Kemampuan Komunikasi Matematis Landasan Teori

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma- norma kelompok. 2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Aktif berperan sebagai turor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatkan kemampuan mereka dalam berpendapat. Sedangkan kelemahan pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai berikut. 1. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 2. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif 3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif 4. Menuntut sifat tertentu dari siswa misalnya sifat suka bekerja sama.

2.1.6 Kemampuan Komunikasi Matematis

Menurut Asikin 2001: 1, sebagaimana dikutip dalam Risky 2012 komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling berhubungan yang terjadi dalam lingkup kelas dimana terjadi pengalihan pesan. Komunikasi dalam matematika mencakup komunikasi secara tertulis maupun lisan. Komunikasi secara lisan dapat berupa kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Sedangkan komunikasi tertulis dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah Mahmudi, 2006: 177-178 Menurut NCTM 2000: 348, komunikasi matematis memungkinkan semua siswa untuk: mengatur dan menggabungkan pemikiran dan ide matematis dengan cara mengkomunikasikannya, mengkomunikasikan pemikiran matematis mereka dengan logis dan jelas kepada teman sebaya, guru, dan orang lain, menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis orang lain, menggunakan bahasa matematis untuk mengungkapkan ide matematis dengan benar. Menurut Tim PPG matematika 2005: 59, indikator yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematis adalah sebagai berikut. 1 Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram. 2 Mengajukan dugaan. 3 Melakukan manipulasi matematika. 4 Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi. 5 Menarik kesimpulan dari pernyataan. 6 Memeriksa kesahihan atau argumen. 7 Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Komunikasi matematis menurut Brenner 1998: 109, dapat terlihat sebagai tiga aspek yang dipisah yaitu sebagai berikut. 1 Communication about mathematics Merupakan proses dalam pengembangan kognitif individu, dalam hal ini siswa. 2 Communication in mathematics Dengan penggunaan bahasa dan simbol dalam menginterpretasikan matematika. Communication in mathematics mencakup dua kompetensi dasar yaitu sebagai berikut. a Mathematical register, yaitu kemampuan siswa dalam menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika, melalui kata kata, sintaksis, maupun frase , secara lisan maupun tertulis. b Representations, yaitu kemampuan siswa dalam menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, melalui gambar benda nyata, diagram, grafik, ataupun secara geometris. 3 Communication with mathematics Menyangkut penggunaan matematika oleh siswa dalam menyelesaikan masalah. Menurut Sumarmo 2006: 3-4, indikator komunikasi matematis atau komunikasi dalam matematika adalah sebagai berikut. 1 Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. 2 Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar. 3 Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam Bahasa atau simbol matematika. 4 Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5 Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan. 6 Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. Yang mendasari pemilihan indikator-indikator komunikasi matematis dalam penelitian ini adalah bahwa kemampuan komunikasi matematis yang ditekankan dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi tulis sehingga indikator yang dipilih adalah indikator yang sesuai dengan komunikasi tulis. Oleh karena itu, indikator komunikasi matematis secara tertulis adalah : 1 menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika melalui sintaksis, maupun frase secara tertulis, 2 menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika melalui gambar benda nyata, diagram, grafik, ataupun secara geometris, 3 menarik kesimpulan terhadap beberapa solusi, dan 4 memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi. Apabila siswa sudah memiliki kemampuan sesuai dengan indikator-indikator tersebut, maka siswa tersebut dikatakan telah memiliki tingkat kemampuan komunikasi matematis yang baik.

2.1.7 Alat Peraga Mandiri