Pembinaan terhadap Keterampilan Mengajar Tenaga Pendidik
Pada tabel 13 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 70 , pencapaian tersebut masuk dalam kategori efektif. sesuai
dengan pernyataan wakil kepala sekolah yaitu Bapak Nursalim, S.Pd bahwa:
“Ya, guru diarahkan untuk tidak menggunakan kata-kata ataupun bahasa yang tidak dipahami siswa. Tapi memang pengarahan itu
jarang diberikan karena guru-guru sudah paham betul dan apabila mereka menggunakan istilah teknis yang asing bagi siswa itupun
disertai penjelasan atau maknanya agar siswa paham dengan apa yang
dimaksud.”
19
Jadi, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah memang mengarahkan tenaga pendidik untuk tidak menggunakan kata-kata yang berbelit-belit
yang tidak dipahami siswa agar penyampaian materi yang diajarkan dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh siswa persis sebagaimana
yang ada pada pikiran tenaga pendidik.
Tabel 14 Menghimbau tenaga pendidik agar memberikan contoh untuk
menanamkan konsep pengertian Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 121
0,817 81
Efektif Data pada tabel 14 di atas menunjukkan hasil perolehan jawaban
responden sebesar 81 , dan masuk dalam kategori efektif. Terkait hal ini wakil kepala sekolah memberikan pernyataan bahwa:
“Sekarang memang itu yang sedang trend. Jadi kontekstual. Jadi, materi-materinya itu harus dihubungkan dengan materi-materi yang
riil ada di masyarakat. Bahkan sebelum mengajar, appersepsinya itu adalah memberikan contoh, memutarkan gambarfilm supaya dilihat
siswa, disesuaikan dengan zamannya atau pengalaman mereka. Misalnya, mau mengajar tentang pasar, jadi guru harus menampilkan
19
Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah.
gambar pasar tradisional sampai pasar modern, supaya siswa mendapat pemahaman tentang gambaran pasar seperti apa.”
20
Menanggapi pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, penulis menyimpulkan bahwa tenaga pendidik telah dihimbau
oleh kepala sekolah agar memberikan contoh untuk menanamkan konsep pengertian pada siswa. Karena tidak semua konsep yang dijelaskan oleh
pendidik dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh siswa. Oleh karena itu dibutuhkan contoh dan ilustrasi agar konsep-konsep pengertian
yang sifatnya abstrak dapat dipahami oleh siswa.
Tabel 15 Memberikan arahan untuk mengulangi penjelasan yang diangap
penting dan mendasar Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 92
0,621 62
Cukup Efektif Pada tabel 15 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase
sebesar 62 dan masuk dalam kategori cukup efektif. Terkait dengan pencapaian tersebut, wakil kepala sekolah memberikan tanggapan bahwa:
“Dalam pemberian supervisi oleh kepala sekolah, pengawas ataupun ia sebagai wakil kepala sekolah. Guru memang jarang diarahkan
untuk mengulangi penjelasan pada siswa karena sebagian besar siswa sudah paham dengan penjelasan yang diberikan guru. Jadi
pengulangan penjelasan materi pelajaran dilakukan apabila siswa masih belum paham atas materi yang disampaikan.
”
21
Meskipun hasil perolehan 62 masuk dalam kategori cukup efektif, namun implementasinya harus dioptimalkan karena memberikan
pengulangan penjelasan pada siswa sangat penting agar penjelasan konsep-konsep yang diajarkan dapat dicerna dan ditangkap sepenuhnya
oleh siswa. Dan di dalam kelas tidak semua siswa yang diam itu paham atas materi yang disampaikan oleh tenaga pendidik, diam siswa bisa jadi
20
Ibid.
21
Ibid.
karena siswa pasif dan sungkan untuk bertanya perihal materi yang belum ia pahami.
Tabel 16 Menyediakan buku-buku bacaan yang dapat mengembangkan
pengetahuan tenaga pendidik Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 92
0,621 62
Cukup Efektif Pada tabel 16 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase
sebesar 62 . Ini berarti bahwa ketersediaan buku-buku bacaanliteratur yang disediakan oleh sekolah masih kurang dalam artian belum
mencukupi kebutuhan pembaca terutama untuk tenaga pendidik, meskipun perolehan angka 62 sudah masuk dalam kriteria cukup
efektif namun harus ditingkatkan lagi ketersedian buku-bukunya dalam mendukung pembelajaran.
Berkenaan dengan ketersediaan buku-buku bacaan di sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, mengatakan bahwa:
“Dari sekian jumlah 37 orang guru dan siswai yang mencapai 857 orang, ketersediaan buku tidak memenuhi. Menurut saya mengenai
buku terlepas ada plus minus, kita juga tidak harus kaku dengan buku, kalau memang tidak ada buku sekarang ada sumber-sumber buku
yang bisa didapatkan secara gratis, di internet, e-book, dan sebagainya. Jadi sebenarnya apabila siswa mempunyai kemauan, mau
memanfaatkan teknologi, membantu pelajaran, sebenarnya siswa tidak akan kekurangan sumber meskipun di sekolah sumbernya
terbatas. Menurut saya, ketersediaan buku di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang minimalisterbatas tidak akan membuat
siswa menjadi minimalis. Tergantung, kembali lagi ke siswanya, apakah siswa mau menggali informasi-informasi, apakah siswa mau
memanfaatkan teknologi tidak hanya untuk social media tidak ada manfaatnya untuk pembelajaran. Persoalannya di situ, jadi kalau
buku-buku literatur di sini, saya katakan memang masih kurangterbatas tapi tenaga pendidik bisa memotivasi siswa-siswinya
untuk menggali dari e-book ataupun sumber-sumber lain, dan itu sudah dilakukan.”
22
Tabel 17 Tenaga pendidik diarahkan untuk mengungkapkan pertanyaan
secara jelas dan singkat Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 116
0,783 79
Efektif Pada tabel 17 di atas, menunjukkan hasil perolehan jawaban
responden sebesar 79 yang menyatakan bahwa tenaga pendidik diarahkan oleh kepala sekolah untuk mengungkapkan pertanyaan secara
jelas dan singkat. Angka perolehan tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bapak Nursalim, S.Pd selaku wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, ia menyatakan: ”Ya, guru selalu ditekankan untuk tidak berbelit-belit dalam
menyampaikan pertanyaan pada siswa, pertanyaan yang dilemparkan ke siswa haruslah singkat dan jelas. Kenapa demikian? Karena
dengan adanya kejelasan pertanyaan maka siswa dapat menangkap inti pertanyaan yang dimaksud guru. Jadi pertanyaan yang diberikan
guru dapat dijawab dengan baik oleh siswa.
”
23
Berdasarkan hasil perolehan skor yang mencapai 79 dan didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, penulis
menyimpulkan bahwa pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah pada tenaga pendidik untuk mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan
singkat dinilai sudah efektif.
Tabel 18 Pengarahan pemberian acuan terlebih dahulu sebelum melempar
pertanyaan pada siswa Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 103
0,695 70
Efektif
22
Ibid.
23
Ibid.
Pada tabel 18 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 70 . Dan pencapaian angka 70 termasuk dalam kriteria
efektif. Dari hasil perolehan tersebut wakil kepala sekolah memberikan konfirmasi bahwa:
“Ya tentu, jadi sebelum guru mengajukan atau melempar pertanyaan pada siswa, sebelumnya ia harus memberikan acuan yang
berupa informasi-informasi
terkait materi
yang sedang
dibahasdipelajari. Maka dengan demikian siswa akan dapat diarahkan pada penemuan jawaban yang tepat. Sebagai contoh guru
menyebutkan ciri-ciri fisiologis binatang tertentu, selanjutnya guru bertanya, binatang apakah itu. Sudah dapat dipastikan siswa dapat
menemukan jawaban atas pertanyaan yang duiajukan. Jadi pemberian acuan sebelum pertanyaan dilempar itu sangat penting agar siswa
tertarik dalam berpikir untuk menemukan jawaban yang tepat.
”
24
Berdasarkan hasil perolehan persentase dan pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah memang mengarahkan tenaga pendidik untuk memberikan acuan terlebih dahulu sebelum melempar pertanyaan pada siswa. sehingga siswa
akan lebih mudah diarahkan atau dituntun pada penemuan jawaban yang tepat.
Tabel 19 Menghimbau tenaga pendidik dalam pemberian pemusatan
pertanyaan Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 94
0,635 63
Cukup Efektif Pada tabel 19 di atas, diperoleh hasil persentase hasil jawaban
responden sebesar 63 dan termasuk dalam kriteria cukup efektif. Pencapaian angka sebesar 63 menjelaskan bahwa kepala sekolah
jarang menghimbau tenaga pendidik dalam pemberian pemusatan
24
Ibid.
pertanyaan. Seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah dalam sesi wawancara bahwa:
“Pemusatan pertanyaan, guru jarang sekali dihimbau mengenai pemusatan pertanyaan karena pemusatan pertanyaan porsinya tidak
terlalu penting. Jadi yang diutamakan adalah guru harus bisa menuntun siswa untuk berpikir, ia harus mengungkapkan pertanyaan
secara jelas dan singkat, dan mengarahkan siswa pada penemuan jawaban yang tepat.
