74 3.
Nilai Sisa Skenario III Menjual Log dan Jamur Tiram Putih Segar Total nilai sisa usaha jamur tiram putih pada skenario III yaitu sebesar Rp
1.230.471.000. Perhitungan nilai sisa dilakukan dengan cara harga beli barang dibagi dengan umur ekonomis dimana pada akhir umur ekonomis diasumsikan
nilai barang telah habis. Contoh perhitungan dapat dijelaskan sebagai berikut, jika harga beli ayakan Rp 50.000 dengan umur ekonomis dua tahun, maka nilai sisa
pada akhir umur usaha tahun kelima adalah Rp 25.000. Komponen yang masih memiliki nilai sisa diantaranya lahan, bangunan pembuatan log, bangunan
pekerja, sekop, cangkul, ayakan, sekop kecil, sepatu boot, ember, keranjang, kursi plastik, instalasi air, dan instalasi listrik. Nilai sisa lahan diasumsikan sama
dengan nilai belinya sebesar Rp 1.200.000.000, sedangkan investasi yang lainnya didasarkan pada nilai beli dikurangi dengan nilai penyusutan setiap tahunnya,
yaitu bangunan pembuatan log Rp 22.250.000, bangunan pekerja Rp 5.000.000, sekop Rp 173.333,33, cangkul Rp 40.000, ayakan Rp 75.000, sekop kecil Rp
35.000, sepatu boot Rp 411.666,67, ember Rp 50.000, keranjang Rp 301.000, kursi plastik Rp 135.000, instalasi air Rp 1.500.000, dan instalasi listrik Rp
500.000 Tabel 19.
6.2.3. Pengeluaran Perusahaan Outflow
Arus biaya outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh usaha. Arus biaya pada usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan terdiri dari biaya
investasi dan biaya operasional. Biaya-biaya yang dikeluarkan ini merupakan biaya yang dikeluarkan usaha dalam mengembangkan usaha dan menjalankan
operasional usaha jamur tiram putih selama umur usaha.
6.2.3.1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Pada penelitian ini menggunakan tiga skenario yaitu skenario I menjual
log jamur tiram putih, skenario II membeli log jamur tiram putih, dan skenario III menjual log dan jamur tiram putih segar, sehingga biaya yang dikeluarkan
pelaku usaha disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan. Adapun rincian biaya investasi terhadap ketiga skenario tersebut dapat dilihat dibawah ini.
75 1.
Biaya Investasi Skenario I Menjual Log Jamur Tiram Putih Biaya investasi yang dilakukan untuk usaha penjualan log jamur tiram
putih terdiri dari lahan, bangunan pembuatan log, bangunan pekerja, kumbung, oven, sekop, cangkul, selang air, ayakan, sekop kecil, sepatu boot, timbangan 10
kg, rolly, termometer, kipas angin, ember, instalasi air, dan instalasi listrik. Dana investasi yang dikeluarkan untuk usaha ini mencapai Rp 700.590.000. Adapun
rincian penggunaan biaya investasi ini dapat diliihat pada Tabel 17. Tabel 17.
Biaya Investasi, Nilai Sisa, dan Penyusutan Skenario I
No Uraian
Umur Ekonomis
Tahun Harga Satuan
Rp Nilai Investasi
Rp Nilai Sisa
Rp Penyusutan
Rp 1.
Lahan 2000 m
2
300.000 600.000.000
600.000.000 2.
Bangunan Produksi Log
10 27.000.000
27.000.000 13.500.000
2.700.000 3.
Kumbung 5
52.000.000 52.000.000
10.400.000 4.
Bangunan Pekerja
10 5.000.000
5.000.000 2.500.000
500.000 5.
Oven 5
8.340.000 8.340.000
1.668.000 6.
Sekop 3
65.000 325.000
108.333,33 108.333,33
7. Cangkul
3 40.000
80.000 26.666,67
26.666,67 8.
