Strategi Perbaikan Konsep Manajemen

1. Strategi

a Merumuskan visi, misi dan sasaran mutu untuk masing-masing divisi Strategi merupakan uraian bagaimana sebuah perusahaan akan mencapai visi dan misinya yang tertulis untuk jangka waktu pendek ataupun panjang. Namun visi, misi dan strategi organisasi ini tidak dapat berjalan dengan baik jika setiap divisideparetemen tidak memiliki visi misi dan strategi sendiri untuk menunjang tercapainya visi misi organisasi. Visi dan misi divisi penting dirumuskan karena pencapaian visi organisasi dimulai dari setiap divisi yang saling menopang satu sama lain. Perumusan visi dan misi tiap-tiap divisi nantinya mengacu kepada visi dan misi organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya visi dan misi ini, maka tiap divisi akan memiliki target mutu dan arahan yang lebih spesifik serta lebih memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap organisasiperusahaan. Sehingga pemeliharaan dan peningkatan kualitas dapat dilakukan secara kontinu. b Menggabungkan strategi bisnis dan strategi SDM Banyak organisasi tidak begitu menganggap penting divisi personalia dibandingkan dengan divisi lain. Namun, dalam kaizen, divisi personalia merupakan divisi yang paling penting dalam organisasi, karena strategi bisnis hanya bisa diwujudkan jika manusia yang bertanggung jawab mewujudkannya memiliki komitmen serta terlatih untuk mengerjakannya dengan baik. Dengan meningkatnya standarisasi jasa, manusia merupakan hal yang membedakan rumah sakit yang satu dengan yang lainnya dalam persaingan. Membentuk manusia yang bertanggung jawab tentunya diperlukan strategi SDM yang mengarah kepada pengembangan dan pemberdayaan sumber Universitas Sumatera Utara daya manusia. Strategi SDM merupakan blue print yang digunakan direktur operasional untuk mengubah visi pengembangan menjadi realitas praktis. Kedua strategi ini beroperasi secara berdampingan, sehingga jika ada perubahan atau perkembangan dalam satu strategi maka dicerminkan dalam strategi yang lain. c Membentuk Tim Audit Untuk mengawasi penerapan visi, misi dan strategi tersebut, maka sangat diperlukan audit secara internal maupun ekternal. Audit tidak dilakukan hanya jika rumah sakit akan mengikuti suatu program sertifikasi. Namun audit mutu harus dilakukan secara rutin dan berkala karena mutu menuntut perubahan secara terus menerus. Untuk melaksanakan audit, pihak rumah sakit dapat membentuk tim audit internal dan bekerja sama dengan pihak ketiga seperti konsultan sebagai pihak yang akan melakukan audit eksternal. Dengan dilakukannya audit dari dua belah pihak maka nantinya akan terlihat hasil-hasil pencapaian rumah sakit selama periode tertentu. Selain untuk mengetahui hasil pencapaian, audit juga berfungsi untuk memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi, memberikan sense of urgency, menemukan peluang perbaikan, mengetahui keefektifan sistem dan mendeteksi penyimpangan terhadap kebijakan mutu. Untuk membentuk tim auditor mutu internal, tahap-tahap yang harus dilakukan antara lain : - Memilih ketua dan anggota tim yang memiliki keahlian dalam melakukan audit dan telah mengikuti pelatihan audit internal di lembaga sertifikasi. Universitas Sumatera Utara - Menyusun jadwal audit mutu, frekuensi pelaksanaan audit tergantung pada kemantapan sistem mutu rumah sakit. Pada rumah sakit yang baru membentuk sistem mutu seperti RSI Malahayati, frekuensi audit harus dibuat lebih sering. - Membuat daftar periksa dan dokumen kerja - Pemberitahuan kepada auditee yang dilakukan minimal seminggu sebelum pelaksanaan.

2. Mengubah Budaya Rumah Sakit