Bauran Pemasaran Aspek Pasar

50 Dari perhitungan di atas diperoleh persamaan sehingga proyeksi produksi pada tahun 2011 X=5 sebesar 3.511.873,21 kg. Dengan mengetahui produksi industri dan produksi pelaku usaha dapat diketahui market share dari usaha jamur tiram putih segar di Desa Tugu Selatan, saat ini dan setelah dilakukan pengembangan. Market share saat ini sebelum pengembangan usaha: = 6,83 Market share setelah pengembangan usaha: = 9,11 Market share yang diterima pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan saat ini sebesar 6,83 dan akan meningkat menjadi 9,11 setelah dilakukan pengembangan usaha. Perhitungan market share tersebut memiliki kelemahan dalam penentuan jumlah produksi jamur industri karena diperoleh dengan asumsi bahwa produksi dan penjualan jamur tiram dilakukan di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, sehingga jumlah produksi industri didasarkan pada total produksi jamur pada kedua provinsi tersebut.

6.1.1.2. Bauran Pemasaran

1. Produk Pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan menghasilkan produk berupa log jamur tiram putih dan jamur tiram putih segar. Baglog yang saat ini dihasilkan pelaku usaha sebesar 2176 loghari, dimana sekitar 1067 log untuk dijual dan 1109 log untuk dibudidayakan, sedangkan baglog yang akan dihasilkan pelaku usaha setelah pengembangan sebesar 2843 loghari, dimana sekitar 1734 log untuk dijual dan 1109 log untuk dibudidayakan. Jumlah baglog yang akan digunakan untuk kegiatan budidaya tidak meningkat, namun jumlah jamur tiram segar di Desa Tugu Selatan yang saat ini sekitar 666 kghari akan 51 meningkat menjadi 888,18 kghari dimana diasumsikan log menghasilkan 5 onslog pada setiap masa panen. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat pelaku usaha yang akan melakukan pengembangan usaha dengan membeli log jamur tiram putih untuk dibudidaya yang diperoleh dari petani di sekitar Cisarua, namun diluar dari pelaku usaha yang diteliti. Jamur segar yang dihasilkan pelaku usaha merupakan jamur dengan kualitas baik yaitu segar langsung dijual, berwarna putih dengan sedikit kekuningan, berukuran standar banyak diminati pasar, dan berdaging tebal, sedangkan untuk baglog jamur yang diproduksi memiliki berat sekitar 1,2 kg dan dapat menghasilkan jamur segar rata-rata 5 onslog. Masa produktif dari log sekitar 70 hari. Selama masa produktif tersebut log jamur dapat dipanen sebanyak lima kali. Gambar 4. Baglog Jamur Tiram Putih Gambar 5. Jamur Tiram Putih Segar 2. Harga Harga jamur tiram putih segar yang diterima pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan sebesar Rp 6.500kg dengan sistem jual di tempat. Penjualan jamur segar dilakukan dengan sistem penjualan secara langsung ke pedagang pengumpul. Harga jual log jamur tiram putih yang ditetapkan oleh pelaku usaha sebesar Rp 1.800log. Harga jual tersebut ditetapkan berdasarkan biaya produksi yang diperlukan untuk memproduksi log yang mencapai Rp 1.200log, sehingga diperoleh selisih sebesar Rp 600log yang merupakan keuntungan yang diterima pelaku usaha. 3. Tempat Saluran Distribusi Output yang dihasilkan dari usaha ini berupa jamur tiram putih segar dan log jamur tiram putih. Log jamur tiram putih dari pelaku usaha dipasarkan ke daerah sekitar Cibedug, Cipanas, dan Cianjur. Pemasaran dari log jamur tiram putih ini dengan cara mengantarkan log jamur langsung ke konsumen dengan biaya transport Rp 100log. 52 Gambar 6. Saluran Distribusi Baglog Jamur Tiram Putih di Desa Tugu Selatan Pemasaran jamur tiram putih segar berbeda dengan baglog jamur tiram putih dimana pelaku usaha tidak menjual langsung jamur tiram putih segar kepada konsumen akhir melainkan melalui pedagang pengumpul. Jamur tiram putih segar dipasarkan ke daerah sekitar Jakarta, Depok, dan Tangerang. Jamur tiram segar yang dijual ke pedagang pengumpul tidak menghasilkan biaya transport bagi pelaku usaha dikarenakan pedagang pengumpul sendiri yang akan datang ke lokasi usaha dan diangkut dengan mobil milik pedagang pengumpul. Berikut distribusi jamur tiram putih segar dari pelaku usaha di Desa Tugu Selatan: Gambar 7. Saluran Distribusi Jamur Tiram Putih Segar di Desa Tugu Selatan Pada saluran pertama, jamur tiram putih segar yang dihasilkan dijual ke pedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang pengumpul menjual jamur tiram putih segar tersebut ke pedagang pengecer pertama yang berjualan di Pasar Jakarta, Depok, dan Tangerang seperti Ciputat dan Pasar Induk Kramat Jati. Dari pedagang pengecer ini kemudian sampai di konsumen akhir. Saluran kedua, pelaku usaha tetap menjual kepada pedagang pengumpul dan dari pedagang pengumpul dijual ke pedagang pengecer pertama. Pedagang pengecer pertama kemudian menjual ke pedagang pengecer kedua seperti Pelaku Usaha di Desa Tugu Selatan Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer 1 Pedagang Pengecer 2 Konsumen Akhir 1 2 Pelaku Usaha di Desa Tugu Selatan Petani Cibedug Petani Cipanas Petani Cianjur 53 pedagang di Pasar Pondok Gede dan Pasar Jatinegara. Dari pedagang pengecer kedua kemudian sampai kepada konsumen akhir. 4. Promosi Promosi merupakan kegiatan memperkenalkan produk yang dihasilkan. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan pada awal usaha yaitu dengan memberikan contoh log jamur tiram putih dan jamur tiram putih segar kepada konsumen atau pasar, sehingga konsumen atau pasar tersebut dapat mengetahui kualitas dari log dan jamur segar tersebut. Saat ini promosi yang terjadi hanya melalui word of mouth karena beberapa pasar sudah mengetahui kualitas yang baik dari log dan jamur segar pelaku usaha di Desa Tugu Selatan. Berdasarkan uraian tesebut, pada aspek pasar pengembangan usaha jamur tiram putih layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan besarnya potensi pasar dan peluang pasar yang ditunjukkan dengan nilai market share dan selisih antara permintaan dan penawaran yang diperoleh pelaku usaha.

6.1.2. Aspek Teknis