fisik dan panca indera. Dan juga psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. Sedangkan
yang termasuk ke dalam faktor luar diri seseorang yang belajar yaitu lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Dan juga
instrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana-prasarana, administrasi dan manajemen.
17
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar yang berasal dari luar diri seseorang yang belajar adalah faktor keluarga. Menurut
pandangan sosiologis, keluarga adalah Lembaga sosial terkecil dari masyarakat.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia
sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keadaan keluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya anak dalam
menjalin proses belajarnya. Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh dalam belajar, terdiri dari tiga aspek,
yakni: a. Kondisi ekonomi keluarga.
b. Hubungan emosional orang tua dan anak. c. Cara mendidik anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terbentuknya suatu
pembelajaran yang efektif yang dimiliki oleh para siswa akan tumbuh tidak hanya dari faktor yang berasal dari kondisi belajar siswa yang
belajar. Proses pembelajaran yang efektif itu juga akan tumbuh diikuti dengan faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau lingkungan para
siswa tersebut yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi proses belajarnya, agar dia mudah dalam menangkap
dan memahami pelajaran dan juga mudah mengingat pelajaran tersebut.
e. Hakikat Belajar Ekonomi
Dalam realita kehidupan selalu dihadapkan pada masalah keinginan manusia untuk mencukupi segala kebutuhan kehidupannya.
Inilah yang merupakan inti pengertian ekonomi dalam kehidupan
17
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, cet. 1,h. 85.
sehari-hari. Itulah sebabnya, ilmu ekonomi perludipelajari sejak manusia mengenal kebutuhan demi kehidupan yang lebih baik.
Menurut etimologinya atau asal usul katanya, istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia. Istilah oikonomia
merupakan kata majemuk perpaduan dari 2 dua kata, yaitu oikos dan nomos
. Oikos artinya rumah, dan nomos artinya aturan. Jadi, secara etimologi ekonomi berarti aturan rumah tangga atau ilmu mengatur
rumah tangga”.
18
Hal yang dimaksud dengan rumah tangga pada pengertian di atas tidak hanya terbatas untuk rumah tangga keluarga, tetapi mencakupi
semua bentuk rumah tangga, seperti rumah tangga Negara, rumah tangga sekolah, rumah tangga organisasi, rumah tangga perusahaan
dan rumah tangga koperasi. Dalam rumah tangga keluarga, setiap manusia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhannya. Dengan
demikian, menurut pengertian sehari-hari ekonomi adalah kegiatan usahanya dalam memenuhi kebutuhan.
Menurut Frista Artmanda Widodo dalam kamus istilah ekonomi, “ekonomi yaitu ilmu yang meneliti tentang bagaimana orang-orang
memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang terbatas”.
19
Asfia Murni berpendapat bahwa, “ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya pengalokasian sumber daya yang tersedia
untuk mencapai kepuasan atau kemakmuran masyarakat. Aktifitas ekonomi meliputi produksi, konsumsi, pertukaran”.
20
Sedangkan menurut Abdul Aziz Wahab dkk, “ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kemakmuran”.
21
18
Abdul Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, cet. 11, h. 2
19
Frista Aritmanda Widodo, Kamus Istilah Ekonomi, Jombang: Lintas Media h. 114.
20
Asfia Murni, Ekonomi Makro, Bandung: PT Refika Aditama, 2006, cet. 1, h. 1.
21
Abdul Aziz Wahab, op. cit., h. 3.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemakmuran hidup seseorang akan tercapai apabila semua kebutuhan
hidupnya terpenuhi atau tercukupi. Untuk itu, orang harus melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan baik berupa tenaga, waktu
maupun materi uang. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan makan orang harus memperoleh beras, dan beras hanya bisa diperoleh dengan
cara melakukan kegiatan pertanian atau membelinya dengan mengorbankan sejumlah uang.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tanpa melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan, seseorang tidak akan dapat
mencukupi kebutuhan serta mencapai kemakmuran hidup. Hidup makmur merupakan dambaan setiap manusia. Orang giat bekerja
dengan pengorbanan tenaga dan waktu agar penghasilannya meningkat sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini
dilakukan dalam upaya mencapai kemakmuran. Orang dikatakan makmur apabila sebagian besar kebutuhannya dapat terpenuhi. Setiap
suatu kebutuhan terpenuhi akan tercapai kepuasan, dan kepuasan sifatnya hanya sementara karena akan muncul kebutuhan baru yang
menghendaki pemenuhan. Maka tanpa pengendalian diri manusia akan menjadi serakah selalu ingin memuaskan kebutuhan dirinya sendiri
tanpa memikirkan orang lain, bahkan dapat merugikan orang banyak. Pada bagian kebijakan ekonomi pembahasan tidak dimaksudkan
sebagai bidang kajian ekonomi bagian dari suatu ilmu sosial. Kebijakan ekonomi, atau ekonomi normatif berkaitan dengan aplikasi
hasil analisis ekonomi pengetahuan secara ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Dengan demikian kebijakan ekonomi
menangani bagaimana persoalan-persoalan ekonomi yang harus dipecahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu,
kebijakan ekonomi didasarkan pada nilai-nilai individu yang dikaitkan dengan cara yang baik secara moral untuk mengalokasikan sumber-
sumber yang langka itu bagi anggota masyarakat.