2.1.10 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dinyatakan dengan angka maksimal 100 seratus yang merupakan kriteria ketuntasan ideal. Sedangkan target
ketuntasan nasional yang diharapkan adalah 75. Satuan pendidikan dapat memulainya dari target ketuntasan minimal nasional untuk kemudian dinaikkan
secara bertahap Sudrajat, 2008: 3. KKM yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh SMP Negeri 41 Semarang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal menurut Sudrajat, 2008: 6-8 adalah sebagai berikut.
1 Tingkat kompleksitas, kesulitan kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Semakin
kompleks KD maka nilai semakin rendah, begitu pla sebaliknya semakin mudah KD, semakin tinggi nilainya.
2 Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah. Semakin tinggi daya pendukung, semakin
tinggi nilainya. 3 Tingkat kemampuan awal intake rata-rata siswa di sekolah yang
bersangkutan. Semakin tinggi intake, semakin tinggi nilainya.
2.1.11 Percaya diri
Percaya diri adalah suatu perilaku yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa. Dengan rasa percaya diri, siswa akan lebih aktif bertanya maupun
menjawab pertanyaan sehingga pengetahuan yang belum mereka ketahui dapat mereka peroleh dengan mudah. Menurut Tanaka 2014: 21-22 percaya diri adalah
perasaan percaya terhadap kemampuan yang dimiliki diri sendiri serta paham terhadap kelemahan dan kelebihan diri sendiri yang dibentuk dan dipelajari
melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya yang dalam hal ini berkaitan dengan penguasaan kemampuan komunikasi. Penyampaian ide atau
gagasan dalam proses pembelajaran juga membutuhkan rasa percaya diri, oleh karena itu rasa percaya diri siswa harus dilatih sedini mungkin agar terbentuk jiwa
yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan mampu berpendapat. Berdasarkan uraian di atas, indikator-indikator percaya diri yang
ditekankan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu favorable dan unfavorable. Berikut indikator favorable tersebut yaitu 1 mengarahkan atau
memerintah orang lain, 2 menggunakan kualitas suara yang disesuaikan dengan situasi, 3 mengekspresikan pendapat, 4 duduk dengan orang lain dalam
aktivitas sosial, 5 bekerja secara kooperatif dalam kelompok, 6 memandang lawan bicara ketika mengajak atau diajak bicara, 7 menjaga kontak mata selama
pembicaran berlangsung, 8 memulai kontak yang ramah dengan orang lain, 9 menjaga jarak yang sesuai antara diri sendiri dengan orang lain, dan 10 berbicara
dengan lancar, hanya mengalami sedikit keraguan Santrock, 2003: 338. Sedangkan indikator unfavorable skala psikologi tentang perilaku percaya diri
diantaranya adalah 1 merendahkan orang lain dengan cara menggoda memberi nama panggilan, dan menggosip, 2 menggerakkan tubuh secara dramatis atau
tidak sesuai konteks, 3 melakukan sentuhan yang tidak sesuai atau menghindari kontak fisik, 4 memberikan alasan-alasan ketika gagal melakukan sesuatu, 5
melihat sekeliling untuk memonitor orang lain, 6 membual secara berlebihan
tentang prestasi, keterampilan, penampilan fisik, 7 merendahkan diri secara verbal, depresiasi diri, 8 berbicara terlalu keras, tiba-tiba, atau dengan nada suara
yang dogmatis, 9 tidak mengekspresikan pandangan atau pendapat, terutama ketika ditanya, dan 10 memposisikan diri secara submisif. Santrock, 2003:
338.
2.2 Penelitian yang Relevan
1 Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Minggir Sleman Melalui Strategi Think-