xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Be rpikir …………………………………………………….. 35
Gambar 2 Periodesasi Kepala Sekolah SMAN 1 0 Kota Tangerang Selatan …….. 44
Gambar 3 Logo Sekolah .......................................................................................... 44 Gambar 4 Struktur Organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ........................ 48
Gambar 5 Diagram Persentase Efektivitas Pembinaan Kompetensi Profesional Tenaga Pe
ndidik ………………………………………………………. 88
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4 Surat Pernyataan Testimoni Skripsi
Lampiran 5 Uji Referensi
Lampiran 6 Instrumen Angket Tenaga Pendidik
Lampiran 7 Tabulasi Hasil Jawaban Angket Tenaga Pendidik
Lampiran 8 Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 9 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 10 Instrumen Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Lampiran 11 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Lampiran 12 Tenaga Pendidik SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Lampiran 13 Arti Lambang SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 14 Visi dan Misi Lampiran 15 Tujuan dan Motto
Lampiran 16 Sertifikat Seminar dan Pelatihan Tenaga Pendidik
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan masyarakat,
menjadikan masyarakat yang berakal dan berbudi. Udin Syaefudin S a‟ud dan
Abin Syamsuddin Makmun berpendapat bahwa pendidikan adalah upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu
mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik.
1
Di samping itu, menurut Dictionary of Education dalam Udin Syaefudin S
a‟ud dan Abin Syamsuddin Makmun menguraikan bahwa: “Pendidikan merupakan: a proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup, b proses sosial dimana orang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dari sekolah, sehingga mereka dapat memperoleh dan mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum.
”
2
Tidak dapat dibayangkan apabila manusia tumbuh dan berkembang tanpa adanya intervensi pendidikan, pendidikan adalah hal yang mutlak dan harus
dimiliki oleh seseorang karena dengan adanya pendidikan maka kehidupan seseorang akan terarah dan teratur, sikap dan perilakunya akan terbina untuk
menjadi manusia yang bermoral dan berbudi luhur. Pendidikan adalah investasi terbaik untuk meraih masa depan yang
gemilang. Dan dapat dikatakan bahwa pendidikan sebagai ujung tombak
1
Ud in Saefudin Sa‟ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, cet. 4, h. 6.
2
Ibid.
keberhasilan suatu negara, karena sejatinya kemajuan ataupun ketertinggalan suatu negara ditentukan oleh pendidikan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan sumber daya manusia SDM
yang berkualitas,
agar dapat
berkontribusi aktif
dalam penyelenggaraan pendidikan. Pada hakikatnya, keberhasilan suatu proses
pendidikan pada tiap jenjang dan satuan pendidikan ditentukan oleh faktor tenaga pendidik guru, di samping faktor penunjang lainnya.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, megarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, da n pendidikan menengah.”
3
Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dijelaskan bahwa:
Pasal 2: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 3
Ayat 1: Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Ayat 2: Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
4
Tuntutan yuridis yang tertuang dalam perundang-undangan tersebut di atas belum sepenuhnya sesuai dengan realita kondisi tenaga pendidik atau
guru. Kompetensi yang dimiliki tenaga pendidik masih belum optimal dan masih butuh pembinaan dalam meningkatkan kompetensinya.
3
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2011, Bandung: Citra Umbara, 2012, cet. 8, h. 2.
4
Ibid., h. 228.
Tugas dan tanggung jawab tenaga pendidik guru sebagai pendidik profesional adalah menstimulus peserta didik dalam mengembangkan potensi
mereka dan membimbingnya dengan memberikan pengarahan dalam kegiatan pembelajaran.
Dr. Jejen Musfah, MA mengungkapkan bahwa: “Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak
sekadar mangetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, murid harus selalu belajar
untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya.
”
5
Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional adalah diterbitkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk
selalu mengembangkan profesiannya secara berkelanjutan. Pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan
profesi sebagai guru. SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan didirikan pada tanggal 27 Juni
2006. Dimana awalnya bernama SMAN 5 Ciputat, namun semenjak Ciputat menjadi bagian dari wilayah Kota Tangerang Selatan, berubah nama menjadi
SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Sekolah ini berdiri dengan keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang mengeluarkan
Nomor: 421Kep.208-Huk2006 yang berisi tentang pendirian sekolah negeri baru di kecamatan Ciputat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanggal
27 Juni 2006 sebagai hari lahirnya SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Dalam perkembangannya, mutu atau kualitas lulusan SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan masih terbilang sedang. Hal tersebut diindikasikan oleh pemberdayaan kualitas tenaga pendidik yang sudah cukup optimal. Meskipun
5
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori
dan Praktek, Jakarta: Kencana , 2011, cet. 1, h. 54.
demikian kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru-guru tersebut masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Perubahan dan perkembangan sains
dan teknologi yang terjadi saat ini, menuntut para pendidik untuk lebih meningkatkan kompetensi yang ada. Terlebih sarana dan prasarana sebagai
penunjang kegiatan belajar mengajar belum seutuhnya memadai. Tidak seluruh tenaga pendidik memiliki kompetensi profesional yang
rendah, ada pendidik - pendidik yang kompetensi profesionalnya bagus yaitu di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Bagusnya para pendidik ini sangat
dimungkinkan karena intensitas program pembinaan yang tinggi, fenomena ini menarik untuk diteliti lebih jauh sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Efektivitas Pembinaan Kompetensi
Profesional Ten aga Pendidik di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan ulasan dari latar belakang masalah, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Belum optimalnya pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.
2. Kurangnya kesejahteraan tenaga pendidik.
3. Pendidik tidak menekuni profesinya secara utuh.
4. Rendahnya motivasi pendidik dalam meningkatkan kualitas diri.
5. Ketidaksesuaian pendidikan yang pendidik miliki terkait pelajaran yang
ia ajarkan, 6.
Terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki sehingga pendidik tidak mengupdate informasi yang terbaru.
7. Rentan dan rendahnya kepatuhan tenaga pendidik terhadap norma dan
etika profesi keguruan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang teridentifikasi dan agar penelitian ini tidak menyimpang dan karena keterbatasan pada kemampuan peneliti.
Maka perlu adanya pembatasan masalah dan peneliti membatasi masalah pada: Belum optimalnya pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
mengenai “sejauhmana tingkat efektifitas pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan tingkat efektifitas pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1.
Tenaga pendidik guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan, meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar. 2.
Institusi atau sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan sekolah dalam melakukan proseskegiatan pembinaan kompetensi
profesional tenaga pendidik. 3.
Masyarakat, sebagai bahan rujukan dalam mengelola pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembinaan tenaga pendidik yang
berkualifikasi dan profesional. 4.
Penulis, penelitian ini sebagai informasi dan pengetahuan baru di bidang manajemen pendidikan yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dan
profesionalisme dalam mengelola penyelenggaraan program pendidikan.