lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik”.
8
Menurut Abu Ahmadi, “Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan”.
9
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, “belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang yang telah melakukan aktivitas tertentu”.
10
Pengertian belajar lain menurut Masitoh dan Laksmi dewi, “Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat
perubahan perilaku
yang berbentuk
kognitif, afektif
dan psikomotorik”.
11
Menurut Yatim Riyanto, “belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan,
tetapi juga meliputi fungi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.
12
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Dalam uraian terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar
adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena
itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid- murid.
Menurut Yatim Riyanto, “Prinsip-prinsip belajar merupakan konsep-konsep ataupun asas yang harus diterapkan di dalam proses
8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, ed. 2, h. 13
9
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h. 17.
10
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman KonsepUmum Konsep Islami
, Bandung: PT Refika Aditama, 2009, h. 6.
11
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009, h. 3.
12
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas
, Jakarta: Kencana, 2009, ed. 1, cet. 1, h. 6.
belajar mengajar dan ini mengandung maksud bahwa pendidikan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dapat menerapkan
cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar”.
13
Prinsip-prinsip belajar menurut Kunandar adalah sebagai berikut : Bahwa dalam belajar memerlukan proses dan penahapan serta
kematangan diri pada siswa. Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa. Belajar didasarkan atas kebutuhan
dan motivasi tertentu. Belajar didasarkan dengan latihan daya- daya, membentuk hubungan asosiasi dan melalui penguatan.
Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis dan reorganisasi pengalaman. Belajar membutuhkan
bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tidak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.
14
Sedangkan prinsip-prinsip belajar menurut Slameto yaitu : “Bahwa prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu bahwa
dalam belajar setiap siswa diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional, belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan
belajar dengan efektif. Juga perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya”.
15
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat
aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat, mempunyai landasan berpikir, landasan berpijak
dan sumber motivasi bagi peserta didik, dengan harapan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tumbuhnya proses belajar anatara
peserta didik dan pendidik menjadi dinamis dan terarah. Dalam belajar, perlu
lingkungan yang
menantang di
mana anak
dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
13
Yatim Riyanto, op. cit., h. 62.
14
Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru
, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, Ed.1, h. 302.
15
Yatim Riyanto, loc. cit.
efektif. Belajar yang paling efektif adalah yang berpikiran kritis, daripada hanya menghafal materi.
c. Teori-teori Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses
belajar yang terjadi pada individu itu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena
terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas, maka timbullah perbedaan pendapat di kalangan para ahli psikologi,
sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar. Berikut ini akan diuraikan beberapa teori belajar, yaitu:
1 Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi-informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-
ide. Menurut teori konstruktivis ini, guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri
dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.
2 Teori Perkembangan Kognitif Piaget Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana