popu;asi berdistribusi normal dan kesamaan varians. Dengan demikian sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji
prasyarat terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas dengan Uji Lilifors
Uji normalitas diuji dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar
2 Cari angka baku dengan rumus: =
3 Cari distribusi bakunya Fz 4 Cari proporsi kumulatifnya Sz
5 Cari Lo =Max | Fz – Sz | 6 Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.
Hipotesis Uji Normalitas: = sampel terdistribusi normal
= sampel terdistribusi tidak normal Kriteria Uji Normalitas
Jika ≤
, maka sampel terdistribusi normal pada taraf signifikansi
= 0,05
2. Uji Homogenitas Kesamaan Varians dengan Uji Fisher
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fisher, dengan rumus:
8
F =
2 1
2 2
; db : db pembilang, db penyebut Keterangan:
F : Homogenitas
2 1
: Varians Terbesar
2 2
: Varians Terkecil Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
1 Mencari statistik hitung 2 Mencari statistik tabel
3 Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
8
Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, Bandung: CV ALFABETA, 2007, h. 140.
Jika
ℎ
; maka
diterima Jika
ℎ
; maka
diterima Hipotesis uji homogenitas:
= kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen = kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogeni
3. Uji Hipotesis
Setelah diketahui homogenitas kedua kelompok sampel, langkah analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan
statistic Uji Beda Rata-rata Uji-t. 1 Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut: =
1 +
1 ;
= 1
+ 1
+ 2
; +
2
Keterangan:
1
= nilai rata-rata untuk kelompok 1
2
= nilai rata-rata untuk kelompok 2
1
= jumlah sampel kelompok 1
2
= jumlah sampel kelompok 2
1 2
= varians sampel kelompok 1
2 2
= varians sampel kelompok 2 SG
= standar deviasi gabungan Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda Rata-rata
Uji-t menggunakan rumus sebagai berikut:
=
2 1
1 2
1
+
2 2
2
;
1 2
1
+
2 2
2 2
1 2
1 2
1
1 +
2 2
1 2
2
1
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95. Selanjutnya membandingkan
statistik hitung dengan statistik tabel. Jika
ℎ
lebih besar daripada maka
ditolak dan diterima.
Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah antara nilai pretest dan posttest
, gain menunjukkan tingkat pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk
menghindari bias pada penelitian dengan menggunakan rumus: 2 N-Gain =
捬
Perolehan gain ternormalisasi terdapat tiga kategorisasi: g-tinggi
: nilai g 0,70 g-sedang
: nilai 0,70 e”g e”0,30 g-rendah
: nilai g 0,30
K.
Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1
=
1
=
1
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X semester 2 SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk Write TTW dan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching.
2 =
1
≠
2
: Terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X semester 2 SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk Write TTW dan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching.
Keterangan : : Hipotesis Nol
: Hipotesis Alternatif
1
: Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write
TTW
2
: Hasil Belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum SMA Nusa Putra Tangerang a. Profil SMA Nusa Putra Tangerang
Awal berdirinya SMA Nusa Putra Tangerang ini berdiri pada tahun 1992, diatas tanah seluas 2800 m2. Sekolah ini berdiri dengan prakarsa
Bpk. Drs. H. M. Syamsuri dan Bpk. H. Astura yang kemudian mengajak serta rekan-rekannya yaitu Bpk. H. Ramdji ABRI, Bpk. H. Astra
Pensiunan Agraria, Bpk. H. Muslihat Cakradiredja Peg. Pemda, Bpk. H. E. Kustam Sanusi Pensiunan Agraria. Pada tahun 1980 mereka
mendirikan sekolah dengan nam SMP Pembangunan dengan jumlah siswa sebanyak 1 kelas dan menempati ruang di SD INPRES Cimone Tangerang
