena pada dasarnya, partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar KBM memberikan pengaruh yang signifikan pada perkembangan berpikirnya. Dan untuk dapat menggalakkan keterlibatan siswa, tenaga pendidik harus memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif, baik aktif untuk mencari informasi, melakukan eksperimen, menyimpulkan materi pembelajaran, dan aktif dalam pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan. 36 Ibid. Tabel 32 Mengarahkan tenaga pendidik untuk dapat mengorganisir waktu, ruang dan fasilitas mengajar dengan baik. Number of Cases N Frekuensi F F : N Kriteria 148 113 0,763 76 Efektif Data pada tabel 32 di atas menunjukkan hasil perolehan skor sebesar 76 yang menyatakan bahwa kepala sekolah mengarahkan tenaga pendidik untuk dapat mengorganisir waktu, ruang dan fasilitas mengajar dengan baik, dan pencapaian skor tersebut dinilai sudah efektif. Terkait dengan hal itu, dalam sesi wawancara yang penulis lakukan dengan bapak Nursalim, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau menyatakan bahwa: ”Ya, guru-guru sudah diberikan pengarahan tentang hal demikian. Jadi sebagai tenaga profesional yang berkewajiban dalam mendidik siswa, ia harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang merangsang siswa untuk belajar. Jadi penting bagi guru untuk dapat mengorganisasi waktu, ruang, dan fasilitas mengajar dengan baik. Setiap mata pelajaran di sekolah sudah ada alokasi waktu yang disediakan atau diatur dalam kurikulum, apabila ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan maka akan mengganggu proses pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain. Selain itu guru harus bisa mengorganisasikan ruang belajar yang baik, yang kondusif untuk siswa dan guru, menciptakan suasana lingkungan belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya penting untuk diperhatikan oleh guru bahwa guru harus mampu mengorganisasikan fasilitas belajar dengan baik, dengan demikian siswa dapat optimal dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurutenaga pendidik. ” 37 Berdasarkan hasil perolehan skor yang mencapai 76 dan didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, penulis menyimpulkan bahwa pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah pada tenaga pendidik untuk dapat mengorganisir waktu, ruang dan fasilitas mengajar dinilai efektif. Selain harus menguasai materi 37 Ibid.