bersangkutan. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan persentase yang mencapai angka 65 dan masuk dalam kategori cukup efektif, namun
pelaksanaannya harus dioptimalkan agar pendidik mengetahui dengan pasti tentang kekurangan yang dimilikinya dalam mengajar dan perbaikan
apa yang perlu dilakukan. Hasil perolehan skor di atas sesuai dengan wawancara yang
dilakukan dengan kepala sekolah, beliau menuturkan bahwa: “Monitoring memang harus dilakukan. Ya, saya melakukan
monitoring terhadap guru saat proses pembelajaran tapi itu jarang saya lakukan. Dalam hal ini, monitoring dan supervisi tidak hanya
dilakukan oleh Kepala Sekolah. Karena keterbatasan waktu yang saya miliki, jadi saya menugaskan wakil kepala sekolah, karena tugas
supervisi tersebut bisa dilakukan oleh tenaga pendidik yang memiliki
pangkat lebih tinggi daripada tenaga pendidik yang disupervisi.”
12
Jadi, dalam hal observasi ataupun supervisi kunjungan kelas bukan hanya dilakukan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum juga ikut dilibatkan karena adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah.
Tabel 7 Membimbing tenaga pendidik yang belum optimal dalam mengajar
sebagai tindak lanjut dari observasi kunjungan kelas Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 101
0,682 68
Cukup Efektif Pada tabel 7 di atas, diperoleh hasil jawaban responden sebesar 68
dan masuk dalam kategori cukup efektif. Perolehan tersebut menyatakan bahwa kepala sekolah telah melakukan tindak lanjut dengan memberikan
bimbingan pada pendidik yang belum optimal dalam mengajar. Hasil perolehan di atas diperkuat dengan wawancara yang dilakukan dengan
12
Wawancara dengan Drs. H. Agus Purwanto, Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 16 September 2015, pukul 09:00, di ruang Kepala Sekolah.
Bapak Nursalim, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang menyatakan bahwa:
“Ya, ada tindak lanjut berupa bimbingan. Contoh: ada ketidakcocokan antara materi dengan metode, jadi harus diperbaiki.
Bimbingan yang dilakukan hanya sebatas saran, yang jelas bahwa tiap supervisi akan diberikan masukan-masukan yang tujuannya tentu saja
membangun agar pembelajarannya lebih baik.
”
13
Dengan memahami hasil perolehan di atas yang mencapai angka 68 bahwa adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala sekolah
dengan memberikan bimbingan pada tenaga pendidik. Pencapaian skor tersebut dinilai sudah cukup efektif, namun idealnya tenaga pendidik
yang belum optimal dalam mengajar atau belum memenuhi standar sebagai pendidik profesional yang efektif, ia tidak hanya membutuhkan
saran perbaikan tetapi juga butuh diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut.
Tabel 8 Rekapitulasi Pembinaan yang Dilakukan oleh Kepala Sekolah dan
Pengawas Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
740 529
0,714 71
Efektif Berdasarkan hasil perhitungan angket, dapat diketahui dengan jelas
bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah berlangsung dengan efektif, dengan perolehan skor 71 . Hal tersebut berarti bahwa
adanya kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah dan tenaga pendidik dalam pelaksanaan program pembinaan kompetensi profesional.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah yaitu Bapak Drs. H. Agus Purwanto, beliau menyatakan bahwa :
13
Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah.
“Di sekolah ini terdapat satu orang pengawas. Kunjungan pengawas sudah terjadwal yaitu tiap triwulan sekali dan bisa lebih dari sekali
apabila sekolah memiliki masalah yang mendesak. Pengawas tersebut mengawas secara keseluruhan, mengawasi di bidang administrasi,
baik administrasi sekolah, administrasi guru, pengawasan dalam KBM, dan lain-lain.
”
14
b. Pembinaan terhadap Keterampilan Mengajar Tenaga Pendidik
Untuk dimensi pembinaan terhadap keterampilan mengajar tenaga pendidik terdapat 17 tujuh belas butir pertanyaan, adapun hasil
perhitungan jawaban seluruh responden adalah sebagai berikut.
