Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching
siswa diharapkan mampu menggantikan peran guru untuk menjelaskan ke siswa lain.
4. Memprediksi Predicting Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan
hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
Jadi model
pembelajaran terbalik
adalah model
pembelajaran yang dipimpin tutor sebaya dan berdasarkan pada pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan 4 empat
strategi, yaitu:
Tabel 2.1 Indikator Model Pembelajaran Terbalik dalam Penelitian
Aspek Kognitif Indikator Ketercapaian Aspek
Merangkum
Siswa mampu merumuskan poin-poin penting dari bahan diskusi atau materi
yang sedang dipelajari.
Membuat pertanyaan
Siswa dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan dari
materi yang sedang dipelajari dan menyertakan jawabannya.
Mengklarifikasi
- Siswa dapat berperan selayaknya
guru berperan menjelaskan materi dari hasil rangkuman yang telah
didiskusikan bersama
dan melakukan Tanya-jawab.
- Siswa
dapat mengklarifikasi
permasalahan yang diajukan dari guru dalam bentuk soal yang
diberkaitkan dengan materi yang sedang dipelajari.
Memprediksi
Siswa dapat membuat hipotesis atau perkiraan dari soal yang diberikan
mengenai konsep yang telah dipelajari dan
berkaitan dengan
konsep selanjtunya.
b Teori-teori yang Mendukung dalam Model Pembelajaran Terbalik
Dalam penerapan model pembelajaran terbalik ini didukung oleh beberapa teori, yang membantu guru dalam menjelaskan dan
menerapkan strategi-strategi yang terdapat dalam model pembelajaran terbalik. Teori-teori yang dimaksud adalah, sebagai berikut:
1 Teori Piaget Menurut Piaget, pembelajaran kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif
berinteraktif dengan
lingkungannya.
67
Teori yang
dikembangkan oleh
Piaget ini
dikenal dengan
teori konstruktivisme. Dalam perkembangannya teori konstruktivisme
mengalami perkembangan yang awalnya menurut perspektif Piaget lebih memfokuskan pada general logical capabilities yaitu dalam
proses mengkonstruksi pengetahuan personal melalui interaksi individual dengan lingkungan, sedangkan perspektif baru
menekankan domain specific knowledge structures
yaitu mengikutsertakan
juga proses-proses
sosial dalam
mengkonstruksikan pengetahuan.
68
Implikasi model pembelajaran yang merujuk pada teori Piaget, harus berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
69
1. Memusatkan perhatian dan mental siswa, tidak sekedar pada hasilnya. Jadi, guru harus memahami proses yang digunakan
siswa dalam memperoleh jawaban dari suatu permasalahan.
67
Trianto, op. cit., h. 16.
68
Ratna Willis Dahar, Teori Belajar Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 152.
69
Trianto, op. cit., h. 16-17.
2. Memperhatikan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Jadi, siswa didorong untuk menemukan sendiri
pengetahuan melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. 3. Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Oleh sebab itu perlu adanya pengaturan kelas berupa kelompok-kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran
daripada bentuk kelas yang utuh. Berdasarkan teori Piaget dalam mengimplikasikan model
pembelajaran serupa dengan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran model pembelajaran terbalik karena di dalam proses
pembelajaran terbalik siswa diberikan keterampilan-keterampilan kognitif yaitu bagaimana cara menjelaskan, membuat atau
mengajukan pertanyaan, memprediksi dan merangkum hal-hal penting
dalam materi
pembelajaran. Dari
keterampilan- keterampilan tersebut siswa dapat belajar mandiri dan aktif dalam
mengkonstruk pengetahuannya. Kegiatan yang dilakukan dalam model pembelajaran terbalik juga memberi kesempatan siswa
untuk saling berinteraksi dengan temannya yang memungkinkan pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi.
2 Teori Vygotsky Menurut Vygotsky bahwa belajar itu harus berlangsung dalam
kondisi sosial, peran bahasa sangat penting dalam belajar konstruktif.
70
Vygotsky berkeyakinan bahwa faktor sosial sangat penting bagi perkembangan fungsi mental untuk mengembangkan
konsep, penalaran logis dan pengambil keputusan.
71
Ada dua implikasi utama dalam pembelajaran yang menggunakan teori Vygotsky, yaitu:
72
1. Susunan kelas dibentuk dalam suasana pembelajaran kooperatif.
70
Ratna Willis Dahar, loc. cit.
71
Trianto, op. cit., h. 27.
72
Trianto, op. cit., h. 77.
2. Menekankan pada pembelajaran scaffolding. Dalam menerapkan model pembelajaran terbalik pun tak
lepas dari dua implikasi utama teori Vygotsky karena dalam model
pembelajaran terbalik
siswa mengkonstruk
pengetahuannya dengan cara berinteraksi dengan siswa lain dan lingkungannya yang memungkinkan pembelajaran dilakukan
dengan cara diskusi kelompok dan kelompok tersebut dibuat secara heterogen dengan salah satu dari setiap kelompok dipilih
menjadi tutor atau mitra guru menggantikan guru, suasana belajar seperti ini mengacu pada suasana pembelajaran
kooperatif. Selain mengacu pada suasana pembelajaran kooperatif, pemberian scaffolding ini juga penting diterapkan
dalam model pembelajaran terbalik yaitu dimana guru membantu siswa, guru membantu mitra guru dan mitra guru
membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
c Tahapan Model Pembelajaran Terbalik
Pada awal penerapan model pembelajaran terbalik guru menginformasikan tentang model pembelajaran terbalik, menjelaskan
tujuan, manfaat dan prosedur pembelajaran. Menurut Nur dan Wikandari, untuk mengawali suatu pemodelan dengan membaca.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikut ini:
73
Merangkum informasi-informasi yang penting dari bacaan. Memikirkan pertanyaan yang berkenaan pada bacaan.
Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu wacana, selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar
lebih jelas dan masuk akal. Memprediksi apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya.
73
Trianto, op. cit., h. 97.
Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown, terbagi dalam komponen-komponen berikut ini:
74
1. Menjelaskan Eksplanation Ketika memulai pembelajaran dengan model pembelajaran
terbalik, guru menjelaskan siswa tentang strategi-strategi yang terdapat pada model pembelajaran terbalik yaitu merangkum,
membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. 2. Mengarahkan Instruction
Selain menjelaskan, guru juga memberikan arahan tentang setiap strategi yang akan dilakukan siswa dalam memahami materi,
serta memberikan contoh mengenai keempat strategi itu. 3. Memodelkan Modelling
Setelah menjelaskan dan mengarahkan secara singkat tentang keempat strategi yang akan digunakan dalam model pembelajaran
terbalik, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan.
4. Membimbing Guided Practice Komponen ini berperan ketika siswa mulai aktif berdiskusi
guna menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka. Guru melakukan tanggung jawab tentang materi yang dibahas untuk membantu
siswa mengembangkan resppon analitis dalam memahami materi. Selanjutnya siswa yang memimpin tanya jawab dengan atau tanpa
adanya guru. 5. Memberi Pujian Praise
Pujian sangat diperlukan yang berfungsi untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar dalam menggunakan ke
empat strategi bisa lebih teliti atau akurat dan menjadikan siswa terbiasa dengan pengajaran model pembelajaran terbalik.
6. Pertimbangan Guru Teacher Judgment
74
Jeanin Tony, op. cit., p. 189-190.
Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong
siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian mengenai model pembelajaran terbalik serta penerapannya, peneliti bermaksud mengimplementasikan model
pembelajaran terbalik dalam penelitiannya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan mengadaptasi dari langkah-langkah
yang digunakan oleh Palinscar dan Brown, sebagai berikut:
1 Tahap Pertama
1. Guru memberikan motivasi dan menyampaikan pentingnya pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator- indikator yang harus dicapai.
3. Guru menyampaikan bahwa dalam pembelajaran kali ini akan menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal
teaching dan menjelaskan penerapannya dalam kelas dengan
menggunakan 4 empat strategi, yaitu: merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.
4. Guru menginformasikan bahwa dalam setiap pembelajaran sisiwa akan diberikan bahan diskusi dan menyampaikan bahwa
setiap siswa harus mampu menjelaskan materi yang akan dipelajari berperan menjadi guru-siswa.
2 Tahap Kedua
1. Guru membagi siswa-siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, kelompok tersebut dibentuk dengan cara
heterogen yaitu dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Lalu memilih satu dari setiap kelompok untuk menjadi
tutor dalam kelompoknya.
2. Guru membagikan bahan diskusi yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut dan agar didiskusikan oleh setiap kelompok
dalam pembelajaran.
Merangkum
3. Guru menginformasikan pada setiap kelompok untuk membuat rangkuman dari bahan diskusi yang telah didiskusikan. Bahan
rangkuman yang telah dinuat akan menjadi bahan presentasi kelompok untuk dijelaskan lagi kepada kelompok lain atau
berperan menjadi guru-siswa.
Membuat Pertanyaan
4. Guru menginformasikan kepada siswa untuk membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas
dan melampirkan jawabannya.
Mengklarifikasi
5. Guru memperagakan peran guru untuk mengklarifikasikan tentang materi yang sedang dipelajari dan soal latihan yang
terdapat dalam bahan diskusi, juga melakukan tanya-jawab dari pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap membuat pertanyaan,
namun pada pertemuan selanjutnya yang berperan menjadi guru-siswa akan dipilih secara acak dari kelompok yang ada
sehingga seluruh kelompok yang terdapat di dalam kelas harus siap dan guru sendiri hanya menjadi motivator serta fasilitator.
Memprediksi
6. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan hasil prediksinya, dalam menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam bahan diskusi.
3 Tahap Ketiga
1. Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah
dipelajari. 2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
d Kelebihan Model Pembelajaran Terbalik
Dalam penerapan model pembelajaran terbalik digunakan empat strategi yaitu: merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan
memprediksi. Dari ke empat strategi tersebut model pembelajaran terbalik memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut:
1. Memotivasi siswa untuk bias lebih bertanggung jawab dalam proses pembelajaran.
2. Siswa belajar dengan mengkonstruk pengetahuannya sendiri atau berdiskusi sehingga tidak mudah lupa dan pembelajaran yang
dilakukan menjadi lebih bermakna. 3. Mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif yang dimiliki
siswa dalam merangkum poin-poin penting dari suatu materi pembelajaran, membuat pertanyaan, mengklarifikasimenjelaskan
suatu materi dan memprediksi. 4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman
konsep materi ekonomi. 5. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan
mandiri.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk
Write TTW Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa adanya pengaruh
yang signifikan antara metode Think Talk Write terhadap hasil belajar biologi dan retensi siswa dengan
ℎ
2,083 2,04.
75
Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write TTW
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write TTW terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji hipotesis
dengan menggunakan uji U, yaitu
ℎ
165 7.
76
Hasil penelitian lainnya yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dita Mulwanasari, Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal
Teaching Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”. Kesimpulan
yang didapatkan dalam skripsi tersebut berhasil meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikasi ∝ =
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran terbalik lebih tinggi secara signifikan
daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.