c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.
Sebagai bagian dari sistem pelayanan publik, pelayanan kesehatan di suatu daerah harus memenuhi kriteria Availability, Appropriateness, Continuity-
Sustainability, Acceptability, Affordable, Efficient dan Quality
1
.
2.1.2. Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.983MenkesSKXI1992, rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi
2
: 1. Berdasarkan kepemilikan, yakni rumah sakit pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten, rumah sakit BUMN ABRI, dan rumah sakit yang modalnya dimiliki swasta BUMS ataupun luar negri PMA.
2. Berdasarkan Jenis Pelayanan, yakni : a. Rumah Sakit Umum yaitu rumah sakit yang melayani semua bentuk
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuannya yang bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik.
b. Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis pelayanan tertentu.
1
A.A.Gde Muninjaya : Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, hlm 24
2
A.A.Gde Muninjaya: Manajemen Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Edisi Kedua.2004, hlm 221
Universitas Sumatera Utara
3. Berdasarkan Kelas, rumah sakit dibedakan menjadi Kepmenkes No. 51 MenkesSK111979 dan Permenkes No.340 tentang Klasifikasi Rumah
Sakit: a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik minimal sebelas spesialistik
dan subspesialistik terbatas. c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar. d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
2.1.3. Peraturan Internal Rumah Sakit Hospital by Law
Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal
rumah sakit yang biasa disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-aturan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan
manajemen. Bentuk peraturan internal rumah sakit HBL yang merupakan materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain: Tata tertib rawat inap pasien,
identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran,
komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses dokter
Universitas Sumatera Utara
terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan rekanan.
Bentuk dari Hospital by laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit, Standar Operating Procedure SOP, Surat Keputusan, Surat Penugasan,
Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian MOU. Peraturan internal rumah sakit HBL antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama materi
muatannya, hal
tersebut tergantung
pada: sejarahnya,
pendiriannya, kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun
demikian peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan
Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
dan peraturan pelaksanaannya.
2.2. Instalasi Rawat Inap