Tabel. 4.3. Variabel dan Indikator Penelitian Berdasarkan Standar IHQN
Variabel Indikator
Kualitas Layanan Rawat Inap
Visite dokter spesialis Kejadian infeksi pasca operasi
Kejadian infeksi nasokomial Tidak ada pasien jatuh yang berakibat cacatmeninggal
Kejadian pulang paksaatas permintaan sendiri Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS Kesesuaian pelayanan dengan SOP
Angka pasien dekubitus Angka kejadian infeksi jarum infus
Medication error dan tindak lanjutnya Pre-operative death rate
Kelengkapan dokumen keperawatan Evaluasi mutu
Kualitas Layanan Rekam Medik RM
Adanya tenaga RM sebagai penyelenggara dan pengolah data Adanya master data pasien
Adanya rekam medis ibu dan bayi yang terpisah Adanya RM yang terpisah antara aktif dan non aktif
Adanya backup data pasien dalam server Adanya penyelenggara RM elektronik RME
Adanya standar barcode dan labelling Adanya sistem data capture RME
Penyelenggaraan audit kualitatif dan kuantitatif Adanya standar penyimpanan dan pemusnahan RM
Ketersediaan buku pedoman penyelenggaraan RM Ketersediaan, kecukupan dan kualifikasi tenaga RM
Kecukupan fasilitas dan peralatan RM Kelengkapan dan ketepatan pengisian RM
Pengembangan pelatihan dan pendidikan staf RM Penyampaian laporan secara berkala
Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat inap
Evaluasi mutu
Kualitas Pelayanan pemeliharaan sarana
rumah sakit Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan
4.6. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan melihat hasil perbandingan antara nilai-nilai standar yang telah ditetapkan dengan nilai dan data
Universitas Sumatera Utara
yang diperoleh di Rumah Sakit Islam RSI Malahayati. Dari hasil perbandingan tersebut, akan diperoleh indikator-indikator yang belum memenuhi standar yang
kemudian dijadikan permasalahan. Indikator yang belum memenuhi standar tersebut kemudian dianalisis untuk hubungan sebab-akibat yang menyebabkan
standar tersebut belum terpenuhi. Pada proses perbandingan dan analisis ini nantinya akan menggunakan tools of quality.
Setelah diketahui beberapa penyebab yang memungkinkan terjadinya permasalahan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan kaizen
untuk memperoleh gambaran dalam melakukan perbaikan dan memberikan usulan tindakan. Dalam analisis ini, nantinya juga digunakan alat bantu Minitab untuk
mempermudah peneliti dalam menggunakan tools of quality. Adapun tahapan pengolahan dan analisis data secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Mengumpulkan data indikator
Membandingkan indikator dengan standar pelayanan minimal Depkes RI dan IHQN
Tindak Perbaikan Peningkatan Manajemen Mutu Layanan
Analyzing
Menganalisis penyebab belum terpenuhinya beberapa standar Memisahkan standar-standar
yang belum terpenuhi
Collecting
Comparing
Separating
Solving
Gambar 4.1. Blok Diagram Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Ide pembentukan Rumah Sakit Islam Malahayati dimulai pada tahun 1970-an dimana terdapat sebuah bangunan milik Yayasan Kerukunan Aceh
bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang terletak di Jl. P.Dipenogoro No. 4 Medan. Pada saat itu, bangunan ini hanya
digunakan sebagai tempat pertemuan yang sifatnya tidak rutin sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkannya dengan mendirikan komplek rumah sakit.
Nama Malahayati terpilih menjadi nama rumah sakit ini dengan arti sebagai Mal al hayati
, “kekayaaan dari hidup” yaitu kekayaan hidup kita paling berharga yaitu kesehatan. Sedangkan Laksamana Malahayati diartikan sebagai
Srikandi, yang memimpin Armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16.
Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat pada tanggal 10 Mei 1973 dibentuklah Yayasan Rumah Sakit Malahayati dengan
Akte Notaris : Kusmulyanto dengan Akte : No. 42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolaan oleh sebuah yayasan bukan sebuah PT., CV., atau Firma atau badan
usaha lain adalah sebuah pemikiran bahwa Rumah Sakit Malahayati Medan nantinya tetap sebagai usaha nonprofit. Dengan pengertian jika nanti ada
keuntungan yang dihasilkan, maka keuntungan tersebut akan digunakan untuk perluasan dan peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara