Standar Pelayanan Indonesian Health Quality Network IHQN

3. TOI Turn Over Interval adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. 4. BTO Bed Turn Over adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. 5. NDR Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. 6. GDR Gross Death Rate adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Dari masing-masing indikator Depkes menentukan nilai standar ideal yang yang dibuat berdasarkan standar yang telah dibuat oleh Huffman, yakni : Tabel. 2.2. Indikator Rawat Inap Menurut Departemen Kesehatan Indikator Standar Ideal Huffman Standar Ideal Menurut Depkes BOR Bed Occupancy Ratio 75-85 60-85 BTO Bed Turn Over 30 kali 40-50 kali LOS Length of Stay 3-12 hari 6-9 hari TOI Turn Over Interval 1-3 hari 1-3 hari NDR Net Death Rate ≤ 25 ‰ ≤ 25 ‰ GDR Gross Death Rate ≤ 45 ‰ ≤ 45 ‰ Sumber : Statistik Rumah Sakit, Ery Rustiyanto, Graha Ilmu, 2010

2.4.2. Standar Pelayanan Indonesian Health Quality Network IHQN

Indonesian Health Quality Network IHQN diresmikan pada tanggal 30 Juni 2005. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu semakin berkembang sehingga berbagai inisiatif dan upaya dilakukan oleh praktisi, peneliti, pengambil kebijakan, pendidik dan konsultan untuk menunjang mutu dunia kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan. IHQN memiliki visi “menjadi jejaring utama dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Universitas Sumatera Utara Indonesia melalui kerjasama ditingkat nasional dan internasional ”. Dan misi “menyediakan jaringan kerja sama dalam mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang aman dan efisien ”. Dalam menjalankan kegiatannya sebagai pembuat kebijakan guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan efisien, IHQN membuat beberapa indikator dan variabel seperti berikut. Tabel 2.3. Indikator Riset Fasilitas IHQN Layanan Indikator Rawat Inap Visite dokter spesialis Kejadian infeksi pasca operasi Kejadian infeksi nosokomial Tidak ada pasien jatuh yang berakibat cacatmeninggal Kejadian pulang paksaatas permintaan sendiri Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS Kesesuaian pelayanan dengan SOP Angka pasien dekubitus Angka kejadian infeksi jarum infus Medication error dan tindak lanjutnya Pre-operative death rate Kelengkapan dokumen keperawatan Evaluasi mutu Rekam Medik RM Adanya tenaga RM sebagai penyelenggara dan pengolah data Adanya master data pasien Adanya rekam medis ibu dan bayi yang terpisah Adanya RM yang terpisah antara aktif dan non aktif Adanya backup data pasien dalam server Adanya penyelenggara RM elektronik RME Adanya standar barcode dan labelling Adanya sistem data capture RME Penyelenggaraan audit kualitatif dan kuantitatif Adanya standar penyimpanan dan pemusnahan RM Ketersediaan buku pedoman penyelenggaraan RM Ketersediaan, kecukupan dan kualifikasi tenaga RM Kecukupan fasilitas dan peralatan RM Kelengkapan dan ketepatan pengisian RM Pengembangan pelatihan dan pendidikan staf RM Penyampaian laporan secara berkala Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat inap Evaluasi mutu Pemeliharaan Sarana Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan Sumber : www.ihqn.or.id Universitas Sumatera Utara

2.5. Mutu