”
25
Meskipun pemberian pemusatan pertanyaan tidak dianggap penting namun tenaga pendidik harus menguasai keterampilan bertanya, yang
mencakup keterampilan bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjut. Pemberian pemusatan pertanyaan masuk dalam komponen
keterampilan bertanya tingkat dasar.
Tabel 20 Mendorong tenaga pendidik untuk melakukan pemindahan giliran
dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 99
0,668 67
Cukup Efektif Pada tabel 20 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase
sebesar 67 dan masuk dalam kriteria cukup efektif. Pencapaian sebesar 67 menjelaskan bahwa sebagian besar tenaga pendidik menyatakan
kepala sekolah sering mendorong pendidik untuk melakukan pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa.
Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau mengatakan bahwa:
“Tenaga pendidik ataupun guru sering dihimbau untuk melakukan pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa,
dengan demikian dapat mendorong siswa untuk terus berpikir dalam menemukan jawaban yang benar dan tepat. Jadi memang sudah sering
dikatakan oleh kepala sekolah bahwa penyebaran pertanyaan bagus untuk dilakukan pada seluruh siswa agar siswa yang biasanya pasif
25
Ibid.
dalam pembelajaran dapat ikut terlibat dan menjadikan suasana pembelajaran menjadi lebih hidup.
”
26
Sama halnya dengan pemberian pemusatan pertanyaan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa merupakan
komponen keterampilan bertanya tingkat dasar yang harus dikuasai oleh tenaga pendidik. Dengan dilakukannya pemindahan giliran dan
penyebaran pertanyaan pada seluruh siswa akan mendorong siswa untuk terus berpikir dan menemukan jawaban yang tepat.
Tabel 21 Tenaga pendidik diarahkan agar memberikan waktu pada siswa
untuk berpikir dan menuntun siswa dalam berpikir guna menangkap makna pertanyaan
Number of Cases N
Frekuensi F
F : N Kriteria
148 110
0,743 74
Efektif Pada tabel 21 di atas, menunjukkan hasil perolehan persentase
sebesar 74 dan masuk dalam kriteria efektif. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah, beliau memaparkan bahwa:
“Dalam pembelajaran, prosesi tanya jawab yang dilakukan oleh guru adalah tidak lain untuk membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa. Pertanyaan yang diajukan guru pada siswa yaitu untuk mengetahui sejauhmana materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru
dapat dipahami oleh siswa. Pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah yaitu pertanyaan yang diajukan guru terlebih dahulu diajukan
untuk seluruh siswa di kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya. Namun sebelum menunjuk siswa, guru harus
memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir, pemberian pertanyaan harus merata pada seluruh siswa dengan menunjuk siswa
secara acak dengan tujuan merangsang siswa untuk berpikir. Pengarahan itu sudah sering diberikan oleh kepala sekolah tapi
penerapannya kembali lagi pada masing-
masing guru.”
27
26
Ibid.
27
Ibid.
Ini bertanda bahwa tenaga pendidik diarahkan oleh kepala sekolah agar memberikan waktu pada siswa untuk berpikir dan menuntun siswa
dalam berpikir guna menangkap makna pertanyaan. Seberapa lama waktu yang diberikan pada siswa untuk berpikir tergantung pada tingkat
kesulitan pertanyaan yang diberikan oleh tenaga pendidik.
Tabel 22 Menghimbau untuk memberikan penguatan verbal pada siswa
Number of Cases N
Frekuensi F
F : N Kriteria
148 109
0,736 73
Efektif Pada tabel 22 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden
sebesar 73 , angka perolehan tersebut masuk dalam kriteria efektif. Dari hasil perolehan yang tertera pada tabel di atas menunjukkan bahwa kepala
sekolah menghimbau tenaga pendidik untuk memberikan penguatan verbal pada siswa, dengan memberikan penguatan verbal pada siswa
maka siswa akan merasa diperhatikan. Contoh penguatan verbal antara lain dengan mengucapkan kata: bagus, benar, ya betul, hebat, dan
sebagainya. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Nursalim, S.Pd yaitu wakil kepala sekolah bidang
kurikulum bahwa kepala sekolah sudah sering memberikan pengarahan dan himbauan pada pendidik terkait pemberian penguatan baik verbal
maupun nonverbal agar siswa memiliki rasa percaya diri dan dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar.
28
Tabel 23 Menghimbau untuk memberikan penguatan nonverbal
Number of Cases N
Frekuensi F
F : N Kriteria
148 95
0,641 64
Cukup Efektif
28
Ibid.
Pada tabel 23 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 64 , dan pencapaian tersebut masuk dalam kriteria cukup efektif.