Tabel 9 Memberikan arahan untuk melakukan variasi dalam metode
pengajaran Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 110
0,743 74
Efektif Pada tabel 9 di atas diperoleh hasil persentase jawaban responden
sebesar 74 dan pencapaian tersebut masuk dalam kategori efektif. Terkait
hal ini
wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum mengkonfirmasikan bahwa:
“Baik kepala sekolah maupun pengawas sering mengarahkan tenaga pendidik untuk melakukan variasi metode pengajaran dan pengarahan
tersebut disampaikan pada tiap semester dan pada rapat-rapat. Terkadang pengawas dan tenaga pendidik diundang oleh dinas
pendidikan untuk membahas tentang metode pembelajaran, dan itu rutin dilakukan walaupun tenaga pendidik sampai bosan dengan hal
seperti itu.
”
15
Berdasarkan perolehan skor di atas dan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah, menandakan bahwa pengarahan yang diberikan
oleh kepala sekolah sudah efektif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala
14
Wawancara dengan Drs. H. Agus Purwanto, Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 16 September 2015, pukul 09:00, di ruang Kepala Sekolah.
15
Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah.
sekolah telah memberikan arahan pada tenaga pendidik untuk melakukan variasi dalam metode pengajaran di kelas agar siswa tidak merasa bosan
dengan situasi belajar mengajar yang monoton tanpa adanya variasi.
Tabel 10 Menghimbau tenaga pendidik agar melakukan variasi dalam
penggunaan media dan alat pengajaran Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 103
0,695 70
Efektif Data pada tabel di atas menunjukkan hasil persentase jawaban
responden sebesar 70 dan pencapaian tersebut masuk dalam kategori efektif. Berkenaan dengan hasil perolehan skor pada tabel di atas, kepala
sekolah memberikan tanggapan bahwa: “Yang jelas, kami memberikan stimulasi pada para tenaga
pendidik untuk bagaimana mengajar dengan lebih variatif dan lebih bisa menarik minat. Untuk itu kami melengkapi sarana prasarana
yang ada di dalam kelas, yaitu dengan menggunakan alat bantu seperti audio visual berupa auto focusproyektor. Hal tersebut
merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan menghimbau tenaga pendidik agar ia dapat mengajar dengan lebih variatif dan banyak
menggunakan metode yang bervariasi untuk memudahkan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi ajar pada siswa.
”
16
Berdasarkan hasil perolehan skor yang mencapai 70 , dan didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh kepala sekolah.
Dengan ini penulis menyimpulkan bahwa kepala sekolah dinilai sudah efektif dalam memberikan himbauan pada tenaga pendidik agar
melakukan variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran.
16
Wawancara dengan Drs. H. Agus Purwanto, Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 16 September 2015, pukul 09:00, di ruang Kepala Sekolah.
Tabel 11 Menekankan tenaga pendidik untuk senantiasa melakukan variasi
gaya mengajar. Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 108
0,729 73
Efektif Pada tabel 11, diketahui pencapaian persentase jawaban responden
sebesar 73 dan masuk dalam kategori efektif. Berkaitan dengan pencapaian tersebut, wakil kepala sekolah menyampaikan bahwa:
“Berkenaan dengan variasi gaya mengajar guru pun sering diingatkan oleh kepala sekolah dan pengawas, karena variasi gaya mengajar itu
penting. Apabila gaya mengajar guru selalu monoton tentu siswa akan merasa jenuh, bosan, mengantuk, perhatian siswa berkurang, dan
akibatnya tujuan pembelajaran tidak tercapai. Guru harus melakukan perubahan posisi jangan sampai guru hanya berada dalam satu posisi
tanpa adanya perpindahan agar siswa tidak bosan dan dengan melakukan perpindahan posisi tidak ada siswa yang ribut atau tidak
fokus. Nah, selain itu guru juga harus dapat mengatur intonasi, volume, dan kecepatan suara dengan baik. Perlu adanya suatu
penekanan suara agar siswa mengetahui hal-hal penting yang perlu dipahami dengan baik dari materi yang dijelaskan oleh guru. Begitu
pula dengan kontak pandang gerak badan dan mimik perlu dilakukan
oleh guru, dan itu sudah sering diingatkan.”