dengan Kepala Sekolah Bpk. H. Astura. Pada tahun 1982 pindah ke lokasi yang sekarang, yaitu jalan Teuku
Umar nomor 12 Tangerang dengan Kepala Sekolah Drs. H. Syamsuri. Baru pada tahun 1992 berdirilah SMA Nusa Putra di bawah pimpinan
Bpk. Yayat Ruchiyatna. SMA Nusa Putra dalam perjalanannya pernah mengalami beberapa
kali pergantian kepemimpinan, yaitu :
Tabel 4.1 Periode Kepemimpinan Di SMA Nusa Putra Tangerang
No Periode Kepemimpinan
Nama Pimpinan
1 Tahun 1993 sd 1997
Bpk. Yayat Ruchiyatna, B. A 2
Tahun 1997 sd 1998 Ibu Dra. Helly Prihatiningsih
3 Tahun 1998 sd 2000
Bpk Tunggul Mangir 4
Tahun 2000 sd 2004 Bpk. Didin Komarudin
5 Tahun 2004 sd 2010
Bpk Muntap Suyatno, S.Pd 6
Tahun 2010 sd 2012 Bpk. Nurhendi
7 Tahun 2012 sd Sekarang
Ibu Dartini, M. Pd
b. Visi dan Misi SMA Nusa Putra Tangerang
Visi dari SMA Nusa Putra Tangerang yaitu mewujudkan Sekolah Menengah Atas yang unggul dalam prestasi, mandiri, professional dan
memberikan pelayanan Paripurna berdasarkan Iman dan Taqwa. Misi dari SMA Nusa Putra Tangerang itu sendiri antara lain yaitu:
1 Mencetak kader-kader bangsa yang berdisiplin tinggi, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. 2 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
siswa dapat berkembang dengan optimal sesuai bakat, minat dan potensinya.
3 Membentuk peserta didik dengan IMTAQ dan IPTEK serta modalitas kecakapan hidup life skill agar mampu mandiri serta memiliki daya
serap tinggi di Perguruan Tinggi Negeri. 4 Mengembangkan bakat siswa baik secara akademis maupun non-
akademis agar siswa dapat berkembang secara optimal. 5 Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penghayatan dan
pengalaman terhadap ajaran agama serta budaya bangsa sendiri. 6 Menumbuhkan semangat keunggulan pada peserta didik maupun
seluruh warga sekolah. 7 Menumbuhkan bekal keterampilan yang menjadi tuntutan zaman di era
globalisasi yang sedang berkembang secara pesat sekarang ini. 8 Memberlakukan manajemen partisipatif untuk menampung kreatifitas
warga sekolah. Adapun tujuan SMA Nusa Putra Tangerang yakni guna meningkatkan
profesionalisme para guru agar dapat memberikan layanan yang maksimal kepada para siswa melalui pelatihan-pelatihan, penataran, MGMP, seminar
dan sebagainya. Diantara lain yaitu: 1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan pada setiap akhir tahun
pelajaran.
2 Menyiapkan bekal akademis bagi siswa yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan memberikan kecakapan khusus bagi siswa yang
tidak melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. 3 Menyiapkan tim olahraga, seni, sains dan lain-lain untuk mengikuti
lomba tingkat Kota, Provinsi maupun Nasional dengan target memperoleh juara.
4 Membebaskan seluruh siswa maupun warga sekolah dari segala bentuk tindak kriminalitas maupun penyalahgunaan NAZA Narkotika,
Alkohol dan Zat Adiktif. 5 Membangun kerjasama dengan komite sekolah dalam pengadaan dan
pemeliharaan sarana prasarana. Adapun sasaran SMA Nusa Putra Tangerang, antara lain:
1 Meningkatkan profesionalisme para guru agar dapat memberikan layanan secara maksimal kepada para siswa melalui pelatihan-
pelatihan, workshop, MGMP, seminar dan sebagainya. 2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan setiap akhir tahun
pelajaran. 3 Menyiapkan bekal akademik bagi siswa yang akan melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dan memberikan kecakapan khusus bagi siswa yang tidak melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi.
4 Menyiapkan Tim olahraga, seni, sains dan lain-lainnya untuk mengikuti lomba tingkat Kota, Provinsi dan Nasional dengan target
memperoleh juara. 5 Membebaskan seluruh siswa maupun warga sekolah dari segala bentuk
tindak kriminalitas maupun penyalahgunaan NAZA Narkotika Alkohol dan Zat Adiktif.
