BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Sistem Pelayanan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan di instalasi rawat inap merupakan pembahasan yang sangat kompleks dan terdiri dari berbagai pelayanan yang berkaitan. Sehingga, proses
pembahasan pelayanan instalasi di rawat inap dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai suatu sistem yang merupakan interaksi dari beberapa sub-sistem yang
memiliki fungsi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yaitu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.
Sistem pelayanan di instalasi rawat inap terdiri dari beberapa sub-sistem yakni sub-sistem pelayanan medis, rekam medik, peralatan medis, farmasi dan
pelayanan non medis. Namun, untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka pada penelitian ini, pembahasan hanya difokuskan kepada 3 sub-sistem yaitu sub-
sistem pelayanan medis, rekam medik dan peralatan medis. Sebagai gambaran awal untuk mengetahui sistem pelayanan instalasi rawat
inap, Departemen Kesehatan Depkes telah menetapkan beberapa indikator tingkat mutu. Indikator tersebut adalah angka hunian pasien rawat inap Bed
Occupancy Rate = BOR, rata-rata lama perawatan pasien di rumah sakit Average Length of Stay = AVLOS, rata-rata frekuensi penggunaan tempat
tidurtahun Bed Turn Over = BTO, maupun rata-rata lama sebuah tempat tidur berada dalam keadaan kosong Turn Over Interval = TOI. Adapun nilai untuk
masing-masing indikator untuk periode 2009-2010 Rumah Sakit Islam Malahayati RSIM adalah seperti pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel.6.1. Indikator Pelayanan Rawat Inap RSI Malahayati Tahun 2009 Indikator
Tahun 2009 Batas
Ideal 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 BOR
68,3 64 63,1 62,3 56,1 62,6 67,9 83,6 72,2 71,4 78,2 75,0 60-85 LOS hari
4,2 4,7 4,8 4,5
4,1 4,4
4,3 4,5
5 4,4
4,6 4,9
6-9 TOI hari
2,3 2,5 3
2,8 3,2
2,6 2,2
0,9 1,7
1,8 1,4
1,6 1-3
BTO kali
4,4 3,8 3,6 4
4,1 4,1
4,6 5,4
4,7 4,6
4,5 4,7
3-4
Sumber:Medical Record Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Tabel.6.2. Indikator Pelayanan Rawat Inap RSI Malahayati Tahun 2010
Sumber:Medical Record Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Dari tabel diatas, terlihat bahwa : 1. Nilai BOR masih berada dibatas ideal meskipun pada bulan Oktober 2010
sedikit mengalami peningkatan diluar batas atas ideal. 2. Nilai LOS dan TOI masih berada di dalam batas ideal
3. Nilai BTO memiliki tren yang bergerak tidak konsisten melewati batas ideal. Tingginya nilai BTO lebih dari batas atas ideal dapat menimbulkan
tingginya angka infeksi yang diperoleh dari rumah sakit yang dapat mengakibatkan menurunnya kepuasan pasien dan kualitas pelayanan. Hasil survey
terakhir mengenai kepuasan pasien yang dilakukan oleh pihak eksternal, para pasien masih merasakan ketidakpuasan pelayanan untuk beberapa item, serta juga
memiliki beberapa keluhan yang disampaikan langsung kepada pihak rumah sakit. Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa saat ini Rumah Sakit Islam
Malahayati RSIM memiliki permasalahan yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan mereka. Meskipun tidak terlihat secara nyata, namun perbaikan secara
Indikator Tahun 2010
Batas Ideal
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
BOR 75,3 70,5 68,0 75,3 80,3 80,6 77,4 78,9 70,9 88,6 73,5 78,7 60-85
LOS hari
4,8 4,7
4,8 4,9
4,9 5,3
5,1 4,9
5,2 5,4
5,6 5,9
6-9 TOI hari
1,6 2
2,2 1,3
1,3 1,3
1,3 1,3
2,1 0,6
2 1,6
1-3 BTO kali
4,6 4
4,3 4,5
4,5 4,4
4,6 4,9
4 5
3,8 4
3-4
Universitas Sumatera Utara
kontinu sangat dibutuhkan dari hal sekecil apapun untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Untuk mengetahui sejauh mana pelayanan yang diberikan oleh RSIM maka dilakukan pengukuran pelayanan dengan membandingkannya dengan
standar pelayanan yang berlaku. Pembanding yang digunakan untuk mengevaluasi pelayanan adalah Standar Pelayanan Minimal SPM yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan dan standar yang dibuat oleh pihak independen, IHQN. Pelayanan rumah sakit di instalasi rawat inap merupakan suatu sistem
yang terdiri dari beberapa sub-sistem, dimana tiap sub-sistem terdiri dari input,proses dan output. Mutu output yang baik bergantung kepada input dan
proses yang terjadi dalam suatu sistem serta pengaruh dari lingkungan. Dalam pengkajian masalah mutu dapat dibedakan dalam dua pembahasan yakni
pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan penyebab dan pengukuran mutu pelayanan kesehatan akibat.
Dalam hal ini, pengkajian akan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan penyebab. Pengkajian dilakukan
dengan menganalisis secara sistem tarik yakni menganalis berdasarkan nilai output untuk mengkaji sistem dari aspek proses, lingkungan dan input-nya.
Variabel pengukuran yang dilakukan untuk masing-masing adalah : 1. Input, yakni ukuran tenaga pelaksana dan sarana
2. Lingkungan, yakni ukuran kebijakan, pelatihan, organisasi serta manajemen 3. Proses, yakni dengan mengukur terpenuhi atau tidaknya standar proses
Universitas Sumatera Utara
6.2. Sub-Sistem Pelayanan Medis