65
Gambar 20. Struktur Organisasi Usaha Jamur Tiram Putih di Desa Tugu Selatan
2.
Hukum
Secara normatif suatu usaha yang baik memiliki badan usaha yang legal, sehingga kehadiran usaha tersebut telah memiliki kekuatan hukum dan
mempermudah serta memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin kerjasama dengan pihak lain. Namun, pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan
belum memiliki badan usaha yang resmi dari pemerintah setempat. Pelaku usaha hanya tergabung dalam Kelompok Tani Jamur Mekar Rasa yang telah memiliki
legalitas dari pemerintahan setempat yang ditandai dengan adanya surat keputusan dari Kepala Desa Tugu Selatan. Pada awal dilakukannya kegiatan usaha jamur
tiram putih, pelaku usaha telah melakukan lapor izin usaha kepada pemerintah setempat. Perizinan yang telah dimiliki oleh pelaku usaha, yaitu Izin Mendirikan
Bangunan IMB. Berdasarkan hal tersebut, walaupun usaha jamur tiram putih belum memiliki badan usaha, tetapi usaha tersebut telah memiliki legalitas dari
pemerintah setempat untuk melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan aspek hukum pengembangan usaha jamur tiram
putih layak untuk dijalankan
6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis, salah satu faktor yang perlu dinilai menyangkut aspek sosial. Pada umumnya, aspek sosial dapat dinilai dari
segi manfaat yang diberikan suatu usaha terhadap perkembangan perekonomian masyarakat secara keseluruhan seperti terbukanya kesempatan kerja dan
bertambahnya sarana serta prasarana daerah sekitar usaha. Ditinjau dari aspek sosial keberadaan pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan,
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memiliki kontribusi dalam
Pemilik
Supervisor
Bagian Pencampuran dan Sterilisasi
Bagian loging dan inokulasi
Bagian Budidaya, Panen, dan Pasca Panen
66 pemberian kesempatan kerja bagi masyarakat setempat. Selain itu, masyarakat
dapat belajar mengenai usaha jamur tiram putih. Masyarakat dapat belajar dengan cara melihat langsung proses produksi yang sedang dilakukan. Hal ini akan
menambah pengetahuan dan kemampuan masyarakat sekitar dalam budidaya jamur tiram putih.
Dari segi ekonomi, adanya pelaku usaha dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini terlihat dari asal pekerja tetap dan pekerja borongan yang
dimiliki usaha. Pekerja tetap dan pekerja borongan yang dimiliki usaha sebagian besar berasal dari daerah sekitar usaha. Para pekerja borongan merupakan ibu-ibu
rumah tangga sekitar yang melakukan kegiatan produksi pada proses loging dan inokulasi dengan upah Rp 110log, sedangkan pekerja tetap sebagian besar
merupakan pekerja pria yang berasal dari daerah sekitar lokasi usaha dengan gaji Rp 750.000bulan. Dilihat dari aspek budaya keberadaan usaha jamur tiram putih
tidak mengganggu atau merusak kebiasaan masyarakat sekitar baik dilihat dari agama, nilai sosial, dan norma sosial masyarakat. Pemilik usaha yang bukan
berasal dari daerah setempat dapat berbaur dengan masyarakat sekitar yang asli Sunda. Berdasarkan hal tersebut, aspek sosial, ekonomi, dan budaya pada
pengembangan usaha jamur tiram putih layak untuk dijalankan.
6.1.5. Aspek Lingkungan