Sub-Sistem Rekam Medik Analisis Masalah

6.5.2. Sub-Sistem Rekam Medik

Perlunya rekam medis dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit karena pada dasarnya sebagian besar pelayanan yang dilakukan rumah sakit mengacu pada informasi atau sumber informasi sekaligus sarana komunikasi yang dibutuhkan baik oleh pasien, maupun pemberi pelayanan kesehatan dan pihak-pihak terkait lainnya. Pentingnya kelengkapan rekam medis juga ditunjukan dengan dijadikannya sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan Depkes, 1998;50, sehingga bisa dikatakan bahwa kalau rekam medis tidak lengkap, maka dapat mempengaruhi dokter atau perawat dalam memberikan rencana pengobatan karena kurang lengkapnya informasi yang diperlukan Dari hasil evaluasi SPM untuk sub-sistem rekam medik yang telah dibahas pada sub-bab sebelumnya, dapat terlihat bahwa masih terdapat beberapa kendala yakni : 1. Masih tingginya ketidaklengkapan pengisian rekam medik dan informed consent 2. Jumlah tenaga rekam medik yang masih sangat kurang 3. Tidak adanya penyimpanan rekam medik dalam sistem 4. Fasilitas rekam medik yang masih sangat minim 5. Tidak adanya kegiatan evaluasi mutu terhadap kinerja rekam medik secara berkala Tingginya ketidaklengkapan penulisan rekam medik, merupakan hal yang tidak lagi harus terjadi di rumah sakit saat ini. Standar Depkes menentukan bahwa tidak ada lagi kesalahan atau ketidaklengkapan pengisian untuk rekam medik dan Universitas Sumatera Utara informed consent atau 100 lengkap. Di era teknologi informasi ini segala sesuatu berupa database seharusnya sudah dalam bentuk komputerisasi yang terhubung ke semua bagian organisasi. Sehingga aliran informasi antar bagian dapat berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan penyampaian informasi. Dengan aliran informasi yang baik, maka pengambilan keputusan akan lebih cepat untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan hasil pendataan, jumlah ketidaklengkapan yang banyak terjadi untuk data medis adalah sebagai berikut. Tabel 6.13. Jumlah Data Medis yang Tidak Lengkap Ketidaklengkapan Januari Februari Maret April Mei Juni Total Anamnese 45 34 36 40 34 37 226 Riwayat Penyakit 10 11 8 5 7 3 44 Diagnosa klinis 32 29 26 30 23 27 167 Asuhan Keperawatan 75 60 56 60 64 59 374 Resume Medis 36 24 30 15 19 6 130 Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa ketidaklengkapan data medis sangatlah tinggi terutama untuk data medis asuhan keperawatan, anamnese, diagnosa klinis dan resume medis. Ketidaklengkapan pengisian ini disebabkan oleh : 1. People, yang termasuk dalam kategori ini adalah para perawat dan dokter. Terkadang para perawat belum memahami isi dari rekam medik yang wajib diisi untuk setiap pasiennya. Kebanyakan perawat menuliskan kegiatannya sehari-harinya dalam kolom asuhan keperawatan. Sedangkan ketidaklengkapan pengisian anamnese, diagnosa klinis dan resume medis tidak dilakukan oleh para dokter. Para dokter merasa tidak memiliki cukup waktu Universitas Sumatera Utara untuk menuliskannya ke dalam rekam medik sehingga terburu-buru atau mereka kurang memahami tata cara pengisian rekam medik yang ada. Selain perawat dan dokter, bagian rekam medik juga mengalami kekurangan staff untuk melakukan pengumpulan, pendataan, pengendalian dan penyimpanan berkas rekam medik sehingga tidak mampu untuk memantau seluruh berkas dan kesalahan yang terjadi dalam pengisian rekam medik. 2. PeralatanFasilitas, tidak lengkapnya peralatanfasilitas untuk mendukung dokumentasi rekam medik juga menjadi salah satu penyebab masih banyaknya terdapat ketidaklengkapan pengisian. Penyimpanan rekam medik manual dinilai sudah sangat tidak efektif. Tenaga medis mungkin merasa bingung atau repot untuk menuliskan status pasien secara manual. Oleh karena itu saat ini sangat dibutuhkan sistem rekam medik yang berbasis komputer yang diprogram dengan baik sehingga mudah dimengerti dan dipahami, user friendly dan saling terhubung. 3. Management, dalam hal ini pihak manajemen juga menjadi salah satu penyebab terjadinya ketidaklengkapan pengisian rekam medik. Manajemen seharusnya bertindak tegas dalam pembinaan perawat dan dokter serta dalam memberikan sanksi kepada tenaga medis apabila mereka melakukan kesalahan. Pembinaan dan pemberian sanksi merupakan langkah yang sangat baik diterapkan untuk meningkatkan kualitas dari pelayanan. Selain dengan kurangnya pembinaan dan pemberian sanksi, manajemen juga dinilai kurang memperhatikan program evaluasi mutu pelayanan yang harusnya dilakukan secara berkala dengan tindakan yang tegas dalam usaha perbaikannya. Universitas Sumatera Utara Sebagai gambarannya, faktor-faktor penyebab terjadinya angka ketidaklengkapan yang cukup tinggi dapat dilihat pada gambar Cause-Effect Diagram berikut ini. Tingginya Angka Ketidaklengkapan Pengisian RM People Management Equipment Tenaga Medis kurang memahami pengisian RM Kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada tenaga medis Dokter yang terlalu sibuk dan terburu-buru Kurangnya pembinaanpelatihan kepada tenaga medis dalam pengisian RM Sistem RM masih manual Fasilitas kurang lengkap Tidak berjalannya program evaluasi mutu secara berkala Kurangnya staff RM Gambar 6.13. Cause-Effect Diagram Tingginya Angka Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik

6.5.3. Sub-Sistem Peralatan Medis