6 Membangun kerjasama dengan komite sekolah dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana
7 Meningkatkan fungsi perpustakaan sekolah yang refresentatif.
c. Data Sekolah SMA Nusa Putra Tangerang
1 Nama Sekolah : SMA Nusa Putra Tangerang
2 Alamat : Jl. Teuku Umar No. 12 Kel. Nusa
Jaya Kec. Karawaci Kota Tangerang No. TlpFax : 021-5513662
3 Status Sekolah : Negeri Swasta
4 Jenjang Akreditasi : Disamakan Diakui Terdaftar atau
A B C Tahun 2006 s.d 2011 Tanggal Akreditasi Terakhir : 27
Juni 2006. 5 Nama YayasanPengelola
: Yayasan Pendidikan Nusa Putra 6 Nomor Statistik Sekolah
: 302026401017 7 Nomor Induk Sekolah
: 300100 8 Luas Tanah
: 2750 m2. Luas Bangunan Lantai Bawah : 1224 m2
9 Status Tanah Bangunan : Milik Sendiri
Menyewa Menumpang
10 Jumlah Ruang Belajar : 9 Sembilan Lokal Kelas
11 Waktu Belajar : Pukul 07.00 s.d 12.40 WIB
12 Jenis Muatan Lokal : Budi Pekerti
13 Jenis-jenis Pengembangan DiriEkstra Kurikuler : a Bola Basket
b Sepak Bola c Bola Voli
d Futsal e Tari
f Paduan Suara g English Club
h Karate i Paskibra
j Pramuka
k Marawis l Band
14 Di lokasi ini terdapat juga TK SD SMP SMK yang dikelola oleh Yayasan yang sama.
d. Struktur Organisasi SMA Nusa Putra Tangerang
Tahun Pelajaran 2013-2014
Tabel 4.2
KOMITE SEKOLAH KEPALA SMA
KEPALA TU
LABORAN
SISWA PKS HUMAS
KOORDINATOR BP
PKS KURIKULUM
PKS SARANA PRASARAN
PKS KESISWAAN
PUSTAKAWA
N
DEWAN GURU
UKS USMAN H. IDRIS
DARTINI, M. Pd EVA KISHUMI
INDIYANI, S. E
BAMBANG H, M. Pd
INDRA G, S. Kom DERRY S, S. Pd
SITI LELIWARNI, S. E
Drs. H. ASIM
JAHRO YUSNANI, S. Pd
ARIES SUSANTO
BAHARUDIN, M. Pd
Dra. PANI UTAMI
2. Praktik Pembelajaran a. Praktik Pembelajaran Metode
Think Talk Write TTW
Dalam penerapan metode Think Talk Write TTW ini siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-
sama dengan berpikir melalui bahan bacaan menyimak, mengkritisi dan alternative solusi, hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Dalam metode Think Talk Write
TTW diawali dengan guru. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang. Kemudian guru membagikan teks
bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai dengan materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur
pelaksanaan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelaksanaan metode ini guru memberikan pretest.
Tahap pertama, penerapan metode Think Talk Write TTW pada materi Memahami Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi di kelas
X-1. Tahap kedua, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang. Tahap ketiga, guru membagikan teks bacaan atau
memperlihatkan gambar sesuai materi ajar yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. Tahap
keempat, siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang telah disajikan guru kemudian mempelajarinya serta
membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok think. Tahap kelima, siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat talk. Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
Tahap keenam, siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar write.
Kemudian tahap ketujuh, siswa melaporkan hasil diskusi dari
kelompoknya masing-masing dan kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi dari kelompok yang sedang berpresentasi.
Tahap terakhir dari metode Think Talk Write TTW adalah guru
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya, kemudian guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa. Untuk
mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Think Talk Write
TTW, guru memberikan posttest.