Selang air 5
240.000 240.000
48.000 9.
Ayakan 2
50.000 100.000
50.000 50.000
10. Sekop kecil
3 5.000
65.000 21.666,67
21.666,67 11.
Sepatu boot 3
55.000 330.000
110.000 110.000
12. Timbangan 10 kg
5 150.000
300.000 60.000
13. Rolly
5 450.000
2.250.000 450.000
14. Termometer
5 100.000
100.000 20.000
15. Kipas angin
5 200.000
400.000 80.000
16. Ember
2 20.000
60.000 30.000
30.000 17.
Instalasi air 10
3.000.000 3.000.000
1.500.000 300.000
18. Instalasi listrik
10 1.000.000
1.000.000 500.000
100.000 Total
700.590.000 618.346.666,67
16.672.666,67
Berdasarkan Tabel 17, bagian terbesar investasi dialokasikan untuk pembelian lahan, yaitu sebesar Rp 600.000.000, pembuatan fasilitas kegiatan
usaha berupa kumbung sebesar Rp 52.000.000, dan bangunan produksi log Rp 27.000.000. Barang investasi ini mengalami penyusutan setiap tahunnya. Nilai
penyusutan ini dipengaruhi oleh umur ekonomis dari masing-masing barang investasi. Umur ekonomis suatu barang merupakan tingkat kemampuan suatu
barang untuk dapat digunakan secara layak dan masih memiliki fungsi yang baik untuk mendukung jalannya suatu usaha. Umur ekonomis dari setiap barang
investasi berbeda-beda. Umur ekonomis ayakan dan ember selama dua tahun, sedangkan sekop, cangkul, sekop kecil, dan sepatu boot memiliki umur ekonomis
selama tiga tahun. Hal tersebut dikarenakan barang-barang investasi tersebut
76 setelah dua atau tiga tahun harus digantikan karena sudah tidak berfungsi optimal.
Bangunan pembuatan log, bangunan pekerja, instalasi air, dan instalasi listrik memiliki umur ekonomis 10 tahun. Kumbung, oven, selang air, timbangan, rolly,
termometer, dan kipas angin memiliki umur ekonomis lima tahun. Barang-barang investasi dengan umur ekonomis yang berbeda tersebut
memiliki penyusutan yang besarnya tergantung pada nilai beli, umur ekonomis, dan nilai sisa. Lahan tidak memiliki nilai penyusutan karena penggunaan lahan
tidak memiliki batas umur ekonomis tertentu, sedangkan peralatan investasi lain memiliki nilai penyusutan. Investasi usaha seperti bangunan pembuatan log,
kumbung, oven, dan barang investasi lainnya memiliki nilai penyusutan yang berbeda Tabel 17.
Reinvestasi atau pergantian barang-barang investasi merupakan biaya yang dikeluarkan usaha setelah barang-barang investasi usaha telah habis umur
ekonomisnya. Biaya reinvestasi tepat dikeluarkan setelah secara umur ekonomis barang investasi sudah tidak dapat digunakan secara optimal. Biaya reinvestasi ini
dikeluarkan pada tahun yang berbeda-beda. Pada tahun kedua tidak ada biaya reinvestasi. Pada tahun ketiga dan kelima ada biaya reinvestasi sebesar Rp
160.000 untuk keperluan ember dan ayakan. Pada tahun keempat biaya reinvestasi yang dikeluarkan sebesar Rp 800.000 untuk keperluan sekop, sekop kecil,
cangkul, dan sepatu boot. 2.
Biaya Investasi Skenario II Membeli Log Jamur Tiram Putih Biaya investasi yang dilakukan untuk usaha budidaya jamur tiram putih
terdiri dari lahan, kumbung, bangunan pekerja, stimer, rolly, selang air, timbangan 10 kg, gentong, termometer, sepatu boot, kursi plastik, keranjang, instalasi air, dan
instalasi listrik. Dana investasi yang dikeluarkan untuk usaha ini mencapai Rp 714.955.000. Adapun rincian penggunaan biaya investasi ini dapat diliihat pada
Tabel 18.
77
Tabel 18. Biaya Investasi, Nilai Sisa, dan Penyusutan Skenario II
No Uraian
Umur Teknis Tahun
Harga Satuan Rp
Nilai Investasi Rp
Nilai Sisa Rp
Penyusutan Rp
1. Lahan 2000 m
2
300.000 600.000.000
600.000.000 2.
Kumbung 5
50.000.000 100.000.000
20.000.000 3.
Bangunan Pekerja
10 5.000.000
5.000.000 2.500.000
500.000 4.
Stimer 5
2.200.000 2.200.000
440.000 5.
Rolly 5
450.000 1.800.000
360.000 6.
Selang air 5
240.000 240.000
48.000 7.
Timbangan 10 kg 5
150.000 300.000
60.000 8.
Gentong 5
150.000 150.000
30.000 9.
Termometer 5
100.000 200.000
40.000 10.
Sepatu boot 3
55.000 495.000
165.000 165.000
11. Kursi plastik
2 30.000
150.000 75.000
75.000 12.
Keranjang 2
7.000 420.000
210.000 210.000
13. Instalasi air
10 3.000.000
3.000.000 1.500.000
300.000 14.
Instalasi listrik 10
1.000.000 1.000.000
500.000 100.000
Total 714.955.000
604.950.000 22.328.000
Berdasarkan Tabel 18, bagian terbesar investasi dialokasikan untuk pembelian lahan, yaitu sebesar Rp 600.000.000 dan pembuatan fasilitas kegiatan
usaha berupa kumbung sebesar Rp 100.000.000. Barang investasi ini juga mengalami penyusutan setiap tahunnya. Umur ekonomis kursi plastik dan
keranjang selama dua tahun, sedangkan sepatu boot memiliki umur ekonomis selama tiga tahun. Bangunan pekerja, instalasi air, dan instalasi listrik memiliki
umur ekonomis 10 tahun. Kumbung, stimer, rolly, selang air, timbangan, gentong, dan termometer memiliki umur ekonomis lima tahun.
Barang-barang investasi tersebut memiliki penyusutan yang besarnya berbeda. Lahan tidak memiliki nilai penyusutan karena penggunaan lahan tidak
memiliki batas umur ekonomis tertentu, sedangkan peralatan investasi lain memiliki nilai penyusutan. Investasi usaha seperti bangunan pekerja, kumbung,
stimer, dan barang investasi lainnya memiliki nilai penyusutan yang berbeda Tabel 18.
Biaya reinvestasi pada skenario ini juga dikeluarkan pada tahun yang berbeda-beda. Pada tahun kedua tidak ada biaya reinvestasi. Pada tahun ketiga dan
kelima ada biaya reinvestasi sebesar Rp 570.000 untuk keperluan kursi plastik dan keranjang. Pada tahun keempat biaya reinvestasi yang dikeluarkan sebesar Rp
495.000 untuk keperluan sepatu boot.
78 3.
Biaya Investasi Skenario III Menjual Log dan Jamur Tiram Putih Segar Biaya investasi yang dilakukan untuk usaha penjualan log dan budidaya
jamur tiram putih terdiri dari lahan, bangunan pembuatan log, kumbung, bangunan pekerja, oven, sekop, cangkul, selang air, stimer, gentong, ayakan,
sekop kecil, sepatu boot, timbangan 10 kg, rolly, termometer, kipas angin, ember, kursi plastik, keranjang, instalasi air, dan instalasi listrik. Dana investasi yang
dikeluarkan untuk usaha ini mencapai Rp 1.475.472.000. Adapun rincian penggunaan biaya investasi ini dapat diliihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Biaya Investasi, Nilai Sisa, dan Penyusutan Skenario III
No Uraian
Umur Teknis Tahun
Harga Satuan Rp
Nilai Investasi Rp
Nilai Sisa Rp
Penyusutan Rp
1. Lahan 4000 m
2
300.000 1.200.000.000
1.200.000.000 2.
Bangunan Produksi Log
10 44.500.000
44.500.000 22.250.000
4.450.000 3.
Kumbung budidaya
5 50.000.000
150.000.000 30.000.000
4. Kumbung
inkubasi 5
38.000.000 38.000.000
7.600.000 5.
Bangunan Pekerja
10 10.000.000
10.000.000 5.000.000
1.000.000 6.
Oven 5
8.340.000 16.680.000
3.336.000 7.
Sekop 3
65.000 520.000
173.333,33 173.333,33
8. Cangkul
3 40.000
120.000 40.000
40.000 9.
Selang air 5
240.000 240.000
48.000 10.
Stimer 5
2.200.000 2.200.000
440.000 11.
Gentong 5
150.000 150.000
30.000 12.
Ayakan 2
50.000 150.000
75.000 75.000
13. Sekop kecil
3 5.000
105.000 35.000
35.000 14.
Sepatu boot 3
55.000 1.235.000
411.666,67 411.666,67
15. Timbangan 10 kg
5 150.000
900.000 180.000
16. Rolly
5 450.000
4.500.000 900.000
17. Termometer
5 100.000
600.000 120.000
18. Kipas angin
5 200.000
600.000 120.000
19. Ember
2 20.000
100.000 50.000
50.000 20.
Keranjang 2
7.000 602.000
301.000 301.000
21. Kursi plastik
2 30.000
270.000 135.000
135.000 22.
Instalasi air 10
3.000.000 3.000.000
1.500.000 300.000
23. Instalasi listrik
10 1.000.000
1.000.000 500.000
100.000 Total
1.475.472.000 1.230.471.000
49.845.000
Berdasarkan Tabel 19, bagian terbesar investasi dialokasikan untuk pembelian lahan yaitu sebesar Rp 1.200.000.000, pembuatan fasilitas kegiatan
usaha berupa kumbung budidaya sebesar Rp 150.000.000, kumbung inkubasi Rp 38.000.000, dan bangunan produksi log sebesar Rp 44.500.000. Barang investasi
ini juga mengalami penyusutan setiap tahunnya. Umur ekonomis ember, ayakan, kursi plastik, dan keranjang selama dua tahun, sedangkan sekop, sekop kecil,
cangkul, dan sepatu boot memiliki umur ekonomis selama tiga tahun. Bangunan
79 pembuatan log, bangunan pekerja, instalasi air, dan instalasi listrik memiliki umur
ekonomis 10 tahun. Kumbung, oven, stimer, gentong, rolly, selang air, timbangan, kipas angin, dan termometer memiliki umur ekonomis lima tahun.
Barang-barang investasi tersebut memiliki penyusutan yang besarnya berbeda. Lahan tidak memiliki nilai penyusutan karena penggunaan lahan tidak
memiliki batas umur ekonomis tertentu, sedangkan peralatan investasi lain memiliki nilai penyusutan. Investasi usaha seperti bangunan pembuatan log,
kumbung, stimer, oven, dan barang investasi lainnya memiliki nilai penyusutan yang berbeda Tabel 19.
Biaya reinvestasi pada skenario ini juga dikeluarkan pada tahun yang berbeda-beda. Pada tahun kedua tidak ada biaya reinvestasi. Pada tahun ketiga dan
kelima ada biaya reinvestasi sebesar Rp 1.122.000 untuk keperluan ayakan, ember, kursi plastik, dan keranjang. Pada tahun keempat biaya reinvestasi yang
dikeluarkan sebesar Rp 1.980.000 untuk keperluan sekop, sekop kecil, cangkul, dan sepatu boot.
6.2.3.2. Biaya Operasional