Tujuan Pembinaan Kompetensi Profesional Tenaga Pendidik

d. Pembinaan guru tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil. e. Pembinaan guru tidak boleh dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pengajaran. f. Pembina tidak boleh merasa dirinya lebih tahu dibandingkan dengan guru. g. Pembinaan guru tidak boleh terlalu memerhatikan hal-hal yang terlalu kecil dalam mengajar sehingga membelokkan maksud pembinaan. 49 Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam pembinaan kompetensi tenaga pendidik tersebut harus berdasarkaan prinsip ilmiah, kooperatif, konstruktif, realistis, progresif, inovatif, demokratis, dan tidak boleh menakut-nakuti serta mencari-cari kesalahan pendidik.

4. Ruang Lingkup Pembinaan Kompetensi Profesional Tenaga

Pendidik Sumber Daya Manusia SDM yang berada di sekolah atau yang dapat kita sebut sebagai Sumber Daya Tenaga Kependidikan merupakan salah satu asset lembaga yang menjadi tulang punggung suatu lembaga pendidikan dalam menjalankan aktivitasnya dan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kemajuan lembaga yang bersangkutan. Maka dalam hal ini sekolah dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kependidikan atau guru yang tersedia, sehingga dapat meningkatkan out put sekolah dan mutu pendidikan. Pelaksanaan program pembinaan terhadap para pendidik adalah tanggung jawab Kepala Sekolah dan Penilik Sekolah serta Pembina lainnya. Dalam buku Wahjosumidjo yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah tertulis bahwa dalam bab dan pasal peraturan pemerintah yang mengatur pelaksanaan UU No.2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, sehingga dengan 49 Ibid., h. 172-173. demikian kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan. Di antara penyelenggaraan pendidikan yang harus selalu dibina secara terus menerus oleh kepala sekolah adalah: a Program pengajaran, b Sumber Daya Manusia, c Sumber daya yang bersifat fisik, d Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. 50 Menurut Piet A. Sahertian yang termasuk usaha pembinaan dan peningkatan kualitas belajar mengajar meliputi: a. Pemahaman tentang ciri mengajar sebagai suatu profesi. b. Pemahaman strategi belajar sesuai dengan kultur Indonesia c. Memahami arah kebijaksanaan dan sasaran yang hendak dicapai. d. Kemampuan membedakan berbagai pengalaman belajar yang diperoleh melalui berbagai rancangan kegiatan belajar. e. Kemampuan untuk menetapkan tolok ukur keberhasilan, serta kemampuan menilai hasil-hasil yang telah ditentukan. 51 Adapun ruang lingkup yang berkaitan dengan pembinaan kompetensi profesional tenaga pendidik menurut Ali Imron, antara lain: pembinaan terhadap keterampilan mengajar guru, pembinaan terhadap kemampuan mengajar guru, pembinaan terhadap disiplin kerja guru, dan pembinaan terhadap kepuasan kerja guru. 52 Penjelasan keempat aspek pembinaan profesional tenaga pendidik di atas sebagai berikut. Pembinaan terhadap keterampilan mengajar guru merupakan pembinaan terhadap cara-cara atau penggunaan metode mengajar guru yang meliputi persiapan guru ketika mengajar di kelas, keterampilan dasar dalam menjelaskan bahan pengajaran, prosesi tanya jawab antara guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan dalam penyampaian materi pelajaran di kelas, melakukan 50 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010, cet. 7, h. 203. 51 Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan: dalam Rangka Program Inservice Education, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet. 1, h. 136. 52 Ali Imron, op. cit., h. 121-208