b. Praktik Pembelajaran Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal
Teaching
Pada awal
penerapan model
pembelajaran terbalik
guru menginformasikan tentang model pembelajaran terbalik, menjelaskan
tujuan, manfaat dan prosedur pembelajaran. Berikutnya adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru sebagai
pedoman aplikasi model pembelajaran terbalik ini, terbagi dalam komponen-komponen berikut ini:
1. Menjelaskan Eksplanation Ketika memulai pembelajaran dengan model pembelajaran
terbalik, guru menjelaskan siswa tentang strategi-strategi yang terdapat pada model pembelajaran terbalik yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. 2. Mengarahkan Instruction
Selain menjelaskan, guru juga memberikan arahan tentang setiap strategi yang akan dilakukan siswa dalam memahami materi, serta
memberikan contoh mengenai keempat strategi itu. 3. Memodelkan Modelling
Setelah menjelaskan dan mengarahkan secara singkat tentang keempat strategi yang akan digunakan dalam model pembelajaran
terbalik, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang
diminta dari tugas yang diberikan. 4. Membimbing Guided Practice
Komponen ini berperan ketika siswa mulai aktif berdiskusi guna menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka. Guru melakukan
tanggung jawab tentang materi yang dibahas untuk membantu siswa
mengembangkan resppon
analitis dalam
memahami materi.
Selanjutnya siswa yang memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru.
5. Memberi Pujian Praise Pujian sangat diperlukan yang berfungsi untuk memberikan
dorongan atau motivasi kepada siswa agar dalam menggunakan ke empat strategi bisa lebih teliti atau akurat dan menjadikan siswa
terbiasa dengan pengajaran model pembelajaran terbalik. 6. Pertimbangan Guru Teacher Judgment
Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Data Hasil Belajar Siswa a. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Kelas Eksperimen 1
Think-Talk-Write 1 Hasil
Pretest Pada Kelas Eksperimen 1 Think-Talk-Write
Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan pada Kelas Eksperimen 1 Think-Talk-Write dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Think Talk Write TTW
N Jumlah
Nilai Nilai
Terendah Nilai
Tertinggi Mean
Median Modus
Varians Simpangan
Baku 43
841 13
24 19.558
20.00 22.00
7.68 2.771
2 Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen 1 Think-Talk-Write
Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan pada Kelas Eksperimen 1 Think-Talk-Write dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Data Hasil Post test Siswa Kelompok Think Talk Write TTW
N Jumlah
Nilai Nilai
Terendah Nilai
Tertinggi Mean
Median Modus
Varians Simpangan
Baku 43
2963 43
80 68.907
70.00 73.00
76.42 8.742
b. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Kelas Eksperimen 2 Reciprocal Teaching
1 Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen 2 Reciprocal Teaching
Nilai yang diperoleh siswa dari prestest yang dilakukan terhadap kelompok model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dapat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Model Pembelajaran Terbalik
N Jumlah
Nilai Nilai
Terendah Nilai
Tertinggi Mean
Median Modus
Varians Simpangan
Baku 45
2721 50
77 63.279
63.00 60.00
53.35 7.304
2 Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen 2 Reciprocal Teaching
Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan terhadap kelompok model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dapat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Data Hasil Post test Siswa Kelompok Model Pembelajaran Terbalik
N Jumlah
Nilai Nilai
Terendah Nilai
Tertinggi Mean
Median Modus
Varians Simpangan
Baku 45
3209 67
83 74.628
73.00 73.00
73.00 4.370
B. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data a. Uji Normalitas Data
Pre test Kelompok Think Talk Write
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas Liliefors.
Kriteria uji normalitas adalah H
o
diterima jika, L ≤ L
tabel
. Dengan diterimanya H
berarti data dalam penelitian berasal dari populiasi berdistribusi normal, jika
H ditolak berarti data berasal dari populasi
tidak normal. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh L
Pre test kelompok Think
Talk Write sebesar 0,775. Jika dikosultasikan dengan table Liliefors pada
taraf signifikansi 0,05 dan N = 43 diperoleh L
tabel
0.135. dengan demikian H
ditolak karena L L
tabel
. 0.775 0.135. dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal.
b. Uji Normalitas Data Post test Kelompok Think Talk Write
Setelah dilakukan perhitungan L post test
kelompok Think Talk Write sebesar 0,192. Jika ikosultasikan dengan table Liliefors pada taraf
signifikansi 0,05 dan N = 43 diperoleh L
tabel
0.135. dengan demikian H ditolak karena L
≥ L
tabel
. 0.192 ≥ 0.135. dapat disimpulkan bahwa data post test
kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal.
