Dalam pengukuran mutu proses di rekam medik, Depkes dan IHQN telah menentukan beberapa indikator sebagai acuan dari tingkat mutu pelayanan.
Indikator tersebut disebut dengan indikator proses yang merupakan ukuran terpenuhi atau tidaknya standar proses. Data yang diperoleh untuk pengukuran
indikator proses kebanyakan merupakan data dari bulan Januari-Juni 2011. Hal ini dikarenakan manajemen baru secara rutin dan konsisten mendokumentasikan
angka-angka tersebut pada awal tahun 2011. Sebelumnya, pihak manajemen tidak melakukan pendataan angka tersebut secara berkala. Adapun indikator-indikator
proses berdasarkan aturan Depkes dan IHQN adalah sebagai berikut :
1. Waktu penyediaan dokumen rekam medik
Dokumen rekam medik adalah dokumen untuk pasien baru ataupun lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen dihitung
dari waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik tersedia di ruangan pasien. Dari hasil pengamatan, rata-rata
waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan dokumen adalah 10-15 menit. Dalam hal ini, pelayanan memenuhi standar Depkes yang menentukan bahwa
waktu penyediaan dokumen tidak boleh lebih dari 15 menit. 2. Kelengkapan pengisian rekam medik
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan,
tindak lanjut dan resume. Depkes menetapkan angka standar untuk indikator ini adalah 100 yang artinya seluruh rekam medik terisi dengan lengkap.
Data yang terkumpul untuk ketidaklengkapan pengisian rekam medik adalah data dari bulan Oktober 2010 hingga Juni 2011 yang dikelompokkan secara
Universitas Sumatera Utara
triwulan. Adapun jumlah ketidaklengkapan pengisian untuk rekam medik pada periode tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel.6.10. Persentase Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Periode
Persentase
Oktober-Desember 2010 63
Januari-Maret 2011 13,31
April-Juni 2011 14,16
Rata-Rata 30,16
Dari jumlah yang tertulis di tabel diatas, ketidaklengkapan penulisan rekam medik yang sering terjadi adalah alamat untuk data pasien sedangkan untuk
data medis seperti asuhan keperawatan, anamnesa, resume medis, diagnosis klinis dan riwayat penyakit. Hal ini tentunya sangat jauh dari standar yang
ditetapkan Depkes dan merupakan kejadian yang sangat tidak diharapkan dari
sebuah rumah sakit. 3. Kelengkapan informed consent.
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasienkeluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
pasien. Dalam hal ini, juga belum terjadi kelengkapan dokumen.
Dari pengukuran input, lingkungan dan proses diatas, baik untuk standar yang berdasarkan aturan Depkes maupun IHQN maka pemenuhan standar
pelayanan minimal yang dilakukan RSI Malahayati untuk sub sistem rekam medik dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel.6.11. Rekapitulasi Standar Pelayanan Minimal untuk Rekam Medik Indikator
Standar RSI Malahayati
Ket
Waktu penyediaan dokumen rekam medik
≤ 15 menit 10-15 menit
Terpenuhi
Kelengkapan pengisian rekam medik Ketidaklengkapan 0
Tidak lengkap Tidak
terpenuhi
Kelengkapan informed consent Ketidaklengkapan 0
30,16 per triwulan
Tidak terpenuhi
Kecukupan tenaga RM Ada
Tidak Tidak
terpenuhi Master data pasien
Ada Tidak
Tidak terpenuhi
RM ibu dan bayi terpisah Ada
Ada Terpenuhi
RM yang terpisah antara aktif dan non aktif
Ada Ada
Terpenuhi Backup data pasien dalam server
Ada Tidak
Tidak terpenuhi
Penyelenggara rm elektronik Ada
Tidak Tidak
terpenuhi Adanya standar barcode dan labelling
Ada Tidak
Tidak terpenuhi
Sistem data capture RME Ada
Tidak Tidak
terpenuhi Penyelenggaraan audit kualitatif dan
kuantitatif Ada
Ada Terpenuhi
Standar penyimpanan dan pemusnahan Ada
Ada Terpenuhi
Ketersediaan buku pedoman penyelenggaraan RM
Ada Ada
Terpenuhi Kecukupan fasilitas dan peralatan RM
Ada Tidak
Tidak terpenuhi
Pengembangan staf RM Ada
Ada Terpenuhi
Penyampaian laporan berkala Ada
Ada Terpenuhi
Evaluasi mutu Ada
Tidak Tidak
terpenuhi
6.4. Sub-Sistem Peralatan Medis