Dari hasil perolehan tersebut wakil kepala sekolah memberikan konfirmasi bahwa:
”Kalau berkenaan dengan memberikan penguatan verbal dan nonverbal, ya sudah sering diarahkan dan dihimbau. Karena
diharapkan dengan guru memberikan penguatan baik maupun nonverbal siswa akan memiliki rasa percaya diri dan meningkatkan
motivasinya dalam belajar, sehingga ia dapat mempertahankan prestasinya. Kami mengarahkan guru untuk memberikan penguatan
nonverbal tapi yang kami utamakan adalah penguatan verbal, karena yang lebih mengena pada siswa adalah penguatan yang sifatnya
lisanverbal. Sedangkan nonverbal hanya sebagai pelengkap dari penguatan verbal. Contohnya, guru memuji siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan dengan benar. Lalu gurupun mengucapkan kata
“hebat”, “bagus”, atau memuji dengan kalimat “wah, jawabanmu tepat sekali, saya puas dengan jawabanmu.” Nah penguatan verbal itu
diiringi dengan penguatan nonverbal, berupa senyuman, menunjukkan tanda jempol, dan sebagainya.”
29
Berdasarkan hasil perolehan pada data tabel di atas dan didukung oleh pernyataan yang dikemukakan wakil kepala sekolah, penulis dapat
menyimpulkan bahwa himbauan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada tenaga pendidik untuk memberikan penguatan nonverbal dinilai
sudah cukup efektif. Namun dalam hal ini, kepala sekolah lebih menekankan untuk memberikan penguatan verbal daripada nonverbal
karena nonverbal hanya sebagai pelengkap dari penguatan verbal.
Tabel 24 Mengarahkan tenaga pendidik untuk terampil dalam membimbing
siswa Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 121
0,817 81
Efektif
29
Ibid.
Pada tabel 24 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 81 . Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nursalim, S.Pd
yang merupakan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau mengatakan bahwa: “Pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah yaitu
guru harus melakukan pendekatan-pendekatan pembelajaran secara bijak, intinya adalah itu. Jadi, guru harus membangun hubungan yang baik
dengan siswa, sehingga adanya hubungan saling percaya antara guru dan murid.”
30
Dilihat dari perolehan persentase yang mencapai 81 dan pernyataan wakil kepala sekolah seperti yang diuraikan di atas, ini
menandakan bahwa kepala sekolah telah memberikan arahan pada tenaga pendidik untuk terampil dalam membimbing siswa, dan dalam
pelaksanaannya sudah efektif.
Tabel 25 Menekankan tenaga pendidik untuk dapat menguasai pengelolan
kelas Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 129
0,871 87
Sangat Efektif Berkaitan dengan perolehan hasil persentase pada tabel 25 di atas,
Bapak Nursalim,S.Pd. memberikan tanggapan bahwa: “Dalam supervisi maupun rapat pembinaan, guru selalu ditekankan
untuk dapat menguasai pengelolaan kelas dengan baik. Jadi dalam hal ini guru diharapkan dapat menciptakan ataupun mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana
mestinya.”
31
Dengan pencapaian sebesar 87 dan pernyataan yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah yaitu Bapak Nursalim,S.Pd.
30
Ibid.
31
Ibid.
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu menekankan tenaga pendidik untuk dapat menguasai pengelolaan kelas dengan baik, hal
tersebut disampaikan dalam supervisi dan rapat pembinaan. Dan pelaksanaannya dinilai sudah sangat efektif. Dengan memiliki
kemampuan mengelola kelas dengan baik maka akan berimplikasi pada penciptaan kondisi belajar mengajar yang optimal.
Tabel 26 Rekapitulasi Pembinaan terhadap Keterampilan Mengajar Tenaga
Pendidik Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
2516 1829
0,726 72
Efektif Berdasarkan hasil perhitungan angket di atas, diperoleh angka
sebesar 72 dan perolehan tersebut masuk dalam kriteria efektif. Dari perolehan tersebut kepala sekolah memberikan pernyataan terkait
program pembinaan yang telah dilaksanakan, bahwa: “Program
pembinaan yang dilakukan antara lain: rapat pembinaan, kunjungan kelas, workshop, seminar, pendidikan dan pelatihan baik itu BimTek
yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Tangerang Selatan maupun Provinsi.
”
32
Dari data hasil perhitungan angket di atas dan pernyataan yang disampaikan oleh kepala sekolah, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pembinaan terhadap keterampilan mengajar tenaga pendidik yang dilakukan oleh kepala sekolah telah berlangsung dengan efektif yaitu
dengan perolehan skor mencapai 72 . Dan dalam hal ini kepala sekolah telah melakukan pembinaan yang sifatnya langsung maupun tidak
langsung.
32
Wawancara dengan Drs. H. Agus Purwanto, Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 16 September 2015, pukul 09:00, di ruang Kepala Sekolah.