c. Uji Normalitas Data Pre test Kelompok Pembelajaran Terbalik
Recipocal Teaching
Setelah dilakukan perhitungan L pre
test kelompok metode
pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching sebesar 0,161. Jika
dikosultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 45 diperoleh L
tabel
0.132. Dengan demikian H ditolak karena L
L
tabel
. 0.161 0.132. Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok metode
pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching berdistribusi tidak normal.
d. Uji Normalitas Data Post test Kelompok Pembelajaran Terbalik
Recipocal Teaching
Setelah dilakukan perhitungan L post test
kelompok metode pembelajaran terbalik Reciprocal Teachingsebesar 0,179. Jika
ikosultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 45 diperoleh L
tabel
0.132. Dengan demikian H ditolak karena L
L
tabel
. 0.179 0.132. dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok metode
pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas Pre test
a Uji Homogenitas Data Pre test
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan uji
Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah H diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
atau H
ditolak jika F
hitung
≥ F
tabel.
Dengan diterimanya H berarti data dalam
penelitian berasal dari populasi yang homogen, jika H ditolak berarti data
berasal dari populiasi yang tidak homogen. Hasil
perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh F
hitung
sebesar 0,14 Jika dikonsultasikan dengan F
tabel
pada taraf signifikansi 0,05 dengan db penyebut 42 dan db pembilang 44 diperoleh F
tabel
sebesar 1,65. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data pretest berasal dari
populasi yang homogen, karena F
hitung
F
tabel
0,14 1,65.
b Uji Homogenitas Data Post test
Hasil perhitungan uji homogenitas data post test diperoleh F
hitung
sebesar 1,04 Jika dikonsultasikan dengan F
tabel
pada taraf signifikansi 0,05 dengan db penyebut 42 dan db pembilang 44 diperoleh F
tabel
sebesar 1,658. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data post test berasal dari
populasi yang homogen, karena F
hitung
F
tabel
1,04 1,65.
C. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar Kelas X dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan metode
pembelajaran terbalik reciprocal Teaching, maka dilakukan t uji beda. Kriteria uji hipotesis data adalah H
diterima jika t
hitung
t
tabel
, atau H ditolak
jika t
hitung
t
tabel.
Dengan ditolaknya H berarti dalam penelitian terbukti bahwa
hasil belajar Kelas X dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write
TTW dan metode pembelajaran terbalik reciprocal Teaching adalah tidak berbeda secara signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 0.365. Jika dikonsultasikan dengan t
tabel
pada taraf signifikansi 0,05 dan db = 86 43+45-2 diperoleh t
tabel
sebesar 1,66. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan metode pembelajaran terbalik reciprocal Teaching.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisa data menujukkan nilai rata-rata hasil belajar ekonomi siswa kelas X.1 yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW
adalah 68,907 dan nilai rata-rata hasil belajar ekonomi siswa kelas X.2 yang menggunakan metode pembelajaran terbalik reciprocal Teaching adalah
74,628 dengan nilai t
hitung
= 0,365 dan nilai t
tabel
= 1,66 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan metode pembelajaran terbalik reciprocal Teaching. Hal ini dimungkinkan karena
pendekatan kedua metode tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan
menyelesaiakan suatu tugas secara bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut
merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka
dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun masih terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif dalam pembelajaran karena
metode ini masih baru bagi para siswa tersebut, merekapun belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
Dalam kedua metode pembelajaran tersebut siswa yang biasanya belajar secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan
adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan belajar mereka serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan
bervariasi. Kedua metode pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan
dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih untuk berpendapat, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk
meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, hasil belajar Ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran Reciprocal Teaching mean gainnya
sebesar 16,67 lebih baik daripada mean gain kelompok yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write yaitu sebesar 12,96. Selain itu terdapat
perbedaan rata-rata pre test dan post test metode Think Talk Write TTW dan pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching yaitu rata-rata pre test metode
Think Talk Write TTW sebesar 19,558, sedangkan rata-rata post test metode
Think Talk Write TTW sebesar 68,907, sedangkan rata-rata pre test metode
pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching
sebesar 63,279 dan rata-rata post test metode
pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching
sebesar 74,628.
Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktivitas siswa dalam pemebelajaran
Ekonomi sudah meningkat dan siswa sangat antusias saat peneliti menerapkan metode pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching. Hal ini disebabkan
karena dalam penerapan metode pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching semua siswa mendapat giliran untuk membuat pertanyaan setelah
siswa mampu memahami isi buku.
Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berfikir dan hasil penelitian yang relevan, bahwa
metode pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching
memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan metode pembelajaran Think Talk Write TTW terhadap hasil belajar dan motivasi
belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Ekonomi
8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan pada BAB IV, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar
siswa kelas X yang signifikan dengan menggunakan metode Think Talk Write dan metode pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching di SMA Nusa Putra
Tangerang dengan diperoleh nilai t
hitung
= 0,365 dan nilai t
tabel
= 1,66 yaitu 0,365 1,66, maka hipotesisnya yaitu Ho diterima dan Ha ditolak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Guru diharapkan memilki kemampuan untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di antara metode pembelajaran yang harus dikuasai guru adalah pembelajaran koperatif
Think Talk Write TTW dan Pembelajaran terbalik Reciprocal
Teaching , sebab kedua metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa tetapi juga siswa dapat saling menghargai pendapat teman yang berbeda-beda dan untuk mengembangkan ketrampilan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Think Talk Write dan Pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching merupakan metode dapat
mengaktifkan siswa. Untuk itu diharapkan metode ini dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang tepat dalam menyajikan
matapelajaran Ekonomi di sekolah. 3. Diharapkan ada penelitian mengenai metode pembelajaran Think Talk
Write dan Pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching pada materi
pelajaran yang berbeda dan dapat memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Wahab, “Konsep Dasar IPS”, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, cet. 11.
Abu Ahmadi,“Strategi Belajar Mengajar”,Bandung: Pustaka Setia, 2005,h.17. Agus Suprijono, “Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem”,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet.1. Asep Jihad dan Abdul Haris, “Evaluasi Pembelajaran”, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008, cet. 1. Asfia Murni, “Ekonomi Makro”, Bandung: PT Refika Aditama, 2006, cet. 1.
Dede Rosyada,“Paradigma Pendidikan Demokratis”,Jakarta: Prenada Media, 2004.
Dessy Anwar, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru”, Surabaya: Amelia, 2003, cet. 1.
Etin Solihatin dan Raharjo, “Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS”, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Ed. 1, cet. 3.
Frista Aritmanda Widodo, “Kamus Istilah Ekonomi”, Jombang: Lintas Media. H. Sujati, “Mengenal Receprocal Teaching sebagai Salah Satu Model
Pembelajaran”, vol. VI, 2011, http:eprints.uny.ac.id35611Majalah_Ilmiah_Kependidikan_28PELANGI_P
ENDIDIKAN29_Mengenal_Recripocal_Teaching_sebagai_Salah_Satu_ Model_Pembelajaran.pdf
. Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Isjoni dan Mohd Arif Ismail, “Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-
Malaysia”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. 1. Jeanine Tony, “Model of Teaching”, USA: SAGE Publication, 2007.
Kunandar, “Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru”,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, Ed.1.
M. Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah”, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995, cet. 2.
Maesaroh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write TTW Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, “Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa”, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, cet. 2.
Masitoh dan Laksmi Dewi, “Strategi Pembelajaran”, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009.
Mas-samad, “Metode Penelitian Eksperimen Semu Quasi Experimental Research”,
http:pakguruku.blogspot.com , diakses pada tanggal 1 Maret
2014. Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 15. Nurul Zuriah, “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi”,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, cet. II. Oemar Hamalik, “Proses Belajar Mengajar”, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003,
cet. 2. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, “Strategi Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman KonsepUmum Konsep Islami”, Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
Purwanto, ”Evaluasi Hasil Belajar”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet. 1. Ratna Willis Dahar, “Teori Belajar Pembelajaran”, Jakarta: Erlangga, 2011.
Rita Rosidah, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan Reciprocal Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang”, 2011.
S. Nasution, “Didaktik Asas-asas Mengajar”, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Ed. 2, cet. 1.
Sam. S. Warib, “Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris”, Jakarta: Sandro Jaya, 2004, cet. 1.