17
Berdasarkan data tabel di atas dan pernyataan wakil kepala sekolah dalam wawancara, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tenaga
pendidik memang ditekankan oleh kepala sekolah untuk senantiasa melakukan variasi gaya mengajar, sehingga peserta didik ataupun siswa
akan merasa tertarik pada penampilan mengajar tenaga pendidik.
17
Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah.
Tabel 12 Memotivasi tenaga pendidik agar dapat menguasai teknologi
informasi dan komunikasi TIK untuk mengembangkan materi pembelajaran
Number of Cases N
Frekuensi F
F : N Kriteria
148 122
0,824 82
Efektif Pada tabel 12 di atas, menunjukkan hasil persentase jawaban
responden mencapai angka 82 , pencapaian tersebut masuk dalam kategori efektif. Dan dalam sesi wawancara yang dilakukan penulis
dengan kepala sekolah terkait penguasaan TIK, beliau mengatakan bahwa:
“Tenaga pendidik di sini sering mengadakan workshop semenjak Bapak Suhermin menjabat sebagai kepala sekolah sebelumnya,
karena beliau banyak berkecimpung di bidang IT. Beliau banyak memberikan workshop, pelatihan-pelatihan komputer, dan hingga
sekarang kami sering melakukan pelatihan-pelatihan komputer. Namun intensitasnya tidak sesering seperti dulu karena hampir semua
tenaga pendidik sudah bisa dan lancar. Dalam pelaksanaannya workshoppelatihan komputer kami lakukan pada waktu khusus dan
hari yang khusus.
”
18
Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memberikan motivasi tenaga pendidik agar dapat menguasai teknologi informasi dan
komunikasi TIK untuk mengembangkan materi pembelajaran, sehingga dapat terwujud situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta
didik atau siswai.
Tabel 13 Mengarahkan tenaga pendidik untuk tidak menggunakan kata-kata
yang berbelit-belit yang tidak dipahami siswa Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 105
0,709 70
Efektif
18
Wawancara dengan Drs. H. Agus Purwanto, Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 16 September 2015, pukul 09:00, di ruang Kepala Sekolah.
Pada tabel 13 di atas, diperoleh hasil persentase jawaban responden sebesar 70 , pencapaian tersebut masuk dalam kategori efektif. sesuai
dengan pernyataan wakil kepala sekolah yaitu Bapak Nursalim, S.Pd bahwa:
“Ya, guru diarahkan untuk tidak menggunakan kata-kata ataupun bahasa yang tidak dipahami siswa. Tapi memang pengarahan itu
jarang diberikan karena guru-guru sudah paham betul dan apabila mereka menggunakan istilah teknis yang asing bagi siswa itupun
disertai penjelasan atau maknanya agar siswa paham dengan apa yang
dimaksud.”
19
Jadi, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah memang mengarahkan tenaga pendidik untuk tidak menggunakan kata-kata yang berbelit-belit
yang tidak dipahami siswa agar penyampaian materi yang diajarkan dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh siswa persis sebagaimana
yang ada pada pikiran tenaga pendidik.
Tabel 14 Menghimbau tenaga pendidik agar memberikan contoh untuk
menanamkan konsep pengertian Number of Cases
N Frekuensi
F F : N
Kriteria
148 121
0,817 81
Efektif Data pada tabel 14 di atas menunjukkan hasil perolehan jawaban
responden sebesar 81 , dan masuk dalam kategori efektif. Terkait hal ini wakil kepala sekolah memberikan pernyataan bahwa:
“Sekarang memang itu yang sedang trend. Jadi kontekstual. Jadi, materi-materinya itu harus dihubungkan dengan materi-materi yang
riil ada di masyarakat. Bahkan sebelum mengajar, appersepsinya itu adalah memberikan contoh, memutarkan gambarfilm supaya dilihat
siswa, disesuaikan dengan zamannya atau pengalaman mereka. Misalnya, mau mengajar tentang pasar, jadi guru harus menampilkan
19
Wawancara dengan Nursalim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 04 Januari 2016 pukul 10:30 WIB, di ruang Wakil Kepala